Sabtu, 13 Februari 2016

makalah morfologi tumbuhan



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Morfologi tumbuhan ialah ilmu yang mempelajari struktur organ tumbuhan baik mengenal akar, daun, batang, buah, bunga, maupun bijinya. Morfologi tumbuhan tidak hanya menguraikan bentuk dan susunan tubuh tumbuhan saja, tetapi juga bertugas untuk menentukan apakah fungsi masing-masing bagian itu dalam kehidupan tumbuhan, dan selanjutnya juga berusaha mengetahui darimana asal bentuk dan susunan tubuh tersebut. Pada dasarnya tumbuhan terdiri atas tiga organ pokok, yaitu akar (radix), batang (caulis), dan daun (folium). Selain itu bagian lain dari tubuh tumbuhan dapat dikatakan sebagai turunan (derivat) dari salah satu atau dua bagian pokok tersebut yang telah mengalami perubahan bentuk, sifat dan fungsi.
Morfologi tumbuhan adalah ilmu yang mempelajari tentang bentuk dan susunan tumbuh tubuh tumbuhan yang berupa kormus. Kormus merupakan tubuh tumbuhan yang dengan nyata memperlihatkan diferensiasi dalam tiga bagian pokok, yaitu akar (radix), batang (caulis) dan daun (folium). Kormus hanya dimiliki oleh tumbuhan paku (Pteridophyta) dan tumbuhan biji (spermatophyte). Oleh karena itu para ahli  ilmu tumbuhan menempatkan kedua golongan tumbuhan tersebut dalam satu kelompok yang disebut tumbuhan kormus (Cormophyta).
Dalam morfologi tumbuhan kita dapat menegetahui organ-organ yang digunakan oleh tumbuhan baik itu berupa organum nutritivum maupun organum reproductivum yang mempunyai bentuk dan bagian-bagian tersendiri.

B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana mengetahui sejarah morfologi tumbuhan ?
2.      Bagaimana mengetahui integrasi tumbuhan dengan Al-quran ?
3.      Bagaimana mengetahui bagian-bagian yang termasuk kedalam alat hara?
4.      Bagaimana mengetahui bagian-bagian yang termasuk kedalam alat reproduksi ( Organ Reprodksi) ?

C.    Tujuan
1.      Untuk mengetahui sejarah dari morfologi tumbuhan.
2.      Untuk mengetahui intergrasi tumbuhan dengan Al-quran.
3.      Untuk mengetahui bagian-bagian yang termasuk kedalam alat hara.
4.      Untuk mengetahui bagian-bagian yang termasuk kedalam alat reproduksi ( Organ Reprodksi).




BAB II
PEMBAHASAN
A.    Sejarah Morfologi Tumbuhan
Ilmu Tumbuhan pada waktu sekarang telah mengalami kemajuan yang pesat, hingga bidang-bidang pengetahuan yang semula hanya merupakan cabang-cabang ilmu Tumbuhan saja, sekarang ini telah menjadi ilmu yang berdiri sendiri. Dari berbagai cabang ilmu tumbuhan yang sekarang telah berdiri sendiri adalah. Morfologi Tumbuhan. Morfologi Tumbuhan yang mempelajari bentuk dan susunan tubuh tumbuhan pun sudah demikian pesat perkembangannya hingga dipisahkan menjadi morfologi luar atau morfologi saja dan morfologi dalam atau anatomi tumbuhan.
Morfologi Tumbuhan diperkenalkan pertama kali oleh ilmuan yang berkebangsaan Jerman, yaitu Johann Wolfgang Von Goete pada tahun 1790. Sejarah perkembangan morfologi tumbuhan berpusat di Jerman, selain Goete tokoh lain yang paling berpengaruh antara lain yaitu : Wilhelm Hofmeister, Karl von Goebel, Walter Zimmermann, dan Wilhelm Troll. Metode yang digunakan oleh Goethe adalah Morfologi Konparatif atau tipologi yang berpandangan bahwa meskipun organ pada tumbuhan berbunga menunjukkan keragaman, terdapat sebuah bentuk rancangan dasar yang disebut Bauplan yang mendasari keberagaman bentuk tubuh tumbuhan tersebut. Studi morfologi di Jerman melibatkan perbedaan pandangan dan berdebatan oleh masing-masing ilmuan. Goethe yang hanya bisa menerima konsep jenis tumbuhan, sedangkan Zimmermann yang hanya menerima kelompok secara almi terbentuk melalui Evolusi serta berasal dari nenek moyang yang sama.
Pada saat yang sama, Agnes Albert pada tahun 1950 mempublikasikan kelompok alami tumbuan, yang berasal dari pandangan bahwa perkembangan tumbuhan  akan terjadi terus menerus. Sejak pertama kali di perkenalkan oleh Goethe sampai melalui sejarah perdebatan antar ilmuan, konsep morfologi tumbuhan telah berkembang dan diterima secara umum bahwa tumbuhan merupakan organisme yang berkembang melibatkan aspek dasar Botani, yaitu: Morfologi, Dimensi, fungsi, dan Anatomi, fungsinya punn berkembang selaras dengan Evolusi organisme moyangnya.  

B.     Integrasi Tumbuhan dengan Al-Qur’an. 
1.      Allah yang menumbuhkan tanaman dari air hujan
{وَهُوَ الَّذِي أَنْزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَخْرَجْنَا بِهِ نَبَاتَ كُلِّ شَيْءٍ فَأَخْرَجْنَا مِنْهُ خَضِرًا نُخْرِجُ مِنْهُ حَبًّا مُتَرَاكِبًا وَمِنَ النَّخْلِ مِنْ طَلْعِهَا قِنْوَانٌ دَانِيَةٌ وَجَنَّاتٍ مِنْ أَعْنَابٍ وَالزَّيْتُونَ وَالرُّمَّانَ مُشْتَبِهًا وَغَيْرَ مُتَشَابِهٍ انْظُرُوا إِلَى ثَمَرِهِ إِذَا أَثْمَرَ وَيَنْعِهِ إِنَّ فِي ذَلِكُمْ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ} [الأنعام: 99]
“Dan dialah yang menurunkan air hujan dari langit, lalu kami tumbuhkan dengan air itu segala macam tumbuh-tumbuhan, maka kami keluarkan dari tumbuh-tumbuhan itu tanaman yang menghijau. kami keluarkan dari tanaman yang menghijau itu butir yang banyak; dan dari mayang korma mengurai tangkai-tangkai yang menjulai, dan kebun-kebun anggur, dan (Kami keluarkan pula) zaitun dan delima yang serupa dan yang tidak serupa. perhatikanlah buahnya di waktu pohonnya berbuah dan (perhatikan pulalah) kematangannya. Sesungguhnya pada yang demikian itu ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman.” [Al-An'aam:99]
     Dan dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang tidak berjunjung, pohon korma, tanam-tanaman yang bermacam-macam buahnya, zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya) dan tidak sama (rasanya). makanlah dari buahnya (yang bermacam-macam itu) bila dia berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya (dengan disedekahkan kepada fakir miskin); dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan. [Al-An'aam:141]
     Maka kami tumbuhkan dengan air hujan itu berjenis-jenis dari tumbuh-tumbuhan yang bermacam-macam. [Thaahaa:53]
     Dan kami turunkan dari awan air yang banyak tercurah, Supaya kami tumbuhkan dengan air itu biji-bijian dan tumbuh-tumbuhan, Dan kebun-kebun yang lebat. [An-Naba': 14-16]
     Dia-lah, yang Telah menurunkan air hujan dari langit untuk kamu, sebahagiannya menjadi minuman dan sebahagiannya (menyuburkan) tumbuh-tumbuhan, yang pada (tempat tumbuhnya) kamu menggembalakan ternakmu. Dia menumbuhkan bagi kamu dengan air hujan itu tanam-tanaman; zaitun, korma, anggur dan segala macam buah-buahan. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memikirkan. [An-Nahl: 10-11]
Gambar yang diklaim sebagai bukti kebesaran Allah, bukti kebenaran tafsir surat Ar-rahman     Dan kami tumbuhkan untuk dia sebatang pohon dari jenis labu. [Ash-Shaaffaat:146]

                                          Ini gambar yang dijadikan rujukan                                                    sebagai tafsir dari salah satu ayat dari surat                             Ar-Rahman:
                                               Maka apabila langit telah terbelah dan                                                menjadi merah mawar seperti (kilapan)                                                               minyak. (Ar-Rahman 37)
Dikatakan bahwa gambar ini, yang merupakan hasil tangkapan dari Teleskop ruang angkasa Hubble, menunjukkan bahwa jika nanti bintang meledak, maka hasilnya adalah warna merah seperti mawar. Bahkan dalam beberapa email yang beredar, dinyatakan bahwa seharusnya gambar ini, - sebuah nebula -, seharusnya dinamai 'Oily Red Rose Nebula' (Nebula Mawar Merah yang Berkilap), agar sesuai dengan arti ayat di atas.






C.    Bagian- bagian Tumbuhan
1.    Alat Hara (Organum Nutritivum)
a.    Akar  (Radix).
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjVsRYj4va-FXqds6-MmCGgClGiCc3-LJvLf585giVXHeJfRppS3ttZQ7r10_l4k5-bcx_6ush1axjTcwBXxXZ90ZGAHpW2u4gTpW8BdEX4uGdcVmBwwzf0LsqL8st3oY5E3GkvjOtNObA/s320/bagian+akar+tumbuhan.png




Akar adalah bagian pokok di samping batang dan daun bagi tumbuhan yang tubuhnya telah merupakan kormus. Akar biasanya mempunyai sifat-sifat berikut :
a.    Merupakan bagian tumbuhan yang biasanya terdapat didalam tanah, dengan arah tumbuh kepusat bumi (geotrof) atau menuju ke air (hidrotrof), meninggalkan udara dan cahaya.
b.    Tidak terbuku-buku, jadi juga tidak beruas dan tidak mendukung daun-daun atau sisik-sisik maupun bagian-bagian lainnya.
c.    Warna tidak hijau, biasanya keputih-putihan atau kekuning-kuningan.
d.   Tumbuh terus pada ujungnya, tetapi umumnya pertumbuhannya masih kalah jika dibandingkan dengan batang.
e.    Bentuknya seringkali meruncing, hingga lebih muda untuk menembus tanah.

     Akar bagi tumbuhan mempunyai tugas untuk :
a.    Memperkuat berdirinya tumbuhan
b.    Untuk menyerap air dan zat-zat makanan yang terlarut didalam air tersebut, dari dalam tanah.
c.    Mengangkut air dan zat-zat makanan terlarut ke tempat-tempat pada tubuh tumbuhan yang membutuhkan.
d.   Kadang-kadang senbagi tempat unuk penimbunan makanan
     Pada akar umumnya dapat dibedakn bagian-bagian berikut :
a.    Leher akar atau pangkal akar (collum), yaitu bagian akar yang bersambungnan dengan pangkal batang
b.    Ujung akar (afex radicis), bagian akar yang paling muda terdiri atas jaringan-jaringan yang masih dapat mengadakan pertumbuhan
c.    Batang akar (corvus radicis), bagian akar yang terdapat antara leher akar dan ujungnya.
d.   Caban-cabang akar (radix lateralis), yaitu bagian-bagian akar yang tak langsug bersambungan dengan pangkal batang, tetapi keluar dari akar pokok, dan masing-masing dapat mengadakan percabangan lagi.
e.    Serabut akar (febrilla radicalis), cabang-cabang akar yang halus-halus dan berbentuk serabut
f.     Rambut-rambut akar atau bulu-bulu akar (pilus radicalis), yaitu bagian akar ynag sesungguhnya hanyalah merupakan penonjolan sel-sel kulit luar akar yang panjang. Bentuknya seperti bulu atau rambut, oleh sebab itu dinamakan rambut akar atau bulu akar . dengan adanya rambut-rambut akar ini bidang penyerapan akar menjadi  amat diperluas, sehingga lebih banyak air dan zat-zat makanan yang dapat dihisap.
g.    Tudung akar (calyptra), yaitu bagian akar yang letaknya paling ujung, teriri atas jaringan yang berguna untuk melindungi ujung akar yang masih muda dan lemah.
           Pada tumbuhan lazimnya dibedakan atas dua macam sistem perakaran yaitu :
a.    Sistem akar tunggang, jika akar lembaga tumbuh terus menjadi akar pokok yang bercabang-cabang menjadi akar-akar yang lebih kecil. Akar pokok yang berasal dari akar lembaga disebut akar tunggang (radix primaria). Susunan akar yang demikian ini biasa terdapat pada tumbuhan biji belah (Dicotyledoneae) dan tumbuhan biji telanjang/terbuka (gymnospermae)
b.    Sistem akar serabut, yaitu jika akar tembaga dalam perkembangan selanjutnya mati atau kemudian disusun oleh sejumlah akar yang kurang lebih sama besar dan semuanya keluar dari pangkal batang. Akar-akar ini karena bukan berasal dari calon akar yang asli dinamakan akar liar, bentuknya seperti serabut, oleh karena itu dinamakan akar serabut (Radix adventicia) .
               Melihat percabangan dan bentuknya akar tunggang dibedakan      dalam :
1.      Akar tunggang yang tidak bercabang atau sedikit bercabang, dan jika ada cabang-cabangnya biasanya cabang-cabang ini terdiri atas akar-akar yang halus berbentuk serabut. Akar tunggang yang bersifat demikian seringkali berhubungan dengan fungsinya sebagai tempat penimbunan zat makanan cadangan lalu mempunyai bentuk yang istemewa, misalnya :
a.       Berbentuk sebagai tombak (fisiformis), pangkalnya besar meruncing keujung dengan serabut-serabut akar sebagai percabangan, biasanya menjadi tempat penimbunan makanan, misalnya akar lobak (Raphanus sativus. L), wortel (Daucus carotai I.). berdasarkan bentuknya akar ini dinamakan pula akar tombak atau akar pena.
b.      Berbentuk gasing (napiformis), pangkal akar besar membulat, akar-akar serabut sebagai cabang hanya pada ujung yang sempit meruncing, seperti terdapat pada bengkoang (Ppachyrrhizus erocus urb.) dan biet (Beta vulgaris L.). menurut bentuknya dinamakan akar gasing.
c.       Berbentuk benang (filiformis), jika akar tunggang kecil panjang seperti akar serabut saja dan juga sedikit sekali bercabang, misalnya pada keratok (Phaseolus. L).
2.      Akar tunggang yang bercabang (Ramosus). Akar tunggang ini berbentuk kerucut panjang, tumbuh lurus kebawah, bercabang-cabang banyak, dan cabang cabangnya bercabang lagi, sehingga dapat memberi kekuatan yang lebih besar terhadap batang, dan juga daerah perakaran menjadi amat luas, hingga dapat diserap air dan zat-zat makanan yang lebih banyak. Susunan akar yang demikian terdapat pada pohon-pohon yang ditanam dari biji.
           Mengenai akar-akar pada sistem akar serabut dapat dikemukakan hal-hal seperti berikut :
a.       Akar yang menyusun akar serabut kecil-kecil berbentuk benang, misalnya pada padi (Oryza sativa L. ).
b.        Akar-akar serabut kaku keras dan cukup besar seperti tambang, misalnya pada pohon kelapa (Cocos nucifera L.).
c.         Akar serabut besar-besar, hampir sebesar lengan, masing-masing tidak banyak memperlihatkan percabangan, misalnya pada pandan (Pandanus tectorius ).
         Berhubungan dengan cara- cara hidup yang harus disesuaikan dengan keadaan- keadaan tertentu, pada berbagai jenis tumbuhan kita dapati akar- akar yang mempunyai sifat dan tugas khusus, misalnya :
a.       Akar udara atau akar gantung (radix aereus ). Akar ini keluar dari bagian-bagian diatas tanah, menggantung diudara dan tumbuh kearah tanah. Bergantung pada tingginya, tempat permukaan keluarnya, akar gantung dapat amat panjang (sampai 30 m). Selama masih menggantung akar ini hanya dapat menolong menyerap air dan zat gas dari udara, dan sering kali mempunyai jaringan khusus untuk menimbun air atau udara yang biasa disebut valamen misalnya akar anggrek kala jengkin arahnis flosaeris, tetapi setelah mencapai tanah, bagian yang masuk ketanah akan menyerap air dan zat makanan dari tanah.Bagian yang diatas tanah seringkali berubah menjadi batang misalnya pada Beringin (Ficus benjamina L.)
b.      Akar penggerek atau akar penghisap (haustorium ) yaitu akar-akar yang terdapat pada tumbuhan yang hidup sebagai parasit dan berguna untuk menyerap air maupun zat makanan dari inangnya contohnya benalu ( Loranthus ) yang berupa akar penggerek yang menembus kulit batang inangnya sampai kebagian kayu. Dapat pula hanya merupakan akar-akar yang pendek yang melekat pada tuan rumahnya, tetapi juga menghisap air dan zat-zat makanan, contohnya pada endak-endak cacing ( Cuscutha australia R .Br ).
c.       Akar pelekat ( radix aldigans ) akar-akar yang keluar dari buku batang tumbuhan memanjat dan berguna untuk menempel pada penunjangnya saja, contohnya pada lada (Piper nigrum .L ), sirih (Piper betle. L )
d.      Akar pembelit ( cirrhus radicalis ) juga untuk memanjat, tetapi dengan memeluk penunjangnya contohnya pada panili ( Vanila planifolia L. )
e.       Akar nafas ( pneumatophora ) yaitu cabang-cabang akar yang tumbuh tegas lurus keatas hingga muncul kepermukaan tanah atau air tempat tumbuhnya tumbuhan .Akar ini mempunyai banyak ilang-ilang atau celah-celah (pneumathoda) untuk jalannya masuk udara yang diperlukan dalam pernapasan ,karena tumbuhan ini biasa hidup ditempat –tempat yang didalam tanah sangat kekurangan oksigen contohnya pada bogem (Sonneratia ) dari kayu api ( Avicennia ).
f.       Akar tunjang yaitu akar-akar yang tumbuh dari bagian bawah batang kesegala arah dan seakan-akan menunjang batang ini jangan sampai rebah ,karena batang  tumbuhan yang mempunyai akar demikian ini terdapat diatas tanah atau air ,batang beserta akar-akar tunjang ini memberikan kesan seperti orang naik diatas egrang oleh sebab itu  disering  akar egrang.
g.      Akar lutut yaitu akar tumbuhan atau lebih tepat jika dikatakan bagian akar yang tumbuh keatas kemudian membengkok lagi masuk kedalam tanah. Sehingga membentuk gambaran seperti lutut sdibengkokkan contohnya pada pohon tanjang ( Bruguiera parvifolia W.et.A )
h.      Akar banir yaitu akar yang berbentuk seperti papan-papan yang dilettakan miring untuk memperkokoh berdirinya  batang pohon yang tinggi besar contohnya pada sukun ( Artocarpus communis G.Frost ), kenari ( Canarium commune L ).
b.   Batang ( Caulis)

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjfrey5yz-2gYMQ-GHX79zxlckvYF2ItyGrMvndgW8uhKDFQ50QdolCyz24NwtU9WQJolPW4x3wDcEy_DhSA4xvR7WGaId7vtIsZ2JkEWijzewKu9kAoU9ArccT7vFLRWoHJLIV6RedMNY/s320/BATANG.jpg
Batang merupakan bagian dari tumbuhan yang amat penting, dan mengingat serta kedudukan batang bagi tubuh tumbuhan, batang dapat disamakan dengan sumbu tubuh tumbuhan.
                   Pada umumnya batang mempunyai sifat-sifat berikut:
a.       Umumnya berbentuk panjang bulat seperti silinder atau dapat pula mempunyai bentuk lain, akan tetapi selalu bersifat aktinomorf, artinya dapat dengan sejumlah bidang dibagi menjadi dua bagian yang setangkup.
b.      Terdiri atas ruas-ruas yang masing-masing dibatasi buku-buku dan pada buku-buku inilah terdapat daun.
c.       Biasanya tumbuhnya ke atas, menuju cahaya atau matahari
d.      Ujungnya selalu bertambah panjang.
e.       Mengadakan percabangan.
f.       Umumnya tidak berwarna hijau kecuali tumbuhan yang umurnya pendek.
Sebagain tubuh tumbuhan, batang mempunyai fungsi untuk :
a.       Mendukung bagian-bagian tumbuhan seperti daun, bunga, dan buah.
b.      Dengan percabanganya memperluas bidang asimilasi.
c.       Sebagai jalan pengangkutan air dan zat- zat makanan dari bawah ke atas dan sebagai jalan pengangkutan hasil-hasil asimilasi dari atas ke bawah.
d.      Menjadi tempat penimbunan zat-zat asimilasi makanan cadangan.
Pada tumbuhan, ada di antaranya yang jelas kelihatan batangnya, tetapi ada pula yang tampaknya tidak berbatang.
a.        Tumbuhan Yang Tidak Berbatang (Planta acaulis)
Batang tumbuhan ini amat pendek, semua daunnya seakan-akan keluar dari bagian atas akarnya dan tersusun rapat sehingga batangnya tidak tampak. Contoh : Lobak (Raphanus sativus L.).
b.      Tumbuhan Yang Jelas Berbatang
            Batang tumbuhan dapat dibedakan sebagai berikut :
a.       Batang basah (herbaceus), yaitu batang yang lunak dan berair. Contohnya batang bayam (Amaranthus spinosus L.)
b.      Batang berkayu (lignosus), yaitu batang yang biasa keras dan kuat karena sebagian besar terdiri atas kayu yang terdapat pada pohon- pohon dan semak- semak pada umumnya . Pohon adalah tumbuhan yang tinggi besar, batang berkayu dan bercabang jauh dari permukaan tanah, contohnya batang mangga (Mangifera indica L.). Sedang semak adalah tumbuhan yang tak seberapa besar, batang berkayu, bercabang- cabang dekat permukaan tanah atau malahan dalam tanah,  contohnya Sidaguri (Sidahombifolia L.)
c.       Batang rumput (calmus), yaitu batang yang tidak keras, mempunyai ruas- ruas yang nyata dan sering kali berongga. Contohnya batang Padi (Oryza sativa L.)
d.      Batang mendong (calamus), seperti batang rumput tetapi mempunyai ruas- ruas yang lebih panjang. Contohnya pada batang mendong (Fimbristylis globulosa Kunth).
Ø  Bentuk Batang
Tumbuhan biji belah (Dicotyledoneae) pada umumnya pada umumnya mempunyai batang yang dibagian bawahnya lebih besar dan ke ujung semakin mengecil, jadi batangnya dapat dipandang sebagai suatu kerucut atau limas yang amat memanjang yang dapat mempunyai percabaangan atau tidak. Tumbuhan biji tunggal (Monocotyledoneae) sebaliknya mempunyai batang yang dari pangkal sampai ke ujung hampir tak ada perbedaan besarnya. Hanya pada golongan saja yang pangkalnya tampak membesar, tetapi selanjutnya ke atas tetap sama. Seperti terlihat pada bermacam- macam palma (Palmae).
        Adapun macam- macam bentuk batang, yaitu:
a.      Bulat (teres). Contohnya bambu (Bambusa sp)
b.      Bersegi (angularis) :
· Bangun segitiga (tringularis) contohnya batang teki (Cyperus rotundus)
· Segi empat (quadrangularis), contohnya pada batang markisah (Passiflora qudadrangularis L.), iler (Coleus scutellarioides Benth).
c.       Pipih :
· filokladia contohnya pada Muehlenbeckia platyclada Meissn.
· kladodia contohnya kaktus (Opuntia vulgaris Mill.).
Dilihat permukaanya, batang tumbuh-tumbuhan juga memperlihatkan sifat yang bermacam-macam seperti :
a.    Licin (leavis). Contoh Batang jagung (Zea mays L.).
b.    Berusuk (costatus). Contoh pada iler (Coleus scutellarioides Benth.),
c.    Beralur (sulcatus). Contohnya pada Cereus peruvianus (L). Haw.
d.   Bersayap (alatus) contohnya pada markisah (Passiflora quadrangularis L.)
e.    Berambut (pilosus) pada tembakau (Nicotiana tabacum L.)
f.     Berduri (spinosus) pada mawar (Rosa sp)
g.    Memperlihatkan bekas-bekas daun, misalnya pada papaya (Carica papaya L.)
h.    Memperlihatkan bekas-bekas daun penumpu , misalnya pada keluwih (Artocarpus communis Forst)
i.      Memperlihatkan banyak lentisel, misalnya pada sengon (Albizzia stipulata Boiv) Lepasnya kerak (bagian kulit batang yang mati) misalnya pada jambu biji (Psidium guajava L.).
Ø  Arah Tumbuh Batang
Walaupun seperti telah dibahas sebelumnya bahwa batang umumnya tumbuh ke arah cahaya, meninggalkan tanah dan air, tetapi mengenai arahnya dapat memperlihatkan variasi dan bertalian dengan sifat ini dibedakan batang yang tumbuhnya :
a.    Tegak lurus (erectus), yaitu jika arahnya lurus ke atas, misalnya papaya (Carica papaya L.),
b.    Menggantung (dependens, pendulus), misalnya jenis Anggrek (Orchidaceae) dan Zebrina pendula Schnitzl.
c.    Berbaring, misalnya pada semangka (Citrullus vulgaris Schrad.),
d.    Menjalar atau merayap (repens), misalnya batang ubi jalar (Ipomoea batatas Poir.),
e.    Serong ke atas/ condong (ascendens), misalnya pada batang kacang tanah (Arachis hypogaea L.),
f.     Mengangguk (nutans) misalnya pada bunga matahari (Helianthus annus L.),
g.    Memanjat (scandens), tumbuh dengan menggunakan penunjang. Penunjang dapat berupa benda mati ataupun tumbuhan lain, dan pada waktu naik keatas batang menggunakan alat-alat khusus untuk "berpegangan" pada penunjangnya ini, misalnya dengan: 
·      Akar pelekat, contohnya sirih (Piper betle L.),
·      akar pembelit, misalnya panili (Vanilla planifolia Andr.),
·      cabang pembelit, misalnya anggur (Vitis vinifera L.),
* daun pembelit misalnya kembang sungsang (Gloriosa superba L.), h. Membelit (Volubilis).
Menurut arah melilitnya dibedakan lagi menjadi batang yang:
a.    Membelit ke kiri (sinistrorsum volubilis). Misalnya pada kembang telang (Clitoria ternatea L.),
b.    Membelit ke kanan (dextrorsum volubilis). Contohnya gadung (Dioscorea hispida Dennst).
Ø  Percabangan Pada Batang
Cara percabangan batang ada bermacam-macam, biasanya dibedakan tiga macam cara percabangan, yaitu :
1.    Monodial yaitu batang pokok selalu tampak jelas, karena lebih besar dan lebih panjang daripada cabangnya, misalnya pada pohon cemara (Casuarina equisetifolia L.),
2.    Simpodial, batang pokok sukar dibedakan dengan cabangnya. Contohnya pada sawo manila (Achras zapota L.),
3.    Menggarpu atau dikotom, yaitu cara percabangan yang batangnya setiap kali bercabang menjadi dua cabang yang sama besarnya. Misalnya pada paku andam (Gleichenia linearis).
Cabang besar yang biasanya langsung keluar dari batang pokoknyu disebut dahan (ramus) sedang cabang – cabang yang kecil dinamakan ranting (ramulus).
Cabang dapat dibedakan menjadi :
a.       Geragih (flagellum, stolo) yaitu cabang–-cabang yang tumbuh merayap dan dari buku – bukunya keatas keluar tunas baru dan kebawah tumbuh akar- akar. Cabang ini dibedakan lagi menjadi :
·         merayap diatas tanah, ch. pada daun kaki kuda (Centella asiatica)
·         merayap didalam tanah, ch. teki (Cyperus rotundus).
b.      Wiwilan atau tunas air (Virga singularis)yaitu cabang yang biasanya tumbuh cepat dengan ruas-ruas yang panjang dan seringkali berasal dari kuncup yang tidur atau kuncup-kuncup liar, ch. kopi (Coffea sp).
c.       Sirung panjang (Virga) yaitu cabang – cabang yang biasanya merupakan pendukung daun-daun dan mempunyai ruas-ruas yang cukup panjang. Cabang ini mandul (steril).
d.      Sirung Pendek (virgula atau virgulla sucrescens),cabang-cabang kecil dengan ruas-ruas yang pendek yang selain pendukung daun juga pendukung bunga dan buah, cabang ini biasanya subur (fertil).
            Arah tumbuh cabang dibedakan sebagai berikut:
a.       Tegak (fastigiatus) yaitu jika sudut antara batang dengan cabang amat kecil sehingga arah tumbuh cabang hanya pada pangkalnya saja, ch. Coffea sp.
b.      Condong keatas (patens) jika cabang dengan batang pokok membentuk sudut kurang lebih 45′, ch. pohon cemara (Casuarina equasetifolia).
c.       Mendatar (horizontalis) cabang dgn batang membentuk sudut 90′, ch. Ceiba petandra.
d.      Terkulai (declinatus), jika cabang pada pangkalnya mendatar tetapi lalu ujungnya melengkung kebawah, ch. Coffea robusta.
e.       Bergantung (pendulus) yaitu cabang-cabang yang tumbuhnya kebawah ch. cabang – cabang tertentu pada Salix sp.
Berdasarkan Panjang atau pendeknya umur dari suatu tumbuhan maka tumbuhan dibedakan menjadi :
a.       Tumbuhan annual (anuus) yaitu tumbuhan yang umurnya pendek, umurnya kurang dari satu tahun sudah mati, ch. tumbuhan palawija.
b.      Tumbuhan bienial (biennis) yaitu tumbuhan tumbuh sampai menghasilkan biji (keturunan baru) memerlukan waktu dua tahun, ch. biet (Beta vulgaris L).
c.       Tumbuhan menahun atau tumbuhan keras yaitu tumbuhan dapat mencapai umur sampai puluhan atau ratusan tahun, ch. golongan semak, perdu atau pohon.
               Pada umumnya batang mempunyai sifat-sifat berikut :
1.    Umumnya berbentuk panjang bulat seperti silinder atau dapat pula mempunyai bentuk lain, akan tetapi selalu bersifat aktinomorf.
2.    Terdiri atas ruas-ruas yang masing-masing dibatasi oleh buku-buku dan pada buku-buku inilah terdapat daun.
3.    Biasanya tumbuh ke atas menuju cahaya atau matahari (bersifat fototrop atau heliotrop)
4.    Selalu bertambah panjang di ujungnya, oleh sebab itu sering dikatakan, bahwa batang mempunyai pertumbuhan yang tidak terbatas.
5.    Mengadakan percabangan dan selama hidupnya tumbuhan, tidak digugurkan, kecuali kadang-kadang cabang atau ranting yang kecil.
6.    Umumnya tidak berwarna hijau, kecuali tumbuhan yang umurnya pendek, misalnya rumput dan waktu batang masih muda.
c.    Daun (Folium)
Daun merupakan suatu bagian tumbuhan yang penting dan pada umumnya, setiap tumbuhan mempunyai sejumlah besar daun. bagian ini hanya terdapat pada batang saja dan tidak pernah terdapat pada bagian lain pada tubuh tumbuhan. Bagian batang tempat duduknya atau melekatnya daun dinamakan buku-buku (nodus) batang, dan tempat diatas daun yang merupakan sudut antara batang dan  daun dinamakan ketiak daun (axisilla).  Daun biasanya tipis melebar kaya akan suatu zat hijau yang dinamakan klorofil. Oleh karena itu daun biasanya berwarna hijau yang menyebabkan tumbuhan atau daerah-daerah yang ditempati tumbuh-tumbuhan nampak hijau pula. Bagian tumbuhan ini mempunyai umur yang terbatas, akhirnya akan runtuh dan meninggalkan bekas pada batang.  Pada waktu akan truntuh, warna daun berubah menjadi kekuning-kuningan dan akhirnya menjadi pirang. Jadi daun yang lebih tua, kemudian mati dan runtuh dari batang mempunyai warna yang berbeda dengan daun yang masih segar. Perbedaan warna ini kita lihat pula bila kita membandingkan warna antara warna daun yang masih muda dan daun yang sudah dewasa. Daun yang muda berwarna hijau muda keputih-putihan, kadang juga ungu atau kemerah-merahan, sedangkan yang sudah dewasa berwarna hijau sungguh.
Daun merupakan salah satu organ tumbuhan yang tumbuh dari batang, umumnya berwarna hijau (mengandung klorofil) dan terutama berfungsi sebagai penangkap energi dari cahaya matahari melalui fotosintesis. Daun merupakan organ terpenting bagi tumbuhan dalam melangsungkan hidupnya karena tumbuhan adalah organisme autotrof obligat, ia harus memasok kebutuhan energinya sendiri melalui konversi energi cahaya menjadi energi kimia.
Ø  Bentuk Daun (Morfologi)
Bentuk daun sangat beragam, namun biasanya berupa helaian, bisa tipis atau tebal. Gambaran dua dimensi daun digunakan sebagai pembeda bagi bentuk-bentuk daun. Bentuk dasar daun membulat, dengan variasi cuping menjari atau menjadi elips dan memanjang. Bentuk ekstremnya bisa meruncing panjang.
Daun juga bisa bermodifikasi menjadi duri (misalnya pada kaktus), dan berakibat daun kehilangan fungsinya sebagai organ fotosintetik. Daun tumbuhan sukulen atau xerofit juga dapat mengalami peralihan fungsi menjadi organ penyimpan air. Daun tua telah kehilangan klorofil sebagai bagian dari penuaan. Warna hijau pada daun berasal dari kandungan klorofil pada daun. Klorofil adalah senyawa pigmen yang berperan dalam menyeleksi panjang gelombang cahaya yang energinya diambil dalam fotosintesis. Sebenarnya daun juga memiliki pigmen lain, misalnya karoten (berwarna jingga), xantofil (berwarna kuning), dan antosianin (berwarna merah, biru, atau ungu, tergantung derajat keasaman). Daun tua kehilangan klorofil sehingga warnanya berubah menjadi kuning atau merah (dapat dilihat dengan jelas pada daun yang gugur).
Ø  Fungsi Daun
1.      Tempat terjadinya fotosintesis
          Fotosintesis adalah proses pembuatan makanan pada tumbuhan hijau dengan bantuan cahaya matahari. Salah satu proses Fotosintesis tumbuhan terjadinya pada daun.
2.      Sebagai organ pernapasan atau respirasi. 
         Pada daun terdapat stomata atau mulut daun dimana merupakan saluran pernafasan tempat daun menghirup CO2 dari udara dan membuang O2 ke udara.
3.      Tempat terjadinya transpirasi.
         Transpirasi adalah proses menguapnya air dari tumbuhan. Proses transpirasi tumbuhan terjadi melalui stomata atau mulut daun yang terdapat pada permukaan daun, terutama pada permukaan daun bagian bawah. Transpirasi biasanya terjadi pada siang hari dengan bantuan sinar matahari. 
4.      Tempat terjadinya gutasi.
         Gutasi adalah proses pelepasan air dalam bentuk cair dari jaringan daun. Gutasi terjadi saat kondisi penyerapan air tinggi namun laju transpirasi rendah ataupun saat kelembaban udara tinggi sehingga penguapan air sulit terjadi. Gutasi biasanya terjadi pada malam hari dimana tetesan air yang terkumpul di daun akibat gutasi biasanya di anggap sebagai embun.
5.      Alat reproduksi vegetatif. 
         Daun juga berfungsi sebagai alat perkembangbiakan vegetatif. Contoh yang paling mudah adalah pada perkembang biakan daun cocor bebek dan tanaman akasia.
Ø  Struktur Jaringan Penyusun daun
          Daun berbentuk pipih melebar dan berwarna hijau. Daun ditopang oleh tangkai daun. Tangkai daun berhubungan dengan tulang daun. Tulang daun bercabang-cabang membentuk jaring jaring pembuluh angkut. Struktur daun dibedakan atas struktur luar dan struktur dalam.
a.      Struktur Jaringan luar Daun
             Secara morfologi daun terdiri dari:
·         Helaian daun ( lamina ).
·         Tangkai daun ( petiolus ), terdapat bagian yang menempel pada batang     disebut pangkal tangkai daun. Ada tumbuhan tertentu yang daunnya    tidak bertangkai daun, misalnya rumput.
·         Pelepah daun ( folius ), pada tumbuhan monokotil pangkal daun pipih     dan lebar serta membungkus batangnya. Misalnya: pelepah daun pisang    dan pelepah daun talas.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiYO7zrFZIJwta6AmEGbuBoPzuZbugZEKen76zqOq_K9XioyWvOjFoT3G4cifcApjQU2JdmxZED-N7A-DAk_z3w13ByHE4yzY1Q8FVieJzyAPHYboFW5ZdtglnYfkAy3MiKrkHLql5sGeI/s1600/struktur+Luar+Daun.gif
Gambar   Struktur luar daun.
               Daun yang memiliki ketiga bagian tersebut disebut daun sempurna, misalnya daun pisang dan daun talas. Daun yang tidak memiliki satu atau lebih bagian daun disebut daun tidak sempurna, misalnya daun mangga dan daun jambu.
              Pada lembaran permukaaan daun terdapat tulang atau urat daun. Tipe tulang daun ada empat macam, yaitu :



1.       Menyirip, misalnya pada daun mangga.
2.       Menjari, misalnya pada daun pepaya.
3.       Melengkung, misalnya pada daun gadung.
4.       Sejajar, misalnya pada daun jagung.
           Tumbuhan dikotil umumnya memiliki daun dengan susunan tulang daun menyirip dan menjari. Sedangkan tumbuhan monokotil memiliki daun dengan susunan tulang daun sejajar atau melengkung.
b.      Struktur Jaringan dalam Daun 
1.      Epidermis Daun 
            Epidermis berupa satu lapis sel yang dindingnya mengalami penebalan dari zat kutin (kutikula) atau kadang dari lignin. Pada epidermis terdapat stomata (mulut daun) yang diapit oleh dua sel penutup. Stomata ada yang terletak di permukaan atas saja, misalnya pada tumbuhan yang daunnya terapung (pada daun teratai), ada yang di permukaan bawah saja, dan ada pula yang terdapat di kedua permukaan daun (atas dan bawah). Tanaman Ficusempunyai epidermis yang tersusun atas dua lapis sel. Alat-alat tambahan yang terdapat di antara epidemis daun, antara lain trikoma (rambut) dan sel kipas. Bentuk epidermis dan stomata dapat Anda amati pada Gambar 2. dan 3.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg79FvXet6keZ35SpgiLxT55WDSQACOp89uvIfSnpX7cj9JCUrrbl0qK0TyiVxiBoshxLDWQbuirdwWudakWhR9Xt4SFbKnV6foAuEcegPPhmrYasYp5bAcDK5nH-bdTSu6BNmD8aLl27c/s1600/Epidermis+dengan+stomata.gif
Gambar 2. Epidermis dengan stomata
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjbFfpnU40v64XMVIWbZNd7_2wnHL7fL-ObaNaBOHVsNNiVs9lSjs5byFIgstTWLq6ETr-6GRKrm4DbT7lZp_a8DleeQirSNMms52rUgmwxeTDSaGSf8diN0jxDfoFVJNLk19ZFzogOcUU/s1600/Penampang+melintang+stomata.gif
Gambar 3.
Penampang melintang stomata

2.      Mesofil Daun (Jaringan dasar)
             Mesofil terdiri dari sel-sel parenkim yang tersusun renggang dan banyak ruang antarsel. Pada kebanyakan daun Dikotil, mesofil terdiferensiasi menjadi parenkim palisade (jaringan tiang) dan parenkim spons (jaringan bunga karang). Sel-sel palisade bentuknya memanjang, mengandung banyak kloroplas, dan tersusun rapat. Parenkim spons bentuknya tidak teratur, bercabang, mengandung lebih sedikit kloroplas, dan tersusun renggang.
3.      Berkas Pengangkut Daun
             Berkas pengangkut terdapat pada tulang daun yang berfungsi sebagai alat transpor dan sebagai penguat daun.
4.      Jaringan Tambahan Daun
             Jaringan tambahan meliputi sel-sel khusus yang umumnya terdapat pada mesofil daun, misalnya sel-sel kristal dan kelenjar.
             Adapun perbedaan struktur jaringan penyusun daun Monokotil dan Dikotil tersebut dengan lebih rinci.
1.      Struktur Jaringan Penyusun Daun Dikotil 
             Bentuk daun Dikotil bermacam-macam, bertangkai daun, dan urat daunnya menyirip atau menjari. Struktur daun Dikotil dapat Anda amati pada Gambar 4.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgoNuo_gkAGciCbOFCAWG_jRhc-s_EVC7_nNweAGJ5V1LiCClf2cBEUhitWXgreEYgGTPzYR_HX4AoYfTXJNUJjT2PzkvGK-B58rLpDEZHlLFinIRcoWK9Mns-Y3F0uKXqWrNxDYm66fQo/s400/Struktur+jaringan+daun+dan+urat+daun+tumbuhan+Dikotil.gif
Gambar 4.
Struktur jaringan daun dan urat daun tumbuhan Dikotil
               Adapun macam jaringan daun Dikotil, letak, fungsi, dan ciri-ciri dijelaskan dalam Tabel 1 berikut 
Tabel 1. Jaringan Penyusun Daun Dikotil Beserta Letak, Fungsi, dan Ciri-Cirinya
No
Jaringan
Letak
Fungsi
Ciri – Ciri
a)
Epidermis
Menyusun lapisan permukaan
atas dan bawah daun.
-Melindungi lapisan sel di
bagian dalam dari kekeringan.
– Menjaga bentuk daun agar
 tetap.
Terdiri dari satu lapis sel kecuali
tanaman Ficus (tanaman karet).
b)
Kutikula
Melapisi permukaan
atas dan bawah daun.
Zat kutin pada kutikula
mencegah penguapan air
melalui permukaan daun.
Penebalan dari zat kutin.
c)

Stomata
Melapisi permukaan
atas dan bawah daun
– Sebagai jalan masuk dan
keluarnya udara.
– Sel penjaga sebagai pengatur
membuka dan
menutupnya stomata.
Mulut daun pada epidermis
dengan dua sel penutup
d)
Rambut dan
kelenjar
Permukaan atas dan
bawah daun.
Alat pengeluaran.
Alat tambahan pada epidermis
e)
Mesofil
Di antara lapisan epidermis
atas dan
bawah.
Tempat berlangsungnya
fotosintesis.
– Terdiri dari sel parenkim,
banyak ruang antarsel.
– Kebanyakan berdiferensiasi
menjadi palisade (jaringan
tiang) dan spons (jaringan
bunga karang).
– Sel-sel jaringan tiang berbentuk
silinder, tersusun rapat,
dan mengandung klorofil.
– Sel-sel jaringan bunga karang
bentuknya tidak teratur, bercabang-
cabang dan berisi
kloroplas, susunannya renggang.
f)
Urat daun
Pada helai daun.
Transportasi zat.
Menyirip atau menjari.


2) Struktur Jaringan Penyusun Daun Monokotil 
           Daun Monokotil berbentuk seperti pita dan pada pangkalnya terdapat lembaran yang membungkus batang, serta urat daunnya sejajar. Struktur daun Monokotil dapat Anda amati pada Gambar 5.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEheWaZRnHANgB_ns32fCwIP4c2LBmX2ZFFH8Cvxp1wEGeosafltnbmUD8kSZc4QWawm_f_uOytZDnyZRXh7xOhEwWXv1pr-kpvVthkJV8W_XXcZUsrLyempaAxcE_RTBH3Gr-Y66fKG7L4/s400/Struktur+jaringan+daun+dan+urat+daun+Monokotil.gif
Gambar 5. Struktur jaringan daun dan urat daun Monokotil
Adapun macam, letak, fungsi, dan ciri-ciri jaringan penyusun daun Monokotil, dijelaskan dalam Tabel 2. berikut.
Tabel 2. Jaringan Penyusun Daun Monokotil Beserta Letak, Fungsi, dan Ciri-Cirinya
o
Jaringan
Letak
Fungsi
Ciri – Ciri
a)
Epidermis
dan
kutikula
Lapisan permukaan atas
dan bawah daun.
– Melindungi lapisan sel di
bagian dalam dari kekeringan.
– Mencegah penguapan air
melalui permukaan daun.
Terdiri dari satu sel dengan penebalan
dari zat kutin.
b)
Stomata
Berderet di antara urat
daun.
Sebagai jalan masuk dan
keluarnya udara.
Mulut daun dengan dua sel penutup.
c)
Mesofil
Pada cekungan di
antara urat daun.
Membuat zat makanan melalui
fotosintesis.
Tidak mengalami diferensiasi, bentuknya
seragam kecuali mesofil berkas
pengangkut lebih besar, kloroplasnya
lebih sedikit, dindingnya lebih tebal.
d)
Urat daun
Pada helai daun.
Transportasi zat.
Sejajar.
2.      Alat Reproduksi (Organum Reproductivum)
a.      Bunga (Flos)
         Bagian utama pada tumbuhan adalah akar, batang dan daun. Selain 3 bagian tersebut, ada suatu bagian yang merupakan modifikasi dari batang dan daun. Bagian tersebut adalah bunga (flos).
Jumlah Bunga dan Tata Letaknya pada Suatu Tumbuhan
            Berdasarkan jumlah bunga yang dihasilkannya, tumbuhan dibagi menjadi 2 macam, yaitu :
1.    Tumbuhan berbunga tunggal (planta uniflora), yaitu tumbuhan yang hanya menghasilkan satu bunga saja pada satu tangkai, biasanya terdapat pada ujung batang.
2.    Tumbuhan berbunga banyak (planta multiflora), yaitu tumbuhan yang hanya menghasilkan lebih dari satu bunga dalam satu ibu tangkai bunga. Sebagian bunga terdapat dalam ketiak-ketiak daun dan sebagian pada ujung batang atau cabang-cabang.
          Menurut tempatnya pada tumbuhan, kita dapat membedakan :
1.      Bunga pada ujung batang (flos terminalis), misalnya kembang merak (Caesalpinia pulcherrima Swartz.)
2.      Bunga di ketiak daun (flos lateralis atau flos axillaris), misalnya kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis)

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiDXW299oyNq83NHH_anJMoeC9u3bqS2xSsK9LdNs_5udsJ-THkuZgwKCTn2QUkKVEFwBNC5T7EYRbOkXd0k6cTqNkxJLl8GmMgs2xWsHIDKqZZh0Ibtf0jgRq2rHThAL4foYPRSuDZY5pk/s320/cats1.jpg
        Bunga Majemuk (Anthotaxis, Inflorescentia)
Suatu bunga majemuk harus dapat dibedakan dari cabang yang mendukung sejumlah bunga di ketiaknya. Pada suatu cabang dengan sejumlah bunga, bunga diketiak jelas kelihatan, bahwa diantara bunga-bunganya sendiri yang terdapat pada cabang itu terdapat daun-daun biasa yang berguna untuk berasimilasi. Pada suatu bunga majemuk sumbu yang mendukung bunga-bunga yang telah berkelompok itu tidak berdaun, atau jika ada daunnya, daun-daun tersebut telah mengalami metamorfosis dan tidak lagi berguna untuk asimilasi. Walupun demikian menurut kenyataannya sering kali tidak mudah untuk membedakan suatu bunga majemuk dari cabang yang mempunyai bunga-bunga di ketiak daunnya.
Ø  Bagian-bagian pada bunga majemuk
a.       Bagian-bagian yang bersifat seperti batang atau cabang, antara lain :
1.      Ibu tangkai bunga (pedunculus), yaitu lanjutan batang atau cabang yang mendukung bunga majemuk.
2.      Tangkai bunga (pedicellus), yaitu cabang ibu tangkai yang mendukung bunganya.
3.      Dasar bunga (receptaculum), yaitu ujung tangkai bunga yang mendukung bagian-bagian bunga lainnya.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhuBUZQBAAIB1CC4OdkWkVSnbmSJC2qeBw9ZIwB7dYGOzapPkfU8RQZIsBIs6kZHByABtjA7hAWOKGJ56mu0xTIWf_ET8WRa0Abv7dwA0cWJiNomZ30gcpd22m1QRMHJTgd8l3cBVjbmwB4/s320/cats2.jpg
Bunga majemuk dengan bagian- bagiannya
b.      Bagian-bagian yang bersifat seperti daun, antara lain :
1.      Daun-daun pelindung (bractea), yaitu bagian- bagian serupa daun yang dari ketiaknya muncul cabang- cabang ibu tangkai atau tangkai bunganya.
2.      Daun tangkai (bracteola), yaitu satu atau dua daun kecil yang terdapat pada tangkai bunga. Pada tumbuhan biji belah (Dicotyledoneae) biasanya terdapat dua daun tangkai yang letaknya tegak lurus pada bidang median, sedang pada bagian biji tunggal (Monocotyledoneae) hanya terdapat satu daun tangkai dan letaknya di dalam bidang median, dibagian atas tangkai bunga.
3.      Seludang bunga (spatha), yaitu daun pelindung yang besar, yang seringkali menyelubungi seluruh bunga majemuk waktu belum mekar, misalnya terdapat pada bunga kelapa ( Cocos nucifera L.)
4.      Daun-daun pembalut (bractea involucralis), yaitu sejumlah daun- daun pelindung yang tersusun dalam suatu lingkaran, misalnyaa pada bunga matahari (Helianthus annuuus L.)
5.      Kelopak tambahan (epicalyx), yaitu bagian- bagian serupa daun yang berwarna hijau, tersusun dalam suatu lingkaran dan terdapat di bawah kelopak, misalnyaa pada bunga kembang sepatu (Hibiscus rosa- sinensis L.)
6.      Daun-daun kelopak (sepalae)
7.      Daun-daun mahkota atau daun tajuk (petalae)
8.      Daun-daun tenda bunga (tepalae)
9.      Benang-benang sari (stamina)
10.  Daun-daun buah (carpella)
Ø  Macam-macam bunga majemuk
a.       Bunga majemuk tak terbatas (inflorescentia racemosa, inflorescentia botryoides atau inflorescentia centripetala), yaitu bunga majemuk yang ibu tangkainya dapat tumbuh terus, dengan cabang-cabang yang dapat bercabang lagi atau tidak, dan mempunyai susunan’ acropetal’(semakin muda semakin dekat dengan ujung ibu tangkai), dan bunga-bunga pada bunga majemuk ini mekar berturut-turut dari bawah keatas. Jika ujung ibu tangkai tak mendukung suatu bunga, tampaknya seakan-akan bunga majemuk ini tidak berbatas, jika dilihat dari atas, nampak bunga mulai mekar dari pinnggir dan yang terahir mekarnya ialah bunga yang menutup ibu tangkainya. Karena yang mekar mulai dari pinggir menuju pusat itulah maka bunga majemuk yang bersifat demikian ini dinamakan bunga majemuk tak berbatas yang terdapat pada kembang merak (Caesalpinia pulcherima Swart).
b.      Bunga majemuk berbatas (inflorescentia cymosa), yaitu bunga majemuk yang ujung ibu tangkainya selalu ditutup dengan suatu bunga, jadi ibu tangkai mempunyai pertumbuhan yang terbatas. Ibu tangkai ini dapat pula bercabang-cabang, dan cabang-cabang tadi seprti ibu tangkainya juga selalu mendukung suatu bunga. Pada bunga majemuk yang berbatas bunga yang mekar dulu ialah bunga yang terdapat pada sumbun pokok atau ibu tangkainya, jadi dari tegah ke pinggir ( jika dilihat dari atas)
            Bunga majemuk dapat dibedakan lagi menjadi tiga macam, yaitu:
1.    Bersifat monochasial, jika ibu tangkai hanya mempunyai satu cabang atau lebih (dua cabang), tetapi tidak pernah berhadapan, dan yang satu lebih besar daripada yang lainnya. Cabang yang besar selanjutnya seperti ibu tangkai setiap kali hanya mengeluarkan satu cabang saja. Bunga majemuk semacam ini ditemukan pada pada berbagai jenis tumbuhan yaang berbiji tungal, seperti kapas (Cossypium sp).
2.     Bersifat dichasial, jika dari ibu tangkai keluar dua cabang yang berhadapan, terdapat pada bunga yang berbibir ( Labiatae).
3. Bersifat pleocahasial, jika dari ibu tangkai keluar dari dua cabang pada suatu tempat yang sama tingginya pada ibu tangkai tadi, misalnya pada bunga oleander (Nerium oliander L.)
c.       Bunga majemuk campuran (inflorescentia mixta), yaitu bunga majemuk yang memperlihatkan baik sifat-sifat bunga majemuk berbatas, maupun sifat bunga majemuk tak berbatas.
a.       Bunga majemuk tak berbatas
Dalam golongan ini dapat dibedakan lagi:
                     I.     Ibu tangkainya tidak bercabang-cabang , sehingga bunga (bertangkai atau tidak) langsung terdapat pada ibu tangkainya.
a. Tandan (racemus atau botrys), yaitu jika suatu bunga bertangkai nyata dan duduk pada ibu tangkainya. Ibu tangkai bercabang, dan cabang-cabangnya masing-masing mendukung satu bunga pada ujungnya, misalnya kembang merak (Caesalpinia pulcherrima Swartz.)
b. Bulir (spica), yaitu bunga yang tidak bertangkai dan langsung duduk pada ibu tangkai bunga. Misalnya bunga jantan jagung      (Zea mays L.)
c.  Untai atau bunga lada (amentum), yaitu bunga yang seperti bulir, tetapi ibu tangkai hanya mendukung bunga berkelamin tunggal, dan runtuh seluruhnya (bunga majemuk yang mendukung bunga jantan, yang betina menjadi buah). Misalnya pada sirih (Piper betle L.)
d. Tongkol (spadix), yaitu seperti bulir, tetapi ibu tangkai lebih besar, tebal dan berdaging. Misalnya pada bunga betina jagung (Zea mays L.),  iles-iles (amorphophallus  variabilis B1).
           Pada suatu bunga tongkol sering kali terdapat seludang bunga yang indah dan menarik warnanya yang selain berguna untuk menarik serangga juga merupakan perangkap bagi serangga yang mengunjungi bunga ini. Pada sebuah tongkol, bunga betinanya terdapat dibagian atas, sedang bunga jantan dibagian bawah dan diantara kedua jenis bunga itu sering kali terdapat bunga-bunga yang mandul, seperti pada iles-iles tersebut diatas dan tumbuhan yang tergolong suku Araceae pada umumnya.
e.  Bunga payung (umbella), yaitu suatu bunga majemuk tak berbatas, yang dari ujung ibu tangkainya mengeluarkan cabang-cabang yang sama panjang. Masing-masing cabang mempunyai daun pelindung pada pangkalnya, dan karena pangkal daun sama tinggi tempat letaknya, maka tampak seakan pada pangkal cabang-cabang tadi seperti terdapat daun-daun pembalut. Bunga pagung terdapat pada suku umbelliferae, Misalnya pada daun kaki kuda (Centella asiatica Urb.)
           Pada suatu bunga payung caabang-cabang ibu tangkai masing-masing dapat mengulangi cara percabangan i bu tangkainya, hingga dengan demikian terjadi bunga payung yang bertingkat, yang lazimnya lalu disebut : bunga payung majemuk, seperti terdapat pada wortel (Daucus carota L.)
f.   Bunga cawan (corymbus atau anthodium),  yaitu suatu bunga majemuk yang ibu tangkainya melebar dan merata, sehingga menyerupai bentuk cawan. Pada umumnya, bunga cawan dibagi menjadi dua macam bunga, yaitu :
-   Bunga pita, yaitu bunga mandul yang terdapat di sepankang tepi cawan.
-  Bunga tabung, yaitu bunga-bunga yang terdapat di atas cawan (flos disci), merupakan bagian bunga yang subur karena dapat menghasilkan buah.Contoh bunga cawan dengan bagian-bagian yang lengkap adalah bunga matahari (Heliantus annuus L.).
g. Bunga bongkol (capitulum), bentuknya menyerupai bunga cawan, tetapi ujung ibu tangkainya membesar, sehingga bunga majemuk seluruhnya nampak seperti bola. Contoh bunga putri malu (Mimosa pudica L.)
h. Bunga periuk (hypanthodium), dibedakan menjadi 2 bentuk :
-     Ujung ibu tangkai menebal, berdaging, bentuknya seperti gada, bunganya meliputi seluruh bagian yang menebal. Misalnya pada nangka (Artocarpus integra Merr.)
-   ujung ibu tangkai menebal berdaging, membentuk badan yang menyerupai periuk, sehingga bunga-bunga yang semestinya terletak padanya lalu terdapat didalam periuk tadi, dan sama sekali tak tampak dari luar, misalnya pada lo (ficus glomerasa roxb) awar-awar (Ficus septica burm), dan marga lo (Ficus sp.)
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiOlpDbUGBw_23lWQRwmt9RPNLrZE5eOuJw7fjhb5vlvoXpcwTHGg9WJn8kHjD9ykz4697vrjI5YBbcLX21d97zD9-_Sdv9xWMD_SAQa4GrxyXaTxttwdpyynYHGjJ3eABozmKO55MaWvUz/s1600/cats3.jpg

                  II.     Ibu tangkai bercabang-cabang dan cabang-cabangnya dapat bercabang lagi, sehingga bunga-bunga tidak terdapat pada ibu tangkainya.
    a)   Malai (panicula), yaitu pada ibu tangkainya mengadakan percabangan secara monopodial, demikian juga dengan cabang-cabangnya. Malai disebut juga tandan majemuk, yang biasanya keseluruhan bunganya menyerupai kerucut atau limas. Misalnya pada bunga mangga (Mangifera indica L.).
   b)    Malai rata (corymbus ramosus), yaitu pada ibu tangkai yangmengadakan percabangan, tetapi bunga majemuk dalam ibu tangkai ini terdapat pada suatu bidang datar atau agak melengkung. Misalnya bunga soka (Ixora grandiflora Zoll. Et Mor.)
     c)   Bunga payung majemuk (umbella composita), yaitu suatu bunga payung yang bersusun. Misalnya pada wortel (Daucus carota L.)
    d)   Bunga tongkol majemuk, yaitu bunga tongkol yang ibu tangkainya bercabang-cabang dan masing-masing cabang memiliki susunan seperti tongkol pula. Misalnya pada kelapa (Cocos nucifera L.)
   e)    Bulir majemuk, yaitu ibu tangkai bunga yang bercabang dan masing-masing cabang mendukung bunga dengan susunan seperti bulir. Misalnya bunga jantan jagung (Zea mays L.)

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjlpN8dMFjf98fqs_4NfCDM7RshZDcP0o4RBGHxmO92ajKyc4yUr3ffPktYLGjr3jCh9R-q4bG27uds20eCERHrZc1o2ynG5w-lsrz4ZusatUSIGBG2CPH3wRXW9QnVdsii6CO7RKrWoBzO/s320/cats.jpg

b.      Bunga majemuk berbatas (inflorescentia cymosa atau inflorescentia centrifuga, inflorescentia definita)
            Bunga majemuk tak berbatas dapat dibedakan lagi menjadi :
1.    Anak payung menggarpu (dichasium), yaitu pada bagian ibu tangkai terdapat satu bunga, dibawahya terdapat dua cabang yang sama panjang. Misalnya bunga melati (Jasminum sambac Ait.)
2.     Bunga tangga atau bunga bercabang seling (cincinnus), yaitu bunga majemuk yang ibu tangkainya bercabang dan cabangnya bercabang lagi, yang arahnya ke kiri dan ke kanan. Misalnya pada buntut tikus (Heliotropium indicum L.)
3.    Bunga sekerup (bostryx), seperti pada bunga tangga, tetapi cabangnya berturut-turut membentuk sudut sebesar 90o, sehingga arah percabangan seperti gerakan sekerup atau spiral. Misalnya pada bunga kenari (Canarium commune L.)
4.    Bunga sabit (drepanium), seperti bunga sekerup tetapi semua percabangan terletak pada satu bidang, hingga bunga seluruhnya menampakkan bentuk seperti sabit. Misalya pada tumbuhan suku Juncaceae.
5.    Bunga kipas (rhipidium), seperti bunga tangga, semua percabangan terletak pada satu bidan dan cabang tidak sama panjang. Terdapat pada tumbuhan suku Iridaceae.
c.       Bunga majemuk campuran (inflorescentia mixta)
          Yaitu suatu bunga majemuk yang merupakan campuran antara sifat-sifat       bunga majemuk berbatas dengan tidak berbatas. Bunga johar misalnya, ibu      tangkai mengadakan percabangan seperti pada suatu malai, tetapi cabang-    cabangnya bersifat malai rata.


Ø  Bagian-Bagian Bunga
Bunga pada umumnya mempunyai bagian-bagian berikut :
a.  Tangkai bunga (pedicellus), yaitu bagian bunga yang masih jelas bersifat batang,padanya seringkali terdapat daun-daun peralihan , yaitu bagian-bagian yang menyerupai daun,berwarna hijau,yang seakan –akan merupakan peralihan dari daun biasa ke hiasan bunga.
b. Dasar bunga (receptaculum), yaitu ujung tangkai yang seringkali melebar dengan ruas-ruas yang sangat pendek, sehingga daun-daun yang telah mengalami metamorfosis menjadi bagian-bagian bunga yang duduk rapat satu sama lain, biasanya tampak duduk dalam satu lingkaran.
c.   Hiasan bunga (perianthium), yaitu bagian bunga yang merupakan modifikasi daun berbentuk lembaran, dengan tulang-tulang yang masih terlihat jelas. Hiasan bunga dibedakan menjadi dua bagian yang tersusun dalam dua lingkaran, yaitu :
d. Kelopak (calyx), yaitu hiasan bunga yang merupakan lingkaran luar, sewaktu bunga masih kuncup, kelopak menyelubungi bunga. Kelopak terdiri dari beberapa daun kelopak (sepala).
e.  Tajuk bunga atau mahkota bunga (corolla), yaitu bagian hiasan bunga yag terdapat pada lingkaran dalam, biasana berwarna cerah (tiak berwarna hijau). Mahkota terdiri dari sejumlah daun mahkota (petala).
               Pada beberapa bunga, seringkali ditemukan tidak memiliki hiasan bunga, yang disebut bunga telanjang (flos nudus) atau hiasan bunga tidak dapat dibedakan antara kelopak dengan mahkotanya yang disebut dengan tenda bunga (perigonium). Tenda bunga terdiri dari sejumlah daun tenda bunga (tepala).
f.  Alat-alat kelamin jantan (androecium), merupakan bagian bunga yang menghasilkan serbuk sari.
g. Alat-alat kelamin betina (gynaecium), merupakan bagian bunga yang disebut juga putik (pistillum)
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEio-G86LEadwOxmM88xjueWp4BGxKoMsRmN_JtzR1UTDDa3lkbbNCtgJs2mvgj8-CtNCTNx18_eKD7ObFlYnr0mr6QV9-sTQkD7mfktDYtp8SEoB_cTAf0UKvqScx4cBPLUBtVefOsYub2K/s320/cats5.jpg


Ø  Kelamin Bunga
            Berdasarkan alat-alat kelamin yang terdapat pada masing-masing bunga, dapat dibedakan :
a.    Bunga banci atau berkelamin dua (hermaphroditus)
b.     Bunga berkelamin tunggal (unisexualis)
1.       Bunga jantan (flos masculus)
2.      Bunga betina (flos femineus)
c.     Bunga mandul atau tidak berkelamin

Ø  Simetri Bunga
            Simetri adalah sifat suatu benda atau badan yang juga biasa disebut untuk bagian-bagian tubuh ,tumbuhan (batang,daun,maupun bunga ) ,jika benda tadi oleh sebuah bidang dapat dibagi menjadi dua bagian, sedimikian rupa, sehingga kedua saling menutupi. Bidang yang dapat dibuat untuk memisahkan suatu benda dan dua bagian yang satu sam lain merupakan bayangannya dalm cermin datar dinamakan bidang simetri.
          Bunga sebagai suatu bagian tubuh tumbuhan dapat pula mempunyai sifat tersebut diatas, dan berkaitan dengan simetri itu dapat dibedakan bunga yang:
a.      Asimetris atau tidak simetris
b.      Stakup tuggal
c.       Stakup menurut dua bidang
d.      Beraturan atau bersimetri banayak
G.      Letak Daun-daun dalam Kuncup
1)      Pelipatan (vernatio) daun-daun kelopak dan mahkota, dapat bermacam-macam, antara lain dapat disebut:
a.       Rata (vernatio plana)
b.      Terlipat ke dalam sepanjang ibu tulangnya (terlipat ke arah           adaxial), (vernatio conduplicata atau vernatio duplicata)
c.       Terlipat sepanjang tulang-tulang cabangnya (vernatio plicata)
d.      Terlipat tidak beraturan (vernatio corrugativa)
e.       Tergulung ke dalam menurut poros bujur (vernatio involuta)
f.       Tergulung ke luar menurut poros bujur (vernatio revoluta)
g.      Tergulung ke satu arah menurut poros bujur (vernatio convoluta)
h.      Tergulung ke dalam menurut poros lintang (vernatio circinatim involuta)
i.        Tergulung ke luar menurut poros lintang (vernatio circinatim revoluta)
j.        Terlipat ke bawah dan ke dalam (vernatio inclinata)
k.      Terlipat menurut poros lintang ke luar (vernatio reclinata)
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgiFaM3Z-D0LSF-pvt2laE1Lc072bvvPlFE3yucYwP9iUGffsC2d_GOVJKj7lJjzSOUSV23x8qhUd42atUYxJ96mMiXytHZMgHKU8kThK1PEwdGZ1o5TvmctQ4NyFBtr3rf5ll_fBg00Hqj/s320/cats6.jpg
2.      Letak daun-daun dalam kuncup terhadap daun-daun lainnya (asetivatio)
a.       Terbuka (aperta)
b.      Berkatup (valvata)
c.       Berkatup dengan tepi melipat ke dalam (induplicativa)
d.      Berkatup dengan tepi melipat ke luar (reduplicativa)
e.       Menyirap (imbricata)
H.    Dasar Bunga (Receptaculum atau Torus)
            Dasar bunga sering memperlihatkan bagian-bagian yang khusus mendukung satu bagian bunga atau lebih dan bergantung pada bagian bunga yang didukungnya, bagian dasar bunga tadi diberi nama yang berbeda-beda.
1.      Pendukung tajuk bunga atau antofor (anthophorum)
2.      Pendukung  benang sari atau androfor (androphorum)
3.      Pendukung putik atau ginofor (gynophorum)
4.      Pendukung benang sari dan putik atau androginofor (androgynophorum)
5.      Cakram (discus)
Ø  Bentuk Dasar Bunga
1.      Rata
2.      Menyerupai kerucut
3.      Seperti cawan
4.      Bentuk mangkuk
            Berdasarkan letak hiasan bunga pada terhadap duduknya bakal buah, bunga dibedakan menjadi 3 golongan, yaitu :
1.      Hipogin (hypogynus)
2.      Perigin (perigynus)
3.      Epigin (epigynus)
J.    Kelopak (Calyx)
            Kelopak (calyx) merupakan daun-daun hiasan bunga yang merupakan lingkaran luar dan biasanya berwarna hijau, lebih kecil dan lebih kasar daripada hiasan bunga yang sebelah dalam.
            Kelopak tersusun atas daun kelopak (sepala). Pada bunga, daun-daun kelopak mempunyai sifat yang berbeda-beda, antara lain :
1.      Berlekatan (gamosepalus)
Menurut banyak sedikitnya bagian yang berlekatan, dibedakan atas :
a.       Berbagi (partitus)
b.      Bercangap (fissus)
c.       Berlekuk (lobatus)
2.      Lepas atau bebas (polysepalus)
      Menurut simetrinya, kelopak dapat dibedakan menjadi :
1.     Beraturan atau aktinomorf (regularis, antinomorphus)
 2.     Setangkup tunggal atau zigomorf (zygomorphus)
K.     Tajuk Bunga atau Mahkota Bunga (corolla)
            Tajuk bunga atau mahkota bunga merupakan hiasan bunga yang terdapat di sebelah dalam kelopak, umumnya lebih besar, dengan warna yang indah, menarik, bentuk susunan yang bagus, memiliki bau yang harum (ada pula yang tidak berbau).
            Bagian-bagian tajuk bunga dinamakan daun tajuk atau daun mahkota (petala). Daun mahkota memiliki sifat-sifat sebagai berikut :
1.      Berlekatan (sympetalus, gamopetalus, atau monopetalus)
2.      Lepas atas bebas (choripetalus, dialypetalus, atau polypetalus).
3.      Daun-dan tajuk tidak ada atau sangat kecil sehingga sama sekali tidak menarik perhatian.

Berdasarkan simetrinya, mahkota bunga dibedakan menjadi :
1.      Beraturan (regularis)
a.       Bintang (rotatus atau stellatus)
b.      Tabung (tubulosus)
c.       Terompet (hypocrateriformis)
d.      Mangkuk atau buyung (urceolatus)
e.       Corong (infundibuliformis)
f.       Lonceng (campanulatus)
2.      Setangkup tunggal, bersimetri satu atau monosimetri (zigomorphus)
a.       Bertaji (calcaratus)
b.      Berbibir (labiatus)
c.       Seperti kupu-kupu (papilionaceus)
d.      Bertopeng atau berkedok (personatus)
e.       Berbentuk pita (ligulatus)
L.       Tenda Bunga (perigonium)
            Tenda bunga (perigonium) adalah bagian hiasan bunga yang tidak dapat dibedakan antara kelopak dengan tajuknya, baik bentuk maupun warnanya. Bagian-bagian yang menyusun tenda bunga dinamakan daun tenda bunga (tepala), yang menurut bentuk dan warnanya dapat dibedakan menjadi 2, yaitu :
1.      Serupa kelopak (calycinus)
2.      Serupa tajuk (corollinus)
            Daun tenda bunga berdasarkan susunannya, terbagi menjadi 2, yaitu :
1.      Berlekatan (gamophyllus)
2.      Lepas atau bebas (pleiophyllus)
M.     Benang Sari (stamen)
            Benang sari merupakan alat kelamin jantan pada tumbuhan. Benang sari dibedakan menjadi 3 bagian, yaitu :
1.      Tangkai sari (filamentum)
2.      Kepala sari (anthera)
3.      Penghubung ruang sari (connectivum)
            Berdasarkan duduknya pada suatu tumbuhan, benang sari dibedakan menjadi 3, yaitu :
1.      Benang sari jelas duduk pada dasar bunga
2.      Benang sari tampak seperti duduk di atas kelopak
3.      Benang sari tampak duduk di  atas tajuk bunga
            Menurut jumlah benang sari pada bunga, dibedakan menjadi 3 yaitu :
1.      Benang sari banyak
2.      Jumlah benang sari 2 x lipat jumlah daun tajuknya
3.      Benang sari sama banyak dengan daun tajuk atau kurang
N.   Tangkai Sari (filamentum)
            Berdasarkan jumlah berkas tempat perlekatan benang sari, benang sari dibedakan menjadi 3, yaitu :
1.      Benang sari berberkas satu atau bertukal satu (monadelphus)
2.      Benang sari berberkas dua atau bertukal dua (diadelphus)
3.      Benang sari berberkas banyak atau bertukal banyak
O.      Kepala Sari (anthera)
            Kepala sari (anthera) adalah bagian benang sari yang terdapat pada ujung tangkai sari. Berdasarkan duduknya kepala sari pada tangkainya, kepala sari dapat di bedakan menjadi 3 macam,yaitu :
1.      Tegak (innatus atau basifixus)
2.      Menempel (adnatus)
3.      Bergoyang (versatilis)
            Berdasarkan cara membukanya serbuk sari, serbuk sari dibedakan menjadi 4, yaitu :
1.      Dengan celah membujur (longitudinaliter dehiscens)
2.      Dengan celah melintang (transversaliter dehiscens)
3.      Dengan sebuah liang pada ujung atau pangkal kepala sari (poris dehiscens)
4.      Dengan kelep atau katup-katup (valvis dehiscens)
P.       Putik (pistillum)
            Putik merupakan bagian bunga yang paling dalam letaknya dan merupakan alat kelamin betina pada bunga. Putik tersusun atas daun-daun yang telah mengalami metamorfosis, yang disebut daun buah (carpellum).
            Menurut banyaknya daun buah yang menyusun sebuah putik, putik dibedakan menjadi :
1.      Putik tunggal (simplex)
2.     Putik majemuk (compositus)
      Pada putik, dibedakan bagian-bagian berikut :
1.      Bakal buah (ovarium)
2.      Tangkai kepala putik (stylus)
3.      Kepala putik (stigma)
Q.      Bakal Buah (ovarium)
            Bakal buah adalah bagian putik yang membesar, terdapat di tengah-tengah dasar bunga dan merupakan tempat calon biji atau bakal biji (ovulum).
            Menurut letaknya terhadap dasar bunga, bakal buah dibedakan menjadi :
1.      Bakal buah menumpang (superus)
2.      Bakal buah setengah tenggelam (hemi inferus)
3.      Bakal buah tenggelam (inferus)
            Berdasarkan jumlah ruang yang terdapat dalam suatu bakal buah, bakal buah dapat dibedakan menjadi :
1.      Bakal buah beruang satu (unilocularis)
2.      Bakal buah beruang dua (bilocularis)
3.      Bakal buah beruang tiga (trilocularis)
4.      Bakal buah beruang banyak (multilocularis)
            Jika dalam bakal buah terdapat lebih dari satu ruang, maka bakal buah itu akan mempunyai sekat-sekat atau dinding pemisah, yang menyebabkan bakal buah terbagi dalam ruang-ruang tadi. Sekat-sekat tersebut dapat dibedakan menjadi :
1.      Sekat yang sempurna (septum completus)
a.       Sekat asli (septum)
b.      Sekat semu (septum spurius)
2.      Sekat yang tidak sempurna (septum incompletus)
R.      Tembuni (placenta)
            Tembuni (placenta) adalah bagian bakal buah yang menjadi pendukung bakal biji atau menjadi tempat duduknya bakal-bakal biji. Menurut letaknya, tembuni dibedakan menjadi :
1.      Marginal (marginalis), bila letaknya pada tepi daun buah.
2.      Laminal (laminalis), bila letaknya pada helaian daun buahnya
        Untuk bakal buah yang hanya terdiri atas satu ruang, maka kemungkinan letak tembuninya adalah :
1.      Parietal (parietalis), yaitu pada dinding bakal-bakal buah, yang menurut letaknya pada daun buah, dibedakan lagi menjadi :
a.       Pada dinding di tepi daun buah (parietalis-marginalis)
b.      Pada dinding di helaian daun buah (parietalis-laminalis)
2.      Sentral (centralis atau axilis), yaitu di pusat atau di poros.  Biasanya berbentuk silinder dengan bakal-bakal bijinya menghadap ke arah dinding dan bakal buah (pada bakal buah beruang satu).
3.      Aksilar (axillaris), yaitu di sudut tengah.
S.        Bakal Biji (ovulum)
            Bagian dari bakal biji adalah :
1.      Kulit bakal biji (integumentum)
2.      Badan bakal biji atau nuselus (nucellus)
3.      Kandung lembaga (saccus embryonalis)
4.      Liang bakal biji (micropyle)
5.      Tali pusar (funiculus)
            Menurut letaknya bakal biji pada tembuni, dapat dibedakn menjadi :
1.      Tegak (atropus)
2.      Menggangguk (anatropus)
3.      Bengkok (campylotropus)
4.      Setengah mengangguk (hemitropus, hemianatropus)
5.      Melipat (camptotropus)
T.       Tangkai Kepala Putik (stylus)
            Tangkai kepala putik merupakan bagian putik yang biasanya berbentuk benang dan merupakan lanjutan bakal buah, mempunyai saluran tangkai kepala putik (canalis stylinus) atau tidak. Tangkai putik pada umumnya berukuran lebih besar daripada tangkai sari.
            Tangkai kepala putik ada yang bercabang, ada pula yang tidak. Jika bercabang, tiap ujung cabang tangkai kepala putik itu mendukung satu kepala putik. Jadi pada tangkai kepala putik yang bercabang, terdapat lebih banyak kepala putik daripada tangkai kepala putiknya.
U.      Kepala Putik (stigma)
            Kepala putik adalah bagian putik yang terdapat pada ujung tangkai kepala putik. Kepala putik berguna untuk menangkap serbuk sari, jadi mempunyai peranan penting dalam penyerbukan.
            Menurut cara penyerbukannya pada bunga, bentuk kepala putik dibedakan menjadi :
1.      Seperti benang, misalnya pada bunga jagung (Zea mays L.)
2.      Seperti bulu ayam, pada bunga padi (Oriza sativa L.)
3.      Seperti bulu-bulu, misalnya pada bunga kecipir (Psophocarpus tetragonolobus D.C.)
4.      Bulat, misalnya pada bunga jeruk (Citrus sp.)
5.      Seperti bibir, seperti cawan, serupa daun mahkota, dst.
V.      Kelenjar Madu (nectarium)
            Madu (nectar) yang dihasilkan oleh beberapa jenis bunga, berfungsi menarik perhatian binatang (serangga atau burung) yang dapat menjadi perantara dalam proses penyerbukan.
            Madu yang terdapat pada bunga, dihasilkan oleh kelenjar madu (nectarium). Kelenjar madu merupakan metamorfosis dari salah satu bagian bunga yang dapat berasal dari :
1.      Daun mahkota
2.      Benang sari
3.      Bagian-bagian lain pada bunga
W.    Penyerbukan (Pollinatio) dan Pembuahan (Fertilisatio)
pertumbuhan biji[1]
            Penyerbukan adalah jatuhnya serbuk sari di kepala putik (tumbuhan biji tertutup) atau jatuhnya serbuk sari langsung pada bakal biji (tumbuhan biji terbuka). Sedangkan pembuahan adalah menyatu dan meleburnya sel telur yang terdapat dalam kandung lembaga di dalam bakal biji dengan satu inti yang berasal dari serbuk sari.
            Peyerbukan dapat dibedakan menjadi 4 macam, yaitu :
1.      Penyerbukan sendiri (autogamy), yaitu jika serbuk sari yang jatuh di kepala putik berasal dari bunga itu sendiri.
2.      Penyerbukan tetangga (geitonogamy), yaitu jika serbuk sari yang jatuh di kepala putik berasal dari bunga lain pada tumbuhan itu juga.
3.      Penyerbukan silang (allogamy, xenogamy), yaitu jika serbuk sari berasal dari bunga pada tumbuhan lain, tetapi masih tergolong dalam jenis yang sama.
4.      Penyerbukan bastar (hybridogamy), yaitu jika serbuk sari berasal dari bunga pada tumbuhan lain yang berbeda jenisnya.
            Menurut perantara yang menyebabkan terjadi penyerbukan, penyerbukan dapat dibedakan menjadi beberapa macam :
1.      Penyerbukan dengan perantara angin (anaemophyly, anemogamy)
2.      Penyerbukan dengan perantara air (hydrophyly, hydrogamy)
3.      Penyerbukan dengan perantara binatang (zoidiophyly, zoidiogamy)
X.      Diagram Bunga
            Diagram bunga adalah suatu gambr proyeksi pada bidang datar dari semua bagian bunga yang dipotong melintang. Jadi pada diagram itu digambarkan penampang melintang daun-daun kelopak, tajuk bunga, benang sari dan putik, juga bagian-bagian bunga lainnya jika masih ada.
            Untuk membuat diagram bunga, harus diperhatikan hal-hal berikut :
1.      Letak bunga pada tumbuhan, yaitu :
a.       Bunga pada ujung batang atau cabang (flos terminalis)
b.      Bunga yang terdapat dalam ketiak daun (flos axillaris)
2.      Bagian-bagian bunga yang akan kita buat diagram tadi tersusun dalam beberapa lingkaran.
            Setelah menentukan kedua hal tersebut, mulailah dengan membuat sejumlah lingkaran yang konsentris, sesuai dengan jumlah lingkaran tempat duduk bagian bunga-bunganya. Kemudian melalui titik pusat lingkaran, buat garis tegak lurus. Untuk bunga diketiak daun, garis itu menggambarkan bidang yang dapat dibuat melalui sumbu bunga, sumbu batang yang mendukung bunga itu, dan tengah-tengah (poros bujur) daun, yang dari ketiaknya muncul bunga tadi. Bidang ini disebut bidang median. Pada lingkaran-lingkarannya sendiri berturut-turut dari luar ke dalam digambar daun-daun kelopak, daun-daun tajuk, benang sari dan penampang melintang bakal buah, dengan memperhatikan hal-hal berikut :
1.      Berapa jumlah masing-masing bagian bunga tadi
2.      Bagaimana susunannya terhadap sesamanya (misalnya daun kelopak yang satu dengan yang lain), bebas satu sama lain, bersentuhan tepinya, berlekatan, dst.
3.      Bagaimana susunannya terhadap bagian-bagian bunga yang lain (daun-daun kelopak terhadap daun-daun tajuk bunga, benang sari dan daun-daun buah penyusun putiknya) : berhadapan atau berseling bebas atau berlekatan, dst.
4.      Bagaimana letak bagian-bagian bunga itu terhadap bidang median.
            Diagram bunga dapat pula dibedakan menjadi dua macam, yaitu :
1.      Diagram empirik, yaitu diagram bunga yang hanya memuat bagian-bagian bunga yang sesungguhnya.
2.      Diagram teoritik, yaitu diagram bunga yang selain menggambarkan bagian-bagian bunga yang sesungguhnya, juga memuat bagian-bagian yang sudah tidak ada lagi, tetapi menurut teori seharusnya ada.
Y.      Rumus Bunga
            Susunan bunga dapat juga dinyatakan dengan sebuah rumus yang terdiri atas lambang-lambang, huruf-huruf dan angka-angka, yang semua itu dapat memberikan gambaran mengenai berbagai sifat bunga dan bagian-bagiannya.
            Dalam rumus bunga, dapat ditunjukkan hal-hal mengenai 4 bagian pokok bunga, yaitu :
1.      Kelopak (calyx), dinyatakan dengan huruf K
2.      Tajuk atau mahkoa (corolla), dinyatakan dengan huruf C
3.      Benang-benang sari (androecium), dinyatakan dengan huruf A
4.      Putik (gynaecium), dinyatakan dengan huruf G
            Jika pada suatu bunga memiliki kelopak dan mahkota yang sama, baik bentuk maupun warnanya, maka digunakan huruf P untuk menyatakan bagian tersebut, yang merupakan singkatan kata dari perigonium (tenda bunga).
            Di belakang huruf-huruf tadi, diletakkan angka-angka yang menunjukkan jumlah masing-masing bagian tadi dan diantara dua bagian bunga yang digambarkan dengan huruf dan angka, diletakkan koma.
            Di depan rumus bagian bunga, hendaknya di tambahkan simetri yaitu (*) untuk untuk bunga bersimetri banyak, dan tanda (↑) untuk bunga bersimetri satu. Selain lambang yang menunjukkan jenis kelamin bunga. Untuk bunga banci dipakai lambang (♀), untuk bunga jantan dipakai lambang (♂), dan bunga betina dipakai lambang (♀). Untuk menyatakan keadaan antara daun-daun kelopak, tajuk, dan benang sari (berlekatan atau terpisah), digunakan tanda kurung untuk mengapit angka. Sedangkan bakal buah, dinyatakan adanya garis (diatas atau di bawah) angka yang menunjukkan jumlah putik sesuai kedudukannya.
            Contoh rumus bunga berbagai jenis tumbuhan :
1.      Suku Palmae (Arecaceae), misalnya kelapa (Cocos nucifera L.)
♂ K 3, C 3, A (6), G 0
♀ K 3, C 3, A 0, G (3)
2.      Suku Graminae (Poaceae), misalnya padi (Oryza sativa L.)
♀ ↑ K 1 + (2), C 2 + 0, A 3, G 1
3.      Suku Cannaceae, misalnya bunga tasbih (Canna indica Hort.)
♀ K 3, C 3, A 5, G (3)
4.      Suku Orchidaceae, misalnya anggrek bulan (Phalaenopsis amabilis Bl.)
♀ ↑ P 3 + 3,  A 1, G (3)
5.      Suku Liliaceae, misalnya kembang sungsang (Gloriosa superba L)
♀ * P 3 + 3,  A 3, G (3)
6.      Suku Papilionaceae, misalnya kembang telang (Clitoria ternatea L.)
♀ ↑ K (5), C 5,  A 1 + (9), G 1
7.      Suku Maluaceae, misalnya kapas (Gossypium sp.)
♀ * K (5), C 5,  A (¥), G (5)
8.      Suku Bombacaceae, misalnya kapok randu (Ceiba pentandra Gaertn.), durian (Durio zibethinus L.)
♀ * K (5), C 5,  A (¥), G (5)
9.      Suku ­Solanaceae, misalnya kecubung (Datura metel L.), tembakau (Nicotiana tabacum L.)
♀ ↑ K (5), C (5),  A (5), G (2)
10.  Suku Cruciferae (Brassicaceae), misalnya lobak (Raphanus sativus L.)
♀ * K 4, C 4,  A 2 + 4, G (2)
11.  Suku Nygtaginaceae, misalnya bunga pagi sore (Mirabis jalapa L.)
♀ * K 5, C (5),  A 5, G (5)
b.      Buah
Buah adalah organ pada tumbuhan berbunga yang merupakan perkembangan lanjutan dari bakal buah (ovarium). Buah biasanya membungkus dan melindungi biji. Aneka rupa dan bentuk buah tidak terlepas kaitannya dengan fungsi utama buah, yakni sebagai pemencar biji tumbuhan.
Pengertian buah dalam lingkup pertanian (hortikultura) atau pangan adalah lebih luas daripada pengertian buah di atas. Buah dalam pengertian ini tidak terbatas yang terbentuk dari bakal buah, melainkan dapat pula berasal dari perkembangan organ yang lain. Karena itu, untuk membedakannya, buah yang sesuai menurut pengertian botani biasa disebut buah sejati.
Buah seringkali memiliki nilai ekonomi sebagai bahan pangan maupun bahan baku industri karena di dalamnya disimpan berbagai macam produk metabolisme tumbuhan, mulai dari karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, alkaloid, hingga terpena dan terpenoid. Ilmu yang mempelajari segala hal tentang buah dinamakan pomologi.
a)      Buah dalam arti botani dan arti pertanian atau pangan


§              Arti botani
Dalam pandangan botani, buah adalah sebagaimana tercantum pada paragraf pertama di atas. Pada banyak spesies tumbuhan, yang disebut buah mencakup bakal buah yang telah berkembang lanjut beserta dengan jaringan yang mengelilinginya. Bagi tumbuhan berbunga, buah adalah alat untuk menyebar luaskan biji-bijinya; adanya biji di dalam dapat mengindikasikan bahwa organ tersebut adalah buah, meski ada pula biji yang tidak berasal dari buah.
Dalam batasan tersebut, variasi buah bisa sangat besar, mencakup buah mangga, buah apel, buah tomat, cabai, dan lain-lain. Namun juga bulir (kariopsis) padi, ‘biji’ (juga merupakan bulir!) jagung, ‘biji’ bunga-matahari, ‘biji’ lada, atau polong kacang tanah. Sementara, dengan batasan ini, buah jambu monyet atau buah nangka tidak termasuk buah sejati.
§  Arti hortikultura atau pangan
Buah dalam pengertian hortikultura atau pangan merupakan pengertian yang dipakai oleh masyarakat luas. Dalam pengertian ini, batasan buah menjadi longgar. Setiap bagian tumbuhan di permukaan tanah yang tumbuh membesar dan (biasanya) berdaging atau banyak mengandung air dapat disebut buah.
Dapat dijumpai, buah sejati (dalam pengertian botani) yang digolongkan sebagai sayur-sayuran, seperti buah tomat, buah cabai, polong kacang panjang, dan buah ketimun. Namun demikian, dapat dijumpai pula, buah tidak sejati (buah semu) yang digolongkan sebagai buah-buahan, seperti ‘buah’ jambu monyet (yang sebetulnya merupakan pembesaran dasar bunga; buah yang sejati adalah bagian ujung yang berbentuk seperti monyet membungkuk), ‘buah’ nangka (yakni pembesaran tongkol bunga; buah yang sejati adalah isi buah nangka yang berwarna putih (Jw. beton), bergetah, sedangkan bagian ‘daging buah’ yang dimakan orang adalah tenda bunga), atau ‘buah’ nanas.
§  Pembentukan buah
Buah adalah pertumbuhan sempurna dari bakal buah (ovarium). Setiap bakal buah berisi satu atau lebih bakal biji (ovulum), yang masing-masing mengandung sel telur. Bakal biji itu dibuahi melalui suatu proses yang diawali oleh peristiwa penyerbukan, yakni berpindahnya serbuk sari dari kepala sari ke kepala putik. Setelah serbuk sari melekat di kepala putik, serbuk sari berkecambah dan isinya tumbuh menjadi buluh serbuk sari yang berisi sperma.
Buluh ini terus tumbuh menembus tangkai putik menuju bakal biji, di mana terjadi persatuan antara sperma yang berasal dari serbuk sari dengan sel telur yang berdiam dalam bakal biji, membentuk zigot yang bersifat diploid. Pembuahan pada tumbuhan berbunga ini melibatkan baik plasmogami, yakni persatuan protoplasma sel telur dan sperma, dan kariogami, yakni persatuan inti sel keduanya.
Setelah itu, zigot yang terbentuk mulai bertumbuh menjadi embrio (lembaga), bakal biji tumbuh menjadi biji, dan dinding bakal buah, yang disebut perikarp, tumbuh menjadi berdaging (pada buah batu atau drupa) atau membentuk lapisan pelindung yang kering dan keras (pada buah geluk atau nux). Sementara itu, kelopak bunga (sepal), mahkota (petal), benangsari (stamen) dan putik (pistil) akan gugur atau bisa jadi bertahan sebagian hingga buah menjadi. Pembentukan buah ini terus berlangsung hingga biji menjadi masak. Pada sebagian buah berbiji banyak, pertumbuhan daging buahnya umumnya sebanding dengan jumlah bakal biji yang terbuahi.
Dinding buah, yang berasal dari perkembangan dinding bakal buah pada bunga, dikenal sebagai perikarp (pericarpium). Perikarp ini sering berkembang lebih jauh, sehingga dapat dibedakan atas dua lapisan atau lebih. Yang di bagian luar disebut dinding luar, eksokarp (exocarpium), atau epikarp (epicarpium); yang di dalam disebut dinding dalam atau endokarp (endocarpium); serta lapisan tengah (bisa beberapa lapis) yang disebut dinding tengah atau mesokarp (mesocarpium).
Pada sebagian buah, khususnya buah tunggal yang berasal dari bakal buah tenggelam, terkadang bagian-bagian bunga yang lain (umpamanya tabung perhiasan bunga, kelopak, mahkota, atau benangsari) bersatu dengan bakal buah dan turut berkembang membentuk buah. Jika bagian-bagian itu merupakan bagian utama dari buah, maka buah itu lalu disebut buah semu. Itulah sebabnya menjadi penting untuk mempelajari struktur bunga, dalam kaitannya untuk memahami bagaimana suatu macam buah terbentuk.

§  Tipe-tipe buah
Buah-buah itu sedemikian beragam, sehingga sukarlah rasanya untuk menyusun suatu skema pengelompokan yang dapat mencakup semua macam buah yang telah dikenal orang. Belum lagi adanya kekeliruan-kekeliruan yang mempertukarkan pengertian biji dan buah (misal: ‘biji’ jagung, yang sesungguhnya adalah buah secara botani).
Baik buah sejati (yang merupakan perkembangan dari bakal buah) maupun buah semu, dapat dibedakan atas tiga tipe dasar buah, yakni:
*   buah tunggal, yakni buah yang terbentuk dari satu bunga dengan satu bakal buah, yang berisi satu biji atau lebih.
* buah ganda, yakni jika buah terbentuk dari satu bunga yang memiliki banyak bakal buah. Masing-masing bakal buah tumbuh menjadi buah tersendiri, lepas-lepas, namun akhirnya menjadi kumpulan buah yang nampak seperti satu buah. Contohnya adalah sirsak (Annona).
* buah majemuk, yakni jika buah terbentuk dari bunga majemuk. Dengan demikian buah ini berasal dari banyak bunga (dan banyak bakal buah), yang pada akhirnya seakan-akan menjadi satu buah saja. Contohnya adalah nanas (Ananas), bunga matahari (Helianthus).
§  Buah kering
Buah tunggal, atau tepatnya buah sejati tunggal, lebih jauh lagi dapat dibedakan atas bentuk-bentuk buah kering (siccus), yakni yang bagian luarnya keras dan mengayu atau seperti kulit yang kering; dan buah berdaging (carnosus), yang dinding buahnya tebal berdaging.
Buah kering selanjutnya dibedakan atas buah yang tidak memecah (indehiscens) dan yang memecah (dehiscens). Buah indehiscens berisi satu biji, sehingga untuk memencarkan bijinya buah ini tidak perlu memecah. Yang termasuk ke dalam kelompok ini adalah buah tipe padi, tipe kurung, dan tipe keras.
§  Buah padi (caryopsis)
Buah padi (caryopsis, atau bulir) memiliki dinding buah yang tipis, dan berlekatan menyatu dengan kulit biji. Kulit biji ini kadang-kadang berlekatan pula dengan biji. Buah terbungkus oleh sekam. Buah suku padi-padian (Poaceae) dan teki-tekian (Cyperaceae) termasuk ke dalam kelompok ini.
Bulir atau buah padi adalah buah sekaligus biji. Bagian buah terletak di sebelah luar, terdiri dari lemma, palea, dan skutelum (scutellum). Bagian biji terdiri dari lapisan aleuron (hanya setebal satu lapis sel), endospermia (tempat penyimpanan cadangan makanan), dan embrio.
§  Buah kurung (achenium)
Buah kurung (achenium) memiliki dinding buah yang tipis, berdempetan namun tidak berlekatan dengan kulit biji. Contohnya adalah buah (‘biji’) bunga pukul empat (Mirabilis). Buah kurung majemuk contohnya adalah (buah) bunga matahari.
§  Buah keras (nux)
Buah keras atau geluk (nux) terbentuk dari dua helai daun buah (carpel) atau lebih; bakal biji lebih dari satu, namun biasanya hanya satu yang menjadi biji sempurna. Dinding buah keras, kadangkala mengayu, tidak berlekatan dengan kulit biji. Contohnya adalah buah sarangan (Castanopsis).
Beberapa jenis buah keras, kulitnya mengalami pelebaran sehingga membentuk semacam sayap yang berguna untuk menerbangkan buah ini—jika masak—menjauh dari pohon induknya. Buah bersayap (samara) semacam ini contohnya adalah buah meranti (Shorea) dan kerabatnya dari suku Dipterocarpaceae.
Buah kering yang memecah (dehiscens) umumnya berisi lebih dari satu biji, sehingga memecahnya buah nampaknya terkait dengan upaya untuk memencarkan biji, agar tidak terkumpul di suatu tempat. Misalnya adalah:


§  Buah berbelah (schizocarpium)
Buah berbelah (schizocarpium) memiliki dua ruang atau lebih, masing-masing dengan sebutir biji di dalamnya. Jika memecah, ruang-ruang itu terpisah namun bijinya masih terbawa di dalam ruang. Sehingga masing-masing ruang seolah buah kurung yang tersendiri. Contohnya adalah kemangi (Ocimum), beberapa jenis anggota Malvaceae, dan lain-lain.
§  Buah kendaga
Buah kendaga (rhegma) seperti buah belah, namun ruang-ruang itu masing-masing memecah, sehingga bijinya terlempar keluar. Masing-masing ruang terbentuk dari satu daun buah. Contoh: para (Hevea), jarak (Ricinus).
§  Buah kotak
Terdiri atas satu atau beberapa daun buah, berbiji banyak. Buah ini memecah jika masak, namun kulit buah yang pecah sampai lama tidak terlepas dari tangkai buah. Ada banyak macam buah kotak. Buah kotak sejati (capsula) terdiri atas dua daun buah atau lebih; jumlah ruangannya sesuai dengan jumlah daun buah asalnya. Buah ini membuka dengan bermacam-macam cara. Contohnya adalah durian (Durio), anggrek (Orchidaceae). ‘Daging buah’ durian yang dimakan sebetulnya adalah arilus (salut biji), perbesaran dari selaput penutup biji.
Selain itu, masih ada lagi beberapa jenis buah kotak seperti berikut ini:
§  Buah bumbung
Buah bumbung (folliculus) berasal dari bakal buah yang terdiri atas satu daun buah dengan banyak biji. Jika masak, kotak terbelah menurut salah satu kampuhnya, biasanya kampuh perut. Contohnya adalah widuri (Calotropis), kepuh (Sterculia).
§  Buah polong
Buah polong (legumen) terdiri atas satu daun buah dengan satu ruangan dan banyak biji; sering pula ruangan ini terpisah-pisah oleh sekat semu. Jika masak, ruangan akan terbuka menurut kedua kampuhnya yang memanjang. Contohnya adalah aneka jenis polong-polongan (Fabaceae, atau dulu disebut Leguminosae).
§  Buah lobak
Buah lobak (siliqua) tersusun dari dua daun buah dengan satu ruangan yang tersekat oleh sekat semu. Buah terpecah menurut kedua kampuhnya ketika masak, namun ujungnya masih berlekatan. Biji sebentar masih melekat pada sekat semu, yang sebetulnya adalah tembuni, sebelum pada akhirnya terlepas. Contohnya adalah jenis-jenis Cruciferae.
§  Buah berdaging
Buah-buah tunggal berdaging pada umumnya tidak memecah (membuka) ketika masak. Salah satu perkecualiannya adalah pala (Myristica). Beberapa bentuk buah berdaging, di antaranya:
§  Buah buni
Buah buni (bacca) mempunyai dinding buah terdiri dari dua lapisan, yakni lapisan luar (eksokarp atau epikarp) yang tipis dan lapisan dalam (endokarp) yang tebal, lunak dan berair. Biji-biji lepas dalam lapisan dalam tersebut. Contohnya adalah buni (Antidesma), belimbing (Averrhoa), jambu biji (Psidium), tomat (Lycopersicum) .
§  Buah mentimun
Buah mentimun (pepo) serupa dengan buah buni, namun dengan dinding luar yang lebih tebal dan kuat. Pada buah yang masak, di tengahnya sering terdapat ruangan dan daging buahnya bersatu dengan banyak biji di dalam ruangan tersebut. Contohnya adalah mentimun (Cucurbita) dan kerabatnya.
§  Buah jeruk
Buah jeruk (hesperidium) adalah variasi dari buah buni dengan tiga lapisan dinding buah. Lapisan luar yang liat dan berisi kelenjar minyak; lapisan tengah yang serupa jaringan bunga karang dan umumnya keputih-putihan; serta lapisan dalam yang bersekat-sekat, dengan gelembung-gelembung berisi cairan di dalamnya. Biji-biji tersebar di antara gelembung-gelembung itu. Contoh: buah jeruk (Citrus).
§  Buah batu
Buah batu (drupa) memiliki tiga lapisan dinding buah. Eksokarp umumnya tipis menjangat (seperti kulit); mesokarp yang berdaging atau berserabut; dan endokarp yang liat, tebal dan keras, bahkan dapat amat keras seperti batu. Contohnya adalah mangga (Mangifera), dengan mesokarp berdaging; atau kelapa (Cocos), yang mesokarpnya berserabut.
§  Buah delima
Dinding luarnya liat, keras atau kaku, hampir seperti kayu; dinding dalam tipis, liat, bersekat-sekat. Masing-masing ruang dengan banyak biji. Selaput biji tebal berair dan dapat dimakan. Contohnya adalah delima (Punica).
§  Buah ganda
Buah berganda adalah buah yang terbentuk dari satu kuntum bunga yang memiliki banyak bakal buah. Tiap-tiap bakal buah itu tumbuh menjadi buah yang tersendiri, lepas-lepas, namun akhirnya menjadi kumpulan buah yang nampak seperti satu buah. Sesuai dengan bentuk-bentuk buah penyusunnya, maka dikenal beberapa macam buah berganda. Misalnya:
* buah kurung berganda, misalnya pada buah mawar (Rosa).
*buah bumbung berganda, misalnya pada cempaka (Michelia).
* buah buni berganda, misalnya pada sirsak (Annona).
* buah batu berganda, misalnya pada murbei (Morus).
§  Buah majemuk
Buah majemuk adalah buah hasil perkembangan bunga majemuk. Dengan demikian buah ini berasal dari banyak bunga (dan banyak bakal buah), yang tumbuh sedemikian sehingga pada akhirnya seakan-akan menjadi satu buah saja. Dikenal pula beberapa macam buah majemuk, di antaranya:
* buah padi majemuk, misalnya jagung (Zea). Tongkol jagung sebetulnya berisi deretan buah-buah jagung, bukan biji jagung.
* buah kurung majemuk, misalnya buah bunga matahari (Helianthus).
* buah buni majemuk, misalnya buah nanas (Ananas).
* buah batu majemuk, misalnya buah pandan (Pandanus), pace (Morinda).
Tahap-tahap perkembangan buah majemuk pada pace. Bunga-bunga pace berkumpul dalam satu perbungaan (bunga majemuk) yang disebut bongkol. Setelah diserbuki dan dibuahi, setiap kuntum bunga mulai tumbuh menjadi buah batu (drupa). Dalam perkembangannya, buah-buah batu ini pada akhirnya saling luluh menjadi sebutir buah batu majemuk.
Sesuai dengan definisi, buah ganda dan buah majemuk sukar disebut buah sejati. Karena pada buah-buah tersebut terdapat bagian-bagian lain dari bunga –selain bakal buah– yang turut bertumbuh dan berkembang menjadi buah, baik bagian-bagian itu menjadi bagian utama buah ataupun bukan.
§  Buah tak berbiji
Keadaan tak berbiji merupakan salah satu ciri penting buah-buahan komersial. Kultivar-kultivar pisang dan nanas adalah contohnya. Demikian pula, buah-buah jeruk, anggur, dan semangka dari kultivar tak berbiji umumnya dihargai lebih mahal. Keadaan tak berbiji demikian biasa pula disebut sukun.
Pada sejumlah spesies, keadaan tak berbiji merupakan hasil dari partenokarpi, yakni proses pembentukan buah tanpa terjadinya pembuahan sebelumnya. Buah partenokarpi bisa terbentuk dengan atau tanpa peristiwa penyerbukan. Kebanyakan kultivar jeruk sukun memerlukan penyerbukan untuk proses pembentukannya; namun pisang dan nanas tidak memerlukannya. Sementara itu, keadaan tak berbiji pada anggur sebetulnya terjadi karena matinya atau tidak tumbuhnya embrio (dan biji) yang dihasilkan oleh pembuahan, keadaan yang dikenal sebagai stenospermokarpi, yang memerlukan proses penyerbukan dan pembuahan secara normal
§  Pemencaran biji
Variasi dalam bentuk dan struktur buah terkait dengan upaya-upaya pemencaran biji. Pemencaran ini bisa terjadi dengan bantuan hewan, angin, aliran air, atau proses pecahnya buah yang sedemikian rupa sehingga melontarkan biji-bijinya sampai jauh.
§  Pemencaran oleh binatang (zookori)
Pemencaran oleh binatang biasa terjadi pada buah-buah yang memiliki bagian-bagian yang banyak mengandung gula atau bahan makanan lainnya. Musang, misalnya, menyukai buah-buah yang manis atau mengandung tepung dan minyak yang menghasilkan energi. Aneka macam buah, termasuk pepaya, kopi dan aren, dimakannya namun biji-bijinya tidak tercerna dalam perutnya. Biji-biji itu, setelah terbawa ke mana-mana dalam tubuh musang, akhirnya dikeluarkan bersama tinja, di tempat yang bisa jadi cukup jauh dari pohon asalnya. Demikian pula yang terjadi pada beberapa macam biji-biji rumput dan semak yang dimakan oleh ruminansia. Pemencaran seperti itu disebut endozoik. Dari golongan burung, telah diketahui sejak lama bahwa burung cabe (Dicaeidae) memiliki keterkaitan yang erat dengan penyebaran beberapa jenis pasilan atau benalu (Loranthaceae); yang buah-buahnya menjadi makanan burung tersebut dan bijinya yang amat lengket terbawa pindah ke pohon-pohon lain.
Cara lain adalah apa yang disebut epizoik, yakni pemencaran dengan cara menempel di bagian luar tubuh binatang. Buah atau biji yang epizoik biasanya memiliki kait atau duri, agar mudah melekat dan terbawa pada rambut, kulit atau bagian badan binatang lainnya. Misalnya pada buah-buah rumput jarum (Andropogon), sangketan (Achyranthes), pulutan (Urena) dan lain-lain.
§  Pemencaran oleh angin (anemokori)
Di kawasan hutan hujan tropika, pemencaran oleh angin merupakan cara yang efektif untuk menyebarkan buah dan biji, nomor dua setelah pemencaran oleh binatang.[12] Tidak mengherankan jika Dipterocarpaceae, kebanyakan memiliki bentuk buah samara, menjadi salah satu suku pohon yang mendominasi tegakan hutan di Kalimantan dan Sumatra. Tumbuhan lain yang memanfaatkan angin, yang juga melimpah keberadaannya di hutan hujan ini, adalah jenis-jenis anggrek (Orchidaceae). Buah anggrek merupakan buah kotak yang memecah dengan celah-celah, untuk melepaskan biji-bijinya yang halus dan mudah diterbangkan angin.
Alih-alih buahnya, pada jenis-jenis tumbuhan tertentu adalah bijinya yang memiliki sayap atau alat melayang yang lain. Biji-biji bersayap ini misalnya adalah biji bayur (Pterospermum), mahoni (Swietenia), atau tusam (Pinus). Biji kapas (Gossypium) dan kapok (Ceiba) memiliki serat-serat yang membantunya melayang bersama angin.
§  Pemencaran oleh air (hidrokori)
Buah-buah yang dipencarkan oleh air pada umumnya memiliki jaringan pengapung (seperti gabus) yang terisi udara atau jaringan yang tak basah oleh air. Misalnya adalah jaringan sabut pada buah-buah kelapa (Cocos), ketapang (Terminalia) atau putat (Barringtonia).[4]
Buah bakau (Rhizophora) telah berkecambah semasa masih melekat di batangnya (vivipar). Akar lembaga dan hipokotilnya tumbuh memanjang keluar dari buah dan menggantung di ujung ranting, hingga pada saatnya kecambah terlepas dan jatuh ke lumpur atau air di bawahnya.[13] Kecambah yang jatuh ke lumpur mungkin langsung menancap dan seterusnya tumbuh di situ; namun yang jatuh ke air akan terapung dan bisa jadi terbawa arus air sungai atau laut hingga ke tempat yang baru, di mana kecambah itu tersangkut dan tumbuh menjadi pohon.
§  Pemencaran sendiri
Beberapa banyak macam buah, melemparkan sendiri biji-bijinya melalui berbagai mekanisme pecahnya dinding buah, yang sebagian besar berdasarkan pada peristiwa higroskopi atau turgesensi.[4] Buah-buah kering yang memecah sendiri (dehiscens), di saat masak kehilangan kadar airnya, hingga pada lengas tertentu bagian-bagian yang terkait melenting secara tiba-tiba, memecah kampuh, dan melontarkan biji-biji di dalamnya ke kejauhan. Contohnya adalah buah para (Hevea), yang sering terdengar ‘meletus’ di kala hari panas. Demikian pula berbagai macam polong-polongan (Fabaceae), yang dapat melontarkan biji hingga beberapa puluh meter jauhnya. Buah pacar air (Impatiens), karena sifat lentingnya, bahkan sering digunakan anak-anak untuk bermain.
c.        Umbi
Umbi merupakan satu organ dari tumbuhan yang merupakan modifikasi dari organ lain dan berfungsi sebagai penyimpan zat tertentu (umumnya karbohidrat). Organ yang dimodifikasi dapat berupa daun, batang, atau akar. Bentuk modifikasi ini biasanya adalah pembesaran ukuran dengan perubahan anatomi yang sangat jelas terlihat. Umbi biasanya terbentuk tepat di bawah permukaan tanah.
Organ penyimpan tidak harus berbentuk umbi. Beberapa jenis tumbuhan menyimpan cadangan energi pada organ yang sama, tetapi tidak mengalami banyak modifikasi bentuk, sehingga tidak membentuk umbi. Tumbuhan memerlukan cadangan energi karena ia tidak bisa berpindah tempat untuk menemukan sumber energi baru atau untuk membantu reproduksi jenisnya
Macam-macam umbi:
Umbi merupakan istilah generik (umum). Secara biologi, umbi dibedakan berdasarkan organ dasar yang dimodifikasi.
* Umbi lapis (bulbus) merupakan umbi yang terbentuk dari tumpukan (pangkal) daun yang tersusun rapat, biasanya dihasilkan oleh famili Alliaceae, amaryllidaceae, dan Liliaceae;
* Umbi batang merupakan umbi yang terbentuk dari modifikasi batang. Umbi batang mampu memunculkan tunas maupun akar, sehingga kerap kali dijadikan bahan perbanyakan vegetatif. Umbi batang yang tumbuh di bawah permukaan tanah, membesar, dan mengandung banyak pati disebut sebagai tuber, biasanya dihasilkan oleh beberapa spesies Solanaceae dan Asteraceae.
* Umbi akar (tuberous root) merupakan umbi yang terbentuk dari modifikasi akar. Ketela pohon adalah salah satu contoh penghasil umbi akar. Umbi akar tidak bisa dijadikan bahan perbanyakan.
Beberapa organ yang tumbuh di bawah permukaan tanah juga kadang-kadang disebut umbi, seperti rimpang dan geragih. Tiga yang pertama disebut sebagai organ seksual karena mutlak diperlukan dalam reproduksi seksual.
d.      Biji (semen)
Setelah terjadinya penyerbukan dan yang diikuti pembuahan, bakal buah tumbuh menjadi buah, dan bakal biji tumbuh menjadi biji. Pada tumbuhan biji (Spermatophyta), biji merupakan alat perkembangbiakan yang utama, karena biji mengandung lembaga atau calon tumbuhan baru.
Biji duduk pada suatu tangkai yang keluar dari papan biji atau tembuni (placenta). Tangkai pendukung dari biji tersebut disebut tali pusar (funiculus). Bagian biji tempat pelekatan tali pusar dinamakan pusar biji (hilus). Jika biji sudah masak maka tali pusarnya akan terputus, sehingga biji terlepas dari tembuninya. Bekas tali pusar umumnya akan nampak jelas pada biji.
Pada biji ada kalanya tali pusar ikut tumbuh berubah sifatnya menjadi salut atau selaput biji (arillus). Bagian ini ada yang meupkan selubung biji yang sempurna ada yang hnya menyelubungi sebagian biji saja.
Salut biji ada yang :
o   Berdaging atau berair dan sering kali dapat di makan, misalnya pada biji durian (Durio zibethius Murr.), biji rambutan (Nephelium lappaceum L.) dll.
o   Menyerupai kulit dan hanya menutupi sebagian biji, misalnya pada biji (Myristica fragrans Houtt.). salut biji pala dinamakan macis yang seperti bijinya sendiri digunakan pula sebagai bumbu untuk masak dan berbagai macam keperluan lainya.
Pada biji umumnya memiliki bagian-bagian sebagai berikut:
a.       Kulit biji (spermodermis)
b.      Tali pusar (funiculus)
c.       Inti biji atau isi biji (nucleus seminis)
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiInriBMqNukIhhQYANgAmqKMmUD5p1Ky-J6aZcSL2Yy3Bsy7VM-GRahKfplhBc5GK_gOY_NZEeMn0yZtuqTorjMsNivAWTh-TOlCSZSUdP-kD7boZDsnE-ogueEMDXWjgsZk0r_8hHV4BD/s1600/Struktur+Biji+Monokotil.jpg
Ø  Kulit biji (Spermodermis)
Seperti yang telah di kemukakan kulit biji berasal dari selaput bakal biji (Intergumnetum) oleh sebab itu biasanya kulit biji dari tumbuhan biji tertutup (Angiospermae) terdiri dari dua lapisan, yaitu :
a.       Lapisan kulit luar (testa). Lapisa ini mempunyai sifat yang bermacam-mcam ada yang tipis ada yang kaku seperti kulit, ada yang keras seperti kayu dan batu. Bagian ini merupakan pelindung utama bagi biji yang ada didakamnya.
b.      Lapisan kulit dalam (tegmen). Biasanya tipis seperti selaput sering kali juga dinamakan kulit ari.
DICOTYL MONOCOTYLEDONEAE[1]
Walapun telah di kemukakan tadi, bahawa kulit biji berasal dari  integumentum, maka belum berarti bahwa kulit luar biji berasal dari integumentum luar dan kulit berasal berasal dari itegumentum yang dalam, karena pembentukan kulit biji dap pula ikut serta dalam bakal biji yang lebih dalam daripada integumentumnya.
Di atas telah dikemukakan bahwa biji yang memiliki dua lapisan adalah biji tertutup (angiospermae), pada tumbuhan biji telanjang (gymnopermae) malah terdapat tiga lapisan, kita dapat menyaksikan sendiri pada buah melinjo (Gnetum genemon L.) padahal bakal biji tumbuhan biji telanjang umumnya hanya mempunyai satu integumentum saja.
Ketiga lapisan kulit biji seperti dapat dilihat pada buah melinjo itu masing-masing dinamakan :
a.       Kulit luar (sarcotesta), biasanya tebal berdaging, pada waktu muda berwarna hijau, kuning lalu berwarna ketika masak.
b.      Kulit tengah (sclerolesta), suatu lapisan yang kuat dan keras, berkayu mempunyai kuli dalam (endocarpium) pada buah batu.
c. Kuli dalam (endotesta), biasnya tipis seperti selaput, seringkali           melekat pada biji buah yang terlihat seperti gambar di bawah

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEidQvgFRN0qK9_gDzHm6LB7pBS7P0xuEm2Cp7vfTZtHBUwXHoX9QSuh4UPeS5bVH3Wd1hGP6s2cHs6zWGgx3o9UlZ6_jYm5ksBGvavPXTf62yvzIyrlnTx_6IUVDcO4Gnqx6-6ymprTtYRP/s320/miracle+fruit+pict1.jpg
   Jika diadakan pemeriksaan yang teliti terhadap keadaan kulit luar biji berbagai jenis tumbuhan, maka pada kuli luar biji itu masih dapat ditemukan bagian-bagian lain, misalnya :
1.    Sayap (ala), berbagai jenis tumbuhan mempunya alat tambahan yang berupa sayap pada kulit luar biji dan dengan demikian biji tumbuhan tersebut mudah dipencarkan oleh angin. Biji yang bersayap contohnya 
adalah pada tanaman spatodea (Spathodea campanulata P.B.), kelor (Moringa oleifera Lamk.)
2.    Bulu (coma), yaitu penonjolan sel-sel kuli biji yang berupa rambut-rambut yang halus. Bulu-bulu ini mempunya fungsi seperti sayap, yaitu memudahkan biji untuk terterbangkan oleh tiupan angin. Contoh: kapas (Gossypium), biduri (Calotropis gigantea Dryand.)
3.      Salut biji (arillus), yang biasanya berasal dari pertumbuhan tali pusar, misalnya pada biji durian (Durio zibethinus Murr.)
4.      Salut biji semu (arillodium), seperti sallut biji, tetapi tidak berasal dari tali pusar, melainkan tumbuh dari bagian sekitar liang bakal biji (micropyle). Macis pada biji pala adalah suatu salut biji semu.
5.      Pusar biji (hilus), yaitu bagian kulit biji yang merupakan bekas perlekatan degan tali pusar, biasanya telihat kasar dan mempunyai warna yang berlainan dengan bagain lain kulit biji. Misal: kacang panjang (Vigna sinensis Endl.) kacang merah (Phaseolus vulgaris L.) dll.
6.      Liang biji (micropyle), ialah liang kecil bekas jalan masuknya buluh sebuk sari ke dalam bakal biji pada peristiwa pembuahan.
7.      Bekas berkas pembuluh pengangkut (chalaza), yaitu tempat pertemuan integumen degan nuselus, masih terlihat jelas pada biji anggur (Vitis vinifera L.)
8.      Tulang biji (raphe), yaitu terusan tali pusar pada biji, biasanya hanya kelihatan pada biji yang bersal dari bakal biji yang mengangguk (anatropus) dan pada biji biasnya tak begitu jelas lagi. Masih terlhiat apda biji jarak (Ricinus communis L.).
Ø  Tali pusar (Funiculus)
Tali pusar merupakan bagian yang menghubungkan biji dengan tembuni, jadi merupakan tangkainya biji. Jika biji masak, biasanya biji terlepas dari tali pusar biji. Dan pada biji hanya tampak bekasnya yang dikenal sebagai pusat biji.
Ø  Inti Biji (Nucleus Seminis)
Yang dinamakan inti biji ialah semua bagian biji yang terdapat di dalam kulitnya, oleh sebab itu inti biji juga dapat dinamakan isi biji.
Inti biji terdiri atas :
a.       Lembaga (embryo) yang merupakan calon individu baru,
b.      Putih lembaga (albumen), jaringan beirisi cadangan makanan untuk masa permulaan kehidupan tumbuhan baru (kecambah) sebelum mencar makanan sendiri.
Ø  Lembaga (Embryo)
Lembaga adalah calon tumbuhan baru yang nantinya akan tumbuh menajdi tumbuhan baru setelah biji memperoleh syarat-syarat yang diperlukan
a.      Akar lembaga atau calon akar (radicula), yang biasanya kemudian tumbuh terus menjadi akar tunggang. Akar lemabaga ini ujungnya menghadap ke arah liang biji dan pada perkecambahan biji, akar itu akan menembus kulit biji dan keluar melalui liang tadi.
b.      Daun lembaga (cotyledo), merypak daun yang pertama kali tumbuh. Fungsi daun lembaga bisa memiliki fungsi yang berbeda-beda.
§  Sebagai tempat penimbunan makanan
§  Sebagai tempat melakukan asimilasi
§  Sebagai alat penghisab makanan untuk lembaga dari putih lembaga
c.      Batang lembaga (cauliculus) yang sering dapat dibedakan dalam dua bagian, yaitu :
§  Ruas batang di atas daun lembaga (internodium epicotylum),
§  Ruas batang di bawah daun lembaga (internodium hypocotylum),
Ø  Putih lembaga (Albumen)
Putih lembaga adalah bagian biji yang terdiri atas suatu jaringan yang menjadi tempat cadangan makanan lembaga, tidak setiap biji mempunyai putih lembaga. Melihat asalnya jaringan yang menjadi tempat penimbunan zat makanan cadangan tadi kita dapat membedakan putih lembaga dalam :
a.       Putih lembaga dalam (endospermium), jika jaringan penimbun makanan itu terdiir atas sel-sel yang berasal dari initi kandung lembaga sekunder yang kemudian setelah di buahi oleh salah satu inti sperma lalu membelah-belah menjadi jaringan penimbun makanan ini.
b.      Putih lembaga luar (perispermium), jika bagian ini berasal dari bagian biji di luar kandung lembaga entah dari nuselus atau dari selaput bakal biji.
Selain bagian di atas, biji mempunyai bagian yang lain yaitu :
-          Papan Biji atau Tembuni (Placenta)
Tempat pelekatan biji pada daun buah
-          Pusat Biji (HILUS)
Tempat pelekatan tangkai biji pada biji
-          Salut atau Selaput Biji (Arillus)
Bagian tangkai biji yang berubah menjadi selaput biji
I.                   AMPHIMIXIS DAN APOMIXI
1.       Amphimixis adalah reproduksi melalui proses seksual yang melibatkan pembuahan telur melalui sperma.
 Biji : sperma +  zigot (2n)àovum
Ovulum           Biji fertil (Subur)      
2.      Apomixis adalah reproduksi aseksual tanpa pembuahan- mengembangkan atau menghasilkan tanpa hubungan seksual. Ini adalah istilah botani (juga dikenal sebagai apogomy) yang digunakan sehubungan dengan banyak tanaman. Apomixis dapat terjadi dalam dua cara: ketika embrio muncul dari telur yang tidak dibuahi diproduksi tanpa meiosis, yang disebut agamugenesis, sebuah nucellar embrio terbentuk dari jaringan sekitarnya nucellus.
Benih yang dihasilkan pada umumnya identik dengan tanaman utama.. Contoh apomixis adalah Hawthorns, shadbush, putih balok, berry hitam, dandelion, dll Baru-baru ini, telah ditemukan bahwa benih cemara Sahara didapatkan dari serbuk sari tanpa bantuan genetik dari induk betina. Ini berbeda dari amphimixis yang reproduksi melalui proses seksual yang melibatkan pembuahan telur melalui sperma.
            -    Tanpa feertilisasi
-    Macam-macam apomixes :
1.      Partenogenesis
§  Embrio  parthenogenesis haploid. Contohà steril àdari biji berasal dari ovum haploid  : Leunca (Solanum Nigrum)
§  Ovum  parthenogenesis diploidà diploid à
Contoh : Taraxacum, Alchemillia
2.      Apogami : embrio dari bij
3.      steril.à sel synergial, sel          antipoda àberasal dari sel haploid
Contoh: Lilium sp.
4.      Adventif embryonic
5.      Poliembrioni
§  Dalam 1 biji terdapat lebih 1 embrio
§  Dalam 1 ovulum : -    amphimixis
-          apogamic
-          adventif embrioni
§  Dari 1 biji  1 tanamanàyang berkecambah
Contoh : Jeruk (Citrus Sp) ; Mangga (Mangifera indica) ; dukuh (Lansium   domesticum)
Ovulum           Biji Steril (Mandul)
Tanpa fertilisasi
Ø  Kecambah (Plantula)
Tumbuhan yang masih kecil belum lama muncul dari biji dan msih hidup dari persediaan makanan yang terdapat di dalam biji dinamakan kecambah (plantula). Perkecambahan biji dapat dibedakan dalam dua macam:
a.      Perkecambahan di atas tanah (epigaeis), yaitu jika perkecambahan karena pembentagan ruas batang di bawah daun lembaganya lalu terangkat ke atas, muncul di atas tanah. Misalnya pada kacang hijau (Phaseolus radiatus L.)
b.      Perkecambahan di bawah tanah (hypogaeis), bila daun lembaga tetap tinggal di dalam kulit biji, dan tetap di dalam tanah seperti terdapat pada biji kacan kapri (Pisum sativum L.)
Telah di kemukakan, bahwa biji hanya akan berkecamabah jika syarat-syarat yang diperlukan yaitu : air, udara, cahaya dan panas. Jika syarat-syarat itu tidak terpenuhi biji baru yang ada didalam berada dalam ke adaan tidur (latent). Dalam keadaan ini lembaga tetap hidup bahkan sampai bertahun-tahun tanpa kehilnagan daya tumbuhnya. Pada umumnya daya tumbuh biji akan berkurang seiring berjalanya waktu, tetapi ada pula biji yang memerlukan waktu istirahat dulu, kemudian tumbuh lagi. Sebelum dicukupi waktu untuk beristirahat yang diperlukan biji tidak mau tumbuh walaupun terdapat syarat-syarat yang sudah terpenuhi. Dalam dunia pertanian itu disebut sebagai dormansi (dormancy).


BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Morfologi Tumbuhan diperkenalkan pertama kali oleh ilmuan yang berkebangsaan Jerman, yaitu Johann Wolfgang Von Goete pada tahun 1790. Sejarah perkembangan morfologi tumbuhan berpusat di Jerman, selain Goete tokoh lain yang paling berpengaruh antara lain yaitu : Wilhelm Hofmeister, Karl von Goebel, Walter Zimmermann, dan Wilhelm Troll.
Metode yang digunakan oleh Goethe adalah Morfologi Konparatif atau tipologi yang berpandangan bahwa meskipun organ pada tumbuhan berbunga menunjukkan keragaman, terdapat sebuah bentuk rancangan dasar yang disebut Bauplan yang mendasari keberagaman bentuk tubuh tumbuhan tersebut. Studi morfologi di Jerman melibatkan perbedaan pandangan dan berdebatan oleh masing-masing ilmuan. Goethe yang hanya bisa menerima konsep jenis tumbuhan, sedangkan Zimmermann yang hanya menerima kelompok secara almi terbentuk melalui Evolusi serta berasal dari nenek moyang yang sama.
Diaman pada itegrasi atau hubungannya yang dikaitkan antara sains dan religi sudah ada dan terdapat pada Al-quran dari kecil sampai besarnya suatu tumbuhan atau semua makhkluk hidup terdapat pada ayat Al-quran yang berkaitan dengan tumbuhan tersebut.
            Selain itu terdapat berbagai bagian-bagian dari alat hara yaitu akar  ( Radix), batang ( Caulis) dan daun ( Folium) yang dimana masing-masing memiliki bagian, ukuran, bentuk ,manfaat, ciri-ciri atau kreteria tertentu yang sudah didefinisikan sesuai dengan penelitian yang sudah dilakukan. Tidak hanya di alat hara saja mempunya bagian tetapi juga pada alat reproduksi atau organum reproduksi pada tumbuhan juga terdapat bagian-bagian, yaitu bunga, buah dan biji yang dimana dibahas secara menyuluruh dan spesipik dalam organum reproduksi

B.     Saran
Demikian makalah ini kami susun dengan segala kemampuan dan keterbatasan kami. Pemakah menyadari bahwa banyak kekurangan pada makalah ini dan maka dari itu, kritik dan saran selalu kami tunggu demi perbaikan yang menjadi baik. Dan semoga makalah ini mudah dipahami dan bermanfaat bagi pembaca umumnya dan bermanfaat di masa yang akan datang. Amin.









DAFTAR PUSTAKA
Adhy Ws. 2006. Morfologi Tumbuhan. Buku Ajar Taksonomi Tumbuhan. Medan: Trans Info Media.
Anonim, 2007, Biji dan Perkembangan Biji, Jakarta: Triwijaya.
Campbel, dkk. 2004. Biologi Jilid Kelima Edisi Kedua. Erlangga: Jakarta
Tjitrosoepomo, Gembong. 2013. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Tjitrosomo, Siti sutarmi, dkk.1983. Botani Umum 1.Bandung: Angkasa.
 http:// www.sith.itb.ac.id//, diakses pada tanggal 13 Oktober 2008 pukul 22:34
rickyrichmoslem.blogspot.com/.../alat-perkembangbiakkan-tumbuhan- organo.html





3 komentar: