BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Morfologi
tumbuhan ialah ilmu yang mempelajari struktur organ tumbuhan baik mengenal
akar, daun, batang, buah, bunga, maupun bijinya. Morfologi tumbuhan tidak hanya menguraikan bentuk dan
susunan tubuh tumbuhan saja, tetapi juga bertugas untuk menentukan apakah
fungsi masing-masing bagian itu dalam kehidupan tumbuhan, dan selanjutnya juga
berusaha mengetahui darimana asal bentuk dan susunan tubuh tersebut. Pada dasarnya tumbuhan terdiri atas tiga organ pokok, yaitu akar (radix),
batang (caulis), dan daun (folium). Selain
itu bagian lain dari tubuh tumbuhan dapat dikatakan sebagai turunan (derivat) dari salah satu atau dua bagian
pokok tersebut yang telah mengalami perubahan bentuk, sifat dan fungsi.
Morfologi
tumbuhan adalah ilmu yang mempelajari tentang bentuk dan susunan tumbuh tubuh
tumbuhan yang berupa kormus. Kormus merupakan tubuh tumbuhan yang dengan nyata
memperlihatkan diferensiasi dalam tiga bagian pokok, yaitu akar (radix),
batang (caulis) dan daun (folium). Kormus hanya dimiliki oleh
tumbuhan paku (Pteridophyta) dan tumbuhan biji (spermatophyte).
Oleh karena itu para ahli ilmu tumbuhan
menempatkan kedua golongan tumbuhan tersebut dalam satu kelompok yang disebut tumbuhan
kormus (Cormophyta).
Dalam morfologi tumbuhan kita dapat menegetahui
organ-organ yang digunakan oleh tumbuhan baik itu berupa organum nutritivum
maupun organum reproductivum yang mempunyai bentuk dan bagian-bagian
tersendiri.
B.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana mengetahui sejarah morfologi
tumbuhan ?
2. Bagaimana mengetahui integrasi tumbuhan
dengan Al-quran ?
3. Bagaimana mengetahui bagian-bagian yang
termasuk kedalam alat hara?
4. Bagaimana mengetahui bagian-bagian yang
termasuk kedalam alat reproduksi ( Organ Reprodksi) ?
C.
Tujuan
1. Untuk mengetahui sejarah dari morfologi
tumbuhan.
2. Untuk mengetahui intergrasi tumbuhan dengan
Al-quran.
3. Untuk mengetahui bagian-bagian yang
termasuk kedalam alat hara.
4. Untuk mengetahui bagian-bagian yang
termasuk kedalam alat reproduksi ( Organ Reprodksi).
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Sejarah Morfologi Tumbuhan
Ilmu Tumbuhan
pada waktu sekarang telah mengalami kemajuan yang pesat, hingga bidang-bidang
pengetahuan yang semula hanya merupakan cabang-cabang ilmu Tumbuhan saja,
sekarang ini telah menjadi ilmu yang berdiri sendiri. Dari berbagai cabang ilmu
tumbuhan yang sekarang telah berdiri sendiri adalah.
Morfologi Tumbuhan. Morfologi Tumbuhan yang mempelajari bentuk dan susunan
tubuh tumbuhan pun sudah
demikian pesat perkembangannya hingga dipisahkan menjadi morfologi luar atau
morfologi saja dan morfologi dalam atau anatomi tumbuhan.
Morfologi
Tumbuhan diperkenalkan pertama kali oleh ilmuan yang berkebangsaan Jerman,
yaitu Johann Wolfgang Von Goete pada tahun 1790. Sejarah perkembangan morfologi
tumbuhan berpusat di Jerman, selain Goete tokoh lain yang paling berpengaruh
antara lain yaitu : Wilhelm Hofmeister, Karl von Goebel, Walter Zimmermann, dan
Wilhelm Troll. Metode yang digunakan oleh Goethe adalah Morfologi Konparatif
atau tipologi yang berpandangan bahwa meskipun organ pada tumbuhan berbunga
menunjukkan keragaman, terdapat sebuah bentuk rancangan dasar yang disebut
Bauplan yang mendasari keberagaman bentuk tubuh tumbuhan tersebut. Studi
morfologi di Jerman melibatkan perbedaan pandangan dan berdebatan oleh
masing-masing ilmuan. Goethe yang hanya bisa menerima konsep jenis tumbuhan,
sedangkan Zimmermann yang hanya menerima kelompok secara almi terbentuk melalui
Evolusi serta berasal dari nenek
moyang yang sama.
Pada saat yang
sama, Agnes Albert pada tahun 1950 mempublikasikan kelompok alami tumbuan, yang
berasal dari pandangan bahwa perkembangan tumbuhan akan terjadi terus menerus. Sejak pertama
kali di perkenalkan oleh Goethe sampai melalui sejarah perdebatan antar ilmuan,
konsep morfologi tumbuhan telah berkembang dan diterima secara umum bahwa
tumbuhan merupakan organisme yang berkembang melibatkan aspek dasar Botani,
yaitu: Morfologi, Dimensi, fungsi, dan Anatomi, fungsinya punn berkembang
selaras dengan Evolusi organisme moyangnya.
B.
Integrasi Tumbuhan dengan Al-Qur’an.
1.
Allah yang menumbuhkan tanaman dari air hujan
{وَهُوَ الَّذِي أَنْزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَخْرَجْنَا
بِهِ نَبَاتَ كُلِّ شَيْءٍ فَأَخْرَجْنَا مِنْهُ خَضِرًا نُخْرِجُ مِنْهُ حَبًّا
مُتَرَاكِبًا وَمِنَ النَّخْلِ مِنْ طَلْعِهَا قِنْوَانٌ دَانِيَةٌ وَجَنَّاتٍ
مِنْ أَعْنَابٍ وَالزَّيْتُونَ وَالرُّمَّانَ مُشْتَبِهًا وَغَيْرَ مُتَشَابِهٍ
انْظُرُوا إِلَى ثَمَرِهِ إِذَا أَثْمَرَ وَيَنْعِهِ إِنَّ فِي ذَلِكُمْ لَآيَاتٍ
لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ} [الأنعام: 99]
“Dan dialah yang menurunkan air hujan dari
langit, lalu kami tumbuhkan dengan air itu segala macam tumbuh-tumbuhan, maka
kami keluarkan dari tumbuh-tumbuhan itu tanaman yang menghijau. kami keluarkan
dari tanaman yang menghijau itu butir yang banyak; dan dari mayang korma
mengurai tangkai-tangkai yang menjulai, dan kebun-kebun anggur, dan (Kami
keluarkan pula) zaitun dan delima yang serupa dan yang tidak serupa.
perhatikanlah buahnya di waktu pohonnya berbuah dan (perhatikan pulalah)
kematangannya. Sesungguhnya pada yang demikian itu ada tanda-tanda (kekuasaan
Allah) bagi orang-orang yang beriman.” [Al-An'aam:99]
Dan dialah yang
menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang tidak berjunjung, pohon korma,
tanam-tanaman yang bermacam-macam buahnya, zaitun dan delima yang serupa
(bentuk dan warnanya) dan tidak sama (rasanya). makanlah dari buahnya (yang
bermacam-macam itu) bila dia berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari memetik
hasilnya (dengan disedekahkan kepada fakir miskin); dan janganlah kamu berlebih-lebihan.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan.
[Al-An'aam:141]
Maka kami tumbuhkan
dengan air hujan itu berjenis-jenis dari tumbuh-tumbuhan yang bermacam-macam. [Thaahaa:53]
Dan kami turunkan
dari awan air yang banyak tercurah, Supaya kami tumbuhkan dengan air itu
biji-bijian dan tumbuh-tumbuhan, Dan kebun-kebun yang lebat. [An-Naba':
14-16]
Dia-lah, yang Telah
menurunkan air hujan dari langit untuk kamu, sebahagiannya menjadi minuman dan
sebahagiannya (menyuburkan) tumbuh-tumbuhan, yang pada (tempat tumbuhnya) kamu
menggembalakan ternakmu. Dia menumbuhkan bagi kamu dengan air hujan itu
tanam-tanaman; zaitun, korma, anggur dan segala macam buah-buahan. Sesungguhnya
pada yang demikian itu benar-benar ada tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang
memikirkan. [An-Nahl: 10-11]

b.
Buah
Buah adalah organ pada tumbuhan berbunga yang merupakan perkembangan
lanjutan dari bakal buah (ovarium). Buah biasanya membungkus dan melindungi
biji. Aneka rupa dan bentuk buah tidak terlepas kaitannya dengan fungsi utama
buah, yakni sebagai pemencar biji tumbuhan.
Pengertian buah dalam lingkup pertanian (hortikultura) atau pangan
adalah lebih luas daripada pengertian buah di atas. Buah dalam pengertian ini
tidak terbatas yang terbentuk dari bakal buah, melainkan dapat pula berasal
dari perkembangan organ yang lain. Karena itu, untuk membedakannya, buah yang
sesuai menurut pengertian botani biasa disebut buah sejati.
Buah seringkali memiliki nilai ekonomi sebagai bahan pangan maupun
bahan baku industri karena di dalamnya disimpan berbagai macam produk
metabolisme tumbuhan, mulai dari karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral,
alkaloid, hingga terpena dan terpenoid. Ilmu yang mempelajari segala hal
tentang buah dinamakan pomologi.
a)
Buah dalam arti botani dan arti
pertanian atau pangan
§
Arti botani
Dalam pandangan botani, buah adalah sebagaimana tercantum pada paragraf
pertama di atas. Pada banyak spesies tumbuhan, yang disebut buah mencakup bakal
buah yang telah berkembang lanjut beserta dengan jaringan yang mengelilinginya.
Bagi tumbuhan berbunga, buah adalah alat untuk menyebar luaskan biji-bijinya;
adanya biji di dalam dapat mengindikasikan bahwa organ tersebut adalah buah,
meski ada pula biji yang tidak berasal dari buah.
Dalam batasan tersebut, variasi buah bisa sangat besar, mencakup buah
mangga, buah apel, buah tomat, cabai, dan lain-lain. Namun juga bulir
(kariopsis) padi, ‘biji’ (juga merupakan bulir!) jagung, ‘biji’ bunga-matahari,
‘biji’ lada, atau polong kacang tanah. Sementara, dengan batasan ini, buah
jambu monyet atau buah nangka tidak termasuk buah sejati.
§ Arti hortikultura atau pangan
Buah dalam pengertian hortikultura atau pangan merupakan pengertian
yang dipakai oleh masyarakat luas. Dalam pengertian ini, batasan buah menjadi
longgar. Setiap bagian tumbuhan di permukaan tanah yang tumbuh membesar dan
(biasanya) berdaging atau banyak mengandung air dapat disebut buah.
Dapat dijumpai, buah sejati (dalam pengertian botani) yang digolongkan
sebagai sayur-sayuran, seperti buah tomat, buah cabai, polong kacang panjang,
dan buah ketimun. Namun demikian, dapat dijumpai pula, buah tidak sejati (buah
semu) yang digolongkan sebagai buah-buahan, seperti ‘buah’ jambu monyet (yang
sebetulnya merupakan pembesaran dasar bunga; buah yang sejati adalah bagian
ujung yang berbentuk seperti monyet membungkuk), ‘buah’ nangka (yakni
pembesaran tongkol bunga; buah yang sejati adalah isi buah nangka yang berwarna
putih (Jw. beton), bergetah, sedangkan bagian ‘daging buah’ yang dimakan orang
adalah tenda bunga), atau ‘buah’ nanas.
§ Pembentukan buah
Buah adalah pertumbuhan sempurna dari bakal buah (ovarium). Setiap
bakal buah berisi satu atau lebih bakal biji (ovulum), yang masing-masing
mengandung sel telur. Bakal biji itu dibuahi melalui suatu proses yang diawali
oleh peristiwa penyerbukan, yakni berpindahnya serbuk sari dari kepala sari ke
kepala putik. Setelah serbuk sari melekat di kepala putik, serbuk sari
berkecambah dan isinya tumbuh menjadi buluh serbuk sari yang berisi sperma.
Buluh ini terus tumbuh menembus tangkai putik menuju bakal biji, di
mana terjadi persatuan antara sperma yang berasal dari serbuk sari dengan sel
telur yang berdiam dalam bakal biji, membentuk zigot yang bersifat diploid.
Pembuahan pada tumbuhan berbunga ini melibatkan baik plasmogami, yakni
persatuan protoplasma sel telur dan sperma, dan kariogami, yakni persatuan inti
sel keduanya.
Setelah itu, zigot yang terbentuk mulai bertumbuh menjadi embrio
(lembaga), bakal biji tumbuh menjadi biji, dan dinding bakal buah, yang disebut
perikarp, tumbuh menjadi berdaging (pada buah batu atau drupa) atau membentuk
lapisan pelindung yang kering dan keras (pada buah geluk atau nux). Sementara
itu, kelopak bunga (sepal), mahkota (petal), benangsari (stamen) dan putik (pistil)
akan gugur atau bisa jadi bertahan sebagian hingga buah menjadi. Pembentukan
buah ini terus berlangsung hingga biji menjadi masak. Pada sebagian buah
berbiji banyak, pertumbuhan daging buahnya umumnya sebanding dengan jumlah
bakal biji yang terbuahi.
Dinding buah, yang berasal dari perkembangan dinding bakal buah pada
bunga, dikenal sebagai perikarp (pericarpium). Perikarp ini sering berkembang
lebih jauh, sehingga dapat dibedakan atas dua lapisan atau lebih. Yang di
bagian luar disebut dinding luar, eksokarp (exocarpium), atau epikarp
(epicarpium); yang di dalam disebut dinding dalam atau endokarp (endocarpium);
serta lapisan tengah (bisa beberapa lapis) yang disebut dinding tengah atau
mesokarp (mesocarpium).
Pada sebagian buah, khususnya buah tunggal yang berasal dari bakal buah
tenggelam, terkadang bagian-bagian bunga yang lain (umpamanya tabung perhiasan
bunga, kelopak, mahkota, atau benangsari) bersatu dengan bakal buah dan turut
berkembang membentuk buah. Jika bagian-bagian itu merupakan bagian utama dari
buah, maka buah itu lalu disebut buah semu. Itulah sebabnya menjadi penting
untuk mempelajari struktur bunga, dalam kaitannya untuk memahami bagaimana
suatu macam buah terbentuk.
§ Tipe-tipe buah
Buah-buah itu sedemikian beragam, sehingga sukarlah rasanya untuk
menyusun suatu skema pengelompokan yang dapat mencakup semua macam buah yang
telah dikenal orang. Belum lagi adanya kekeliruan-kekeliruan yang
mempertukarkan pengertian biji dan buah (misal: ‘biji’ jagung, yang
sesungguhnya adalah buah secara botani).
Baik buah sejati (yang merupakan perkembangan dari bakal buah) maupun
buah semu, dapat dibedakan atas tiga tipe dasar buah, yakni:
* buah tunggal, yakni buah yang terbentuk dari
satu bunga dengan satu bakal buah, yang berisi satu biji atau lebih.
* buah ganda, yakni jika buah terbentuk dari satu bunga yang memiliki
banyak bakal buah. Masing-masing bakal buah tumbuh menjadi buah tersendiri,
lepas-lepas, namun akhirnya menjadi kumpulan buah yang nampak seperti satu
buah. Contohnya adalah sirsak (Annona).
* buah majemuk, yakni jika buah terbentuk dari bunga majemuk. Dengan
demikian buah ini berasal dari banyak bunga (dan banyak bakal buah), yang pada
akhirnya seakan-akan menjadi satu buah saja. Contohnya adalah nanas (Ananas),
bunga matahari (Helianthus).
§ Buah kering
Buah tunggal, atau tepatnya buah sejati tunggal, lebih jauh lagi dapat
dibedakan atas bentuk-bentuk buah kering (siccus), yakni yang bagian luarnya
keras dan mengayu atau seperti kulit yang kering; dan buah berdaging
(carnosus), yang dinding buahnya tebal berdaging.
Buah kering selanjutnya dibedakan atas buah yang tidak
memecah (indehiscens) dan yang memecah (dehiscens). Buah indehiscens berisi
satu biji, sehingga untuk memencarkan bijinya buah ini tidak perlu memecah.
Yang termasuk ke dalam kelompok ini adalah buah tipe padi, tipe kurung, dan
tipe keras.
§
Buah padi (caryopsis)
Buah padi (caryopsis, atau bulir) memiliki
dinding buah yang tipis, dan berlekatan menyatu dengan kulit biji. Kulit biji
ini kadang-kadang berlekatan pula dengan biji. Buah terbungkus oleh sekam. Buah
suku padi-padian (Poaceae) dan teki-tekian (Cyperaceae) termasuk ke dalam
kelompok ini.
Bulir atau buah padi adalah buah sekaligus
biji. Bagian buah terletak di sebelah luar, terdiri dari lemma, palea, dan
skutelum (scutellum). Bagian biji terdiri dari lapisan aleuron (hanya setebal
satu lapis sel), endospermia (tempat penyimpanan cadangan makanan), dan embrio.
§
Buah kurung (achenium)
Buah kurung (achenium) memiliki dinding buah
yang tipis, berdempetan namun tidak berlekatan dengan kulit biji. Contohnya
adalah buah (‘biji’) bunga pukul empat (Mirabilis). Buah kurung majemuk
contohnya adalah (buah) bunga matahari.
§
Buah keras (nux)
Buah keras atau geluk (nux) terbentuk dari dua
helai daun buah (carpel) atau lebih; bakal biji lebih dari satu, namun biasanya
hanya satu yang menjadi biji sempurna. Dinding buah keras, kadangkala mengayu,
tidak berlekatan dengan kulit biji. Contohnya adalah buah sarangan
(Castanopsis).
Beberapa jenis buah keras, kulitnya mengalami
pelebaran sehingga membentuk semacam sayap yang berguna untuk menerbangkan buah
ini—jika masak—menjauh dari pohon induknya. Buah bersayap (samara) semacam ini
contohnya adalah buah meranti (Shorea) dan kerabatnya dari suku
Dipterocarpaceae.
Buah kering yang memecah (dehiscens) umumnya
berisi lebih dari satu biji, sehingga memecahnya buah nampaknya terkait dengan
upaya untuk memencarkan biji, agar tidak terkumpul di suatu tempat. Misalnya
adalah:
§
Buah berbelah (schizocarpium)
Buah berbelah (schizocarpium) memiliki dua
ruang atau lebih, masing-masing dengan sebutir biji di dalamnya. Jika memecah,
ruang-ruang itu terpisah namun bijinya masih terbawa di dalam ruang. Sehingga
masing-masing ruang seolah buah kurung yang tersendiri. Contohnya adalah
kemangi (Ocimum), beberapa jenis anggota Malvaceae, dan lain-lain.
§
Buah kendaga
Buah kendaga (rhegma) seperti buah belah, namun
ruang-ruang itu masing-masing memecah, sehingga bijinya terlempar keluar.
Masing-masing ruang terbentuk dari satu daun buah. Contoh: para (Hevea), jarak
(Ricinus).
§
Buah kotak
Terdiri atas satu atau beberapa daun buah,
berbiji banyak. Buah ini memecah jika masak, namun kulit buah yang pecah sampai
lama tidak terlepas dari tangkai buah. Ada banyak macam buah kotak. Buah kotak
sejati (capsula) terdiri atas dua daun buah atau lebih; jumlah ruangannya
sesuai dengan jumlah daun buah asalnya. Buah ini membuka dengan bermacam-macam
cara. Contohnya adalah durian (Durio), anggrek (Orchidaceae). ‘Daging buah’
durian yang dimakan sebetulnya adalah arilus (salut biji), perbesaran dari
selaput penutup biji.
Selain itu, masih ada lagi beberapa jenis buah
kotak seperti berikut ini:
§
Buah bumbung
Buah bumbung (folliculus) berasal dari bakal buah yang
terdiri atas satu daun buah dengan banyak biji. Jika masak, kotak terbelah
menurut salah satu kampuhnya, biasanya kampuh perut. Contohnya adalah widuri
(Calotropis), kepuh (Sterculia).
§
Buah polong
Buah polong (legumen) terdiri atas satu daun buah dengan
satu ruangan dan banyak biji; sering pula ruangan ini terpisah-pisah oleh sekat
semu. Jika masak, ruangan akan terbuka menurut kedua kampuhnya yang memanjang.
Contohnya adalah aneka jenis polong-polongan (Fabaceae, atau dulu disebut
Leguminosae).
§
Buah lobak
Buah lobak (siliqua) tersusun dari dua daun buah dengan
satu ruangan yang tersekat oleh sekat semu. Buah terpecah menurut kedua
kampuhnya ketika masak, namun ujungnya masih berlekatan. Biji sebentar masih
melekat pada sekat semu, yang sebetulnya adalah tembuni, sebelum pada akhirnya
terlepas. Contohnya adalah jenis-jenis Cruciferae.
§
Buah berdaging
Buah-buah tunggal berdaging pada umumnya tidak memecah
(membuka) ketika masak. Salah satu perkecualiannya adalah pala (Myristica).
Beberapa bentuk buah berdaging, di antaranya:
§
Buah buni
Buah buni (bacca) mempunyai dinding buah terdiri dari dua
lapisan, yakni lapisan luar (eksokarp atau epikarp) yang tipis dan lapisan
dalam (endokarp) yang tebal, lunak dan berair. Biji-biji lepas dalam lapisan
dalam tersebut. Contohnya adalah buni (Antidesma), belimbing (Averrhoa), jambu
biji (Psidium), tomat (Lycopersicum) .
§
Buah mentimun
Buah mentimun (pepo) serupa dengan buah buni, namun dengan
dinding luar yang lebih tebal dan kuat. Pada buah yang masak, di tengahnya
sering terdapat ruangan dan daging buahnya bersatu dengan banyak biji di dalam
ruangan tersebut. Contohnya adalah mentimun (Cucurbita) dan kerabatnya.
§
Buah jeruk
Buah jeruk (hesperidium) adalah variasi dari buah buni
dengan tiga lapisan dinding buah. Lapisan luar yang liat dan berisi kelenjar
minyak; lapisan tengah yang serupa jaringan bunga karang dan umumnya
keputih-putihan; serta lapisan dalam yang bersekat-sekat, dengan
gelembung-gelembung berisi cairan di dalamnya. Biji-biji tersebar di antara
gelembung-gelembung itu. Contoh: buah jeruk (Citrus).
§
Buah batu
Buah batu (drupa) memiliki tiga lapisan dinding buah.
Eksokarp umumnya tipis menjangat (seperti kulit); mesokarp yang berdaging atau
berserabut; dan endokarp yang liat, tebal dan keras, bahkan dapat amat keras
seperti batu. Contohnya adalah mangga (Mangifera), dengan mesokarp berdaging;
atau kelapa (Cocos), yang mesokarpnya berserabut.
§
Buah delima
Dinding luarnya liat, keras atau kaku, hampir seperti kayu;
dinding dalam tipis, liat, bersekat-sekat. Masing-masing ruang dengan banyak
biji. Selaput biji tebal berair dan dapat dimakan. Contohnya adalah delima
(Punica).
§
Buah ganda
Buah berganda adalah buah yang terbentuk dari satu kuntum
bunga yang memiliki banyak bakal buah. Tiap-tiap bakal buah itu tumbuh menjadi
buah yang tersendiri, lepas-lepas, namun akhirnya menjadi kumpulan buah yang
nampak seperti satu buah. Sesuai dengan bentuk-bentuk buah penyusunnya, maka
dikenal beberapa macam buah berganda. Misalnya:
* buah kurung berganda, misalnya pada buah mawar (Rosa).
*buah bumbung berganda, misalnya pada cempaka (Michelia).
* buah buni berganda, misalnya pada sirsak (Annona).
* buah batu berganda, misalnya pada murbei (Morus).
§
Buah majemuk
Buah majemuk adalah buah hasil perkembangan
bunga majemuk. Dengan demikian buah ini berasal dari banyak bunga (dan banyak
bakal buah), yang tumbuh sedemikian sehingga pada akhirnya seakan-akan menjadi
satu buah saja. Dikenal pula beberapa macam buah majemuk, di antaranya:
* buah padi majemuk, misalnya jagung (Zea).
Tongkol jagung sebetulnya berisi deretan buah-buah jagung, bukan biji jagung.
* buah kurung majemuk, misalnya buah bunga
matahari (Helianthus).
* buah buni majemuk, misalnya buah nanas (Ananas).
* buah batu majemuk, misalnya buah pandan (Pandanus), pace
(Morinda).
Tahap-tahap perkembangan buah majemuk pada pace.
Bunga-bunga pace berkumpul dalam satu perbungaan (bunga majemuk) yang disebut
bongkol. Setelah diserbuki dan dibuahi, setiap kuntum bunga mulai tumbuh
menjadi buah batu (drupa). Dalam perkembangannya, buah-buah batu ini pada
akhirnya saling luluh menjadi sebutir buah batu majemuk.
Sesuai dengan definisi, buah ganda dan buah majemuk sukar
disebut buah sejati. Karena pada buah-buah tersebut terdapat bagian-bagian lain
dari bunga –selain bakal buah– yang turut bertumbuh dan berkembang menjadi
buah, baik bagian-bagian itu menjadi bagian utama buah ataupun bukan.
§
Buah tak berbiji
Keadaan tak berbiji merupakan salah satu ciri penting
buah-buahan komersial. Kultivar-kultivar pisang dan nanas adalah contohnya.
Demikian pula, buah-buah jeruk, anggur, dan semangka dari kultivar tak berbiji
umumnya dihargai lebih mahal. Keadaan tak berbiji demikian biasa pula disebut
sukun.
Pada sejumlah spesies, keadaan tak berbiji merupakan hasil
dari partenokarpi, yakni proses pembentukan buah tanpa terjadinya pembuahan
sebelumnya. Buah partenokarpi bisa terbentuk dengan atau tanpa peristiwa
penyerbukan. Kebanyakan kultivar jeruk sukun memerlukan penyerbukan untuk
proses pembentukannya; namun pisang dan nanas tidak memerlukannya. Sementara
itu, keadaan tak berbiji pada anggur sebetulnya terjadi karena matinya atau
tidak tumbuhnya embrio (dan biji) yang dihasilkan oleh pembuahan, keadaan yang
dikenal sebagai stenospermokarpi, yang memerlukan proses penyerbukan dan
pembuahan secara normal
§
Pemencaran biji
Variasi dalam bentuk dan struktur buah terkait dengan
upaya-upaya pemencaran biji. Pemencaran ini bisa terjadi dengan bantuan hewan,
angin, aliran air, atau proses pecahnya buah yang sedemikian rupa sehingga
melontarkan biji-bijinya sampai jauh.
§
Pemencaran oleh binatang (zookori)
Pemencaran oleh binatang biasa terjadi pada buah-buah yang
memiliki bagian-bagian yang banyak mengandung gula atau bahan makanan lainnya.
Musang, misalnya, menyukai buah-buah yang manis atau mengandung tepung dan
minyak yang menghasilkan energi. Aneka macam buah, termasuk pepaya, kopi dan aren,
dimakannya namun biji-bijinya tidak tercerna dalam perutnya. Biji-biji itu,
setelah terbawa ke mana-mana dalam tubuh musang, akhirnya dikeluarkan bersama
tinja, di tempat yang bisa jadi cukup jauh dari pohon asalnya. Demikian pula
yang terjadi pada beberapa macam biji-biji rumput dan semak yang dimakan oleh
ruminansia. Pemencaran seperti itu disebut endozoik. Dari golongan burung,
telah diketahui sejak lama bahwa burung cabe (Dicaeidae) memiliki keterkaitan
yang erat dengan penyebaran beberapa jenis pasilan atau benalu (Loranthaceae);
yang buah-buahnya menjadi makanan burung tersebut dan bijinya yang amat lengket
terbawa pindah ke pohon-pohon lain.
Cara lain adalah apa yang disebut epizoik, yakni pemencaran
dengan cara menempel di bagian luar tubuh binatang. Buah atau biji yang epizoik
biasanya memiliki kait atau duri, agar mudah melekat dan terbawa pada rambut,
kulit atau bagian badan binatang lainnya. Misalnya pada buah-buah rumput jarum
(Andropogon), sangketan (Achyranthes), pulutan (Urena) dan lain-lain.
§
Pemencaran oleh angin (anemokori)
Di kawasan hutan hujan tropika, pemencaran oleh angin
merupakan cara yang efektif untuk menyebarkan buah dan biji, nomor dua setelah
pemencaran oleh binatang.[12] Tidak mengherankan jika Dipterocarpaceae,
kebanyakan memiliki bentuk buah samara, menjadi salah satu suku pohon yang
mendominasi tegakan hutan di Kalimantan dan Sumatra. Tumbuhan lain yang
memanfaatkan angin, yang juga melimpah keberadaannya di hutan hujan ini, adalah
jenis-jenis anggrek (Orchidaceae). Buah anggrek merupakan buah kotak yang
memecah dengan celah-celah, untuk melepaskan biji-bijinya yang halus dan mudah
diterbangkan angin.
Alih-alih buahnya, pada jenis-jenis tumbuhan tertentu
adalah bijinya yang memiliki sayap atau alat melayang yang lain. Biji-biji
bersayap ini misalnya adalah biji bayur (Pterospermum), mahoni (Swietenia),
atau tusam (Pinus). Biji kapas (Gossypium) dan kapok (Ceiba) memiliki
serat-serat yang membantunya melayang bersama angin.
§
Pemencaran oleh air (hidrokori)
Buah-buah yang dipencarkan oleh air pada umumnya memiliki
jaringan pengapung (seperti gabus) yang terisi udara atau jaringan yang tak
basah oleh air. Misalnya adalah jaringan sabut pada buah-buah kelapa (Cocos),
ketapang (Terminalia) atau putat (Barringtonia).[4]
Buah bakau (Rhizophora) telah berkecambah semasa masih
melekat di batangnya (vivipar). Akar lembaga dan hipokotilnya tumbuh memanjang
keluar dari buah dan menggantung di ujung ranting, hingga pada saatnya kecambah
terlepas dan jatuh ke lumpur atau air di bawahnya.[13] Kecambah yang jatuh ke
lumpur mungkin langsung menancap dan seterusnya tumbuh di situ; namun yang
jatuh ke air akan terapung dan bisa jadi terbawa arus air sungai atau laut
hingga ke tempat yang baru, di mana kecambah itu tersangkut dan tumbuh menjadi pohon.
§
Pemencaran sendiri
Beberapa banyak macam buah, melemparkan sendiri
biji-bijinya melalui berbagai mekanisme pecahnya dinding buah, yang sebagian
besar berdasarkan pada peristiwa higroskopi atau turgesensi.[4] Buah-buah
kering yang memecah sendiri (dehiscens), di saat masak kehilangan kadar airnya,
hingga pada lengas tertentu bagian-bagian yang terkait melenting secara
tiba-tiba, memecah kampuh, dan melontarkan biji-biji di dalamnya ke kejauhan.
Contohnya adalah buah para (Hevea), yang sering terdengar ‘meletus’ di kala
hari panas. Demikian pula berbagai macam polong-polongan (Fabaceae), yang dapat
melontarkan biji hingga beberapa puluh meter jauhnya. Buah pacar air
(Impatiens), karena sifat lentingnya, bahkan sering digunakan anak-anak untuk
bermain.
c. Umbi
Umbi merupakan satu organ dari tumbuhan yang merupakan
modifikasi dari organ lain dan berfungsi sebagai penyimpan zat tertentu
(umumnya karbohidrat). Organ yang dimodifikasi dapat berupa daun, batang, atau
akar. Bentuk modifikasi ini biasanya adalah pembesaran ukuran dengan perubahan
anatomi yang sangat jelas terlihat. Umbi biasanya terbentuk tepat di bawah
permukaan tanah.
Organ penyimpan tidak harus berbentuk umbi.
Beberapa jenis tumbuhan menyimpan cadangan energi pada organ yang sama, tetapi
tidak mengalami banyak modifikasi bentuk, sehingga tidak membentuk umbi.
Tumbuhan memerlukan cadangan energi karena ia tidak bisa berpindah tempat untuk
menemukan sumber energi baru atau untuk membantu reproduksi jenisnya
Macam-macam umbi:
Umbi merupakan istilah generik (umum). Secara
biologi, umbi dibedakan berdasarkan organ dasar yang dimodifikasi.
* Umbi lapis (bulbus) merupakan umbi yang terbentuk dari
tumpukan (pangkal) daun yang tersusun rapat, biasanya dihasilkan oleh famili
Alliaceae, amaryllidaceae, dan Liliaceae;
* Umbi batang merupakan umbi yang terbentuk dari modifikasi
batang. Umbi batang mampu memunculkan tunas maupun akar, sehingga kerap kali
dijadikan bahan perbanyakan vegetatif. Umbi batang yang tumbuh di bawah
permukaan tanah, membesar, dan mengandung banyak pati disebut sebagai tuber,
biasanya dihasilkan oleh beberapa spesies Solanaceae dan Asteraceae.
* Umbi akar (tuberous root) merupakan umbi yang terbentuk
dari modifikasi akar. Ketela pohon adalah salah satu contoh penghasil umbi
akar. Umbi akar tidak bisa dijadikan bahan perbanyakan.
Beberapa organ yang tumbuh di bawah permukaan tanah juga
kadang-kadang disebut umbi, seperti rimpang dan geragih. Tiga yang pertama disebut
sebagai organ seksual karena mutlak diperlukan dalam reproduksi seksual.
d.
Biji (semen)
Setelah terjadinya penyerbukan dan yang diikuti
pembuahan, bakal buah tumbuh menjadi buah, dan bakal biji tumbuh menjadi biji. Pada tumbuhan biji (Spermatophyta), biji merupakan alat
perkembangbiakan yang utama, karena biji mengandung lembaga atau calon tumbuhan
baru.
Biji duduk pada suatu tangkai yang keluar dari
papan biji atau tembuni (placenta). Tangkai pendukung dari biji tersebut
disebut tali pusar (funiculus). Bagian biji tempat pelekatan tali pusar
dinamakan pusar biji (hilus). Jika biji sudah masak maka tali pusarnya
akan terputus, sehingga biji terlepas dari tembuninya. Bekas tali pusar umumnya
akan nampak jelas pada biji.
Pada biji ada kalanya tali pusar ikut tumbuh
berubah sifatnya menjadi salut atau selaput biji (arillus). Bagian ini ada yang
meupkan selubung biji yang sempurna ada yang hnya menyelubungi sebagian biji
saja.
Salut biji
ada yang :
o
Berdaging atau berair dan
sering kali dapat di makan, misalnya pada biji durian (Durio zibethius Murr.),
biji rambutan (Nephelium lappaceum L.) dll.
o
Menyerupai kulit dan hanya
menutupi sebagian biji, misalnya pada biji (Myristica fragrans Houtt.). salut
biji pala dinamakan macis yang seperti bijinya sendiri digunakan pula sebagai
bumbu untuk masak dan berbagai macam keperluan lainya.
Pada biji
umumnya memiliki bagian-bagian sebagai berikut:
a. Kulit biji (spermodermis)
b. Tali pusar (funiculus)
c. Inti biji atau isi biji (nucleus
seminis)
Ø
Kulit biji
(Spermodermis)
Seperti yang telah di kemukakan kulit biji berasal
dari selaput bakal biji (Intergumnetum) oleh sebab itu biasanya kulit
biji dari tumbuhan biji tertutup (Angiospermae) terdiri dari dua
lapisan, yaitu :
a.
Lapisan kulit luar (testa). Lapisa ini mempunyai sifat yang
bermacam-mcam ada yang tipis ada yang kaku seperti kulit, ada yang keras
seperti kayu dan batu. Bagian ini merupakan pelindung utama bagi biji yang ada
didakamnya.
b.
Lapisan kulit dalam (tegmen). Biasanya tipis seperti selaput sering kali
juga dinamakan kulit ari.
Walapun telah di kemukakan tadi, bahawa kulit biji
berasal dari integumentum, maka belum berarti bahwa kulit luar
biji berasal dari integumentum luar dan kulit berasal berasal dari itegumentum
yang dalam, karena pembentukan kulit biji dap pula ikut serta dalam bakal biji yang
lebih dalam daripada integumentumnya.
Di atas telah dikemukakan bahwa biji yang memiliki dua
lapisan adalah biji tertutup (angiospermae), pada tumbuhan biji telanjang
(gymnopermae) malah terdapat tiga lapisan, kita dapat menyaksikan sendiri pada
buah melinjo (Gnetum genemon L.) padahal bakal biji tumbuhan biji telanjang
umumnya hanya mempunyai satu integumentum saja.
Ketiga lapisan kulit biji seperti dapat dilihat
pada buah melinjo itu masing-masing dinamakan :
a.
Kulit luar (sarcotesta), biasanya tebal berdaging, pada waktu muda berwarna
hijau, kuning lalu berwarna ketika masak.
b.
Kulit tengah (sclerolesta), suatu lapisan yang kuat dan keras, berkayu
mempunyai kuli dalam (endocarpium) pada buah batu.
c. Kuli dalam (endotesta), biasnya tipis seperti
selaput, seringkali melekat
pada biji buah yang terlihat seperti gambar di bawah
Jika
diadakan pemeriksaan yang teliti terhadap keadaan kulit luar biji berbagai
jenis tumbuhan, maka pada kuli luar biji itu masih dapat ditemukan
bagian-bagian lain, misalnya :
1.
Sayap (ala), berbagai
jenis tumbuhan mempunya alat tambahan yang berupa sayap pada kulit luar biji
dan dengan demikian biji tumbuhan tersebut mudah dipencarkan oleh angin. Biji
yang bersayap contohnya
adalah pada tanaman spatodea (Spathodea campanulata P.B.), kelor (Moringa oleifera Lamk.)
adalah pada tanaman spatodea (Spathodea campanulata P.B.), kelor (Moringa oleifera Lamk.)
2.
Bulu (coma), yaitu
penonjolan sel-sel kuli biji yang berupa rambut-rambut yang halus. Bulu-bulu
ini mempunya fungsi seperti sayap, yaitu memudahkan biji untuk terterbangkan
oleh tiupan angin. Contoh: kapas (Gossypium), biduri (Calotropis
gigantea Dryand.)
3.
Salut biji (arillus),
yang biasanya berasal dari pertumbuhan tali pusar, misalnya pada biji durian (Durio
zibethinus Murr.)
4.
Salut biji semu (arillodium),
seperti sallut biji, tetapi tidak berasal dari tali pusar, melainkan tumbuh
dari bagian sekitar liang bakal biji (micropyle). Macis pada biji pala
adalah suatu salut biji semu.
5.
Pusar biji (hilus), yaitu
bagian kulit biji yang merupakan bekas perlekatan degan tali pusar, biasanya telihat
kasar dan mempunyai warna yang berlainan dengan bagain lain kulit biji. Misal: kacang panjang (Vigna sinensis Endl.) kacang merah (Phaseolus
vulgaris L.) dll.
6.
Liang biji (micropyle), ialah
liang kecil bekas jalan masuknya buluh sebuk sari ke dalam bakal biji pada
peristiwa pembuahan.
7.
Bekas berkas pembuluh
pengangkut (chalaza), yaitu tempat pertemuan integumen degan nuselus,
masih terlihat jelas pada biji anggur (Vitis vinifera L.)
8.
Tulang biji (raphe), yaitu
terusan tali pusar pada biji, biasanya hanya kelihatan pada biji yang bersal
dari bakal biji yang mengangguk (anatropus) dan pada biji biasnya tak
begitu jelas lagi. Masih terlhiat apda biji jarak
(Ricinus communis L.).
Ø
Tali
pusar (Funiculus)
Tali pusar merupakan bagian
yang menghubungkan biji dengan tembuni, jadi merupakan tangkainya biji. Jika
biji masak, biasanya biji terlepas dari tali pusar biji. Dan pada biji hanya
tampak bekasnya yang dikenal sebagai pusat biji.
Ø
Inti Biji (Nucleus Seminis)
Yang
dinamakan inti biji ialah semua bagian biji yang terdapat di dalam kulitnya,
oleh sebab itu inti biji juga dapat dinamakan isi biji.
Inti biji
terdiri atas :
a.
Lembaga (embryo) yang merupakan calon individu baru,
b.
Putih lembaga (albumen), jaringan beirisi cadangan makanan untuk masa permulaan
kehidupan tumbuhan baru (kecambah) sebelum mencar makanan sendiri.
Ø
Lembaga (Embryo)
Lembaga adalah calon tumbuhan baru
yang nantinya akan tumbuh menajdi tumbuhan baru setelah biji memperoleh
syarat-syarat yang diperlukan
a.
Akar lembaga atau calon akar (radicula), yang biasanya kemudian tumbuh
terus menjadi akar tunggang. Akar lemabaga ini ujungnya menghadap ke arah liang
biji dan pada perkecambahan biji, akar itu akan menembus kulit biji dan keluar
melalui liang tadi.
b.
Daun lembaga (cotyledo), merypak daun yang pertama kali tumbuh. Fungsi
daun lembaga bisa memiliki fungsi yang berbeda-beda.
§
Sebagai tempat penimbunan makanan
§
Sebagai tempat melakukan
asimilasi
§
Sebagai alat penghisab makanan
untuk lembaga dari putih lembaga
c. Batang
lembaga (cauliculus) yang sering dapat dibedakan dalam dua bagian, yaitu
:
§
Ruas batang di atas daun
lembaga (internodium epicotylum),
§
Ruas batang di bawah daun
lembaga (internodium hypocotylum),
Ø
Putih lembaga
(Albumen)
Putih lembaga adalah bagian biji
yang terdiri atas suatu jaringan yang menjadi tempat cadangan makanan lembaga,
tidak setiap biji mempunyai putih lembaga. Melihat
asalnya jaringan yang menjadi tempat penimbunan zat makanan cadangan tadi kita
dapat membedakan putih lembaga dalam :
a.
Putih lembaga dalam (endospermium), jika jaringan penimbun makanan itu
terdiir atas sel-sel yang berasal dari initi kandung lembaga sekunder yang
kemudian setelah di buahi oleh salah satu inti sperma lalu membelah-belah menjadi
jaringan penimbun makanan ini.
b.
Putih lembaga luar (perispermium), jika bagian ini berasal dari bagian
biji di luar kandung lembaga entah dari nuselus atau dari selaput bakal biji.
Selain bagian
di atas, biji mempunyai bagian yang lain yaitu :
-
Papan Biji atau Tembuni (Placenta)
Tempat pelekatan biji pada daun buah
-
Pusat Biji (HILUS)
Tempat pelekatan tangkai biji pada biji
-
Salut atau Selaput Biji (Arillus)
Bagian tangkai biji yang berubah menjadi selaput biji
I.
AMPHIMIXIS DAN APOMIXI
1. Amphimixis
adalah reproduksi melalui proses seksual yang melibatkan pembuahan telur
melalui sperma.
Biji : sperma +
zigot (2n)àovum
Ovulum
Biji fertil
(Subur)
2. Apomixis adalah
reproduksi aseksual tanpa pembuahan- mengembangkan atau menghasilkan tanpa
hubungan seksual. Ini adalah istilah botani (juga dikenal sebagai apogomy) yang
digunakan sehubungan dengan banyak tanaman. Apomixis dapat terjadi dalam dua
cara: ketika embrio muncul dari telur yang tidak dibuahi diproduksi tanpa
meiosis, yang disebut agamugenesis, sebuah nucellar embrio terbentuk dari
jaringan sekitarnya nucellus.
Benih yang
dihasilkan pada umumnya identik dengan tanaman utama.. Contoh apomixis adalah
Hawthorns, shadbush, putih balok, berry hitam, dandelion, dll Baru-baru ini,
telah ditemukan bahwa benih cemara Sahara didapatkan dari serbuk sari tanpa
bantuan genetik dari induk betina. Ini berbeda dari amphimixis yang reproduksi
melalui proses seksual yang melibatkan pembuahan telur melalui sperma.
- Tanpa
feertilisasi
- Macam-macam
apomixes :
1. Partenogenesis
§ Embrio parthenogenesis haploid. Contohà steril àdari biji
berasal dari ovum haploid : Leunca
(Solanum Nigrum)
§ Ovum parthenogenesis diploidà diploid à
Contoh :
Taraxacum, Alchemillia
2. Apogami :
embrio dari bij
3. steril.à sel synergial,
sel antipoda àberasal dari sel haploid
Contoh: Lilium sp.
4. Adventif
embryonic
5. Poliembrioni
§ Dalam 1 biji
terdapat lebih 1 embrio
§ Dalam 1 ovulum
: - amphimixis
-
apogamic
-
adventif embrioni
§ Dari 1
biji 1 tanamanàyang
berkecambah
Contoh : Jeruk
(Citrus Sp) ; Mangga (Mangifera indica) ; dukuh (Lansium
domesticum)
Ovulum
Biji Steril (Mandul)
Tanpa fertilisasi
Ø
Kecambah (Plantula)
Tumbuhan yang masih kecil belum lama
muncul dari biji dan msih hidup dari persediaan makanan yang terdapat di dalam
biji dinamakan kecambah (plantula). Perkecambahan biji dapat dibedakan
dalam dua macam:
a.
Perkecambahan di atas tanah (epigaeis), yaitu jika perkecambahan karena
pembentagan ruas batang di bawah daun lembaganya lalu terangkat ke atas, muncul
di atas tanah. Misalnya pada kacang hijau (Phaseolus radiatus L.)
b. Perkecambahan di bawah tanah (hypogaeis), bila daun lembaga tetap
tinggal di dalam kulit biji, dan tetap di dalam tanah seperti terdapat pada
biji kacan kapri (Pisum sativum L.)
Telah di kemukakan, bahwa biji hanya
akan berkecamabah jika syarat-syarat yang diperlukan yaitu : air, udara, cahaya
dan panas. Jika syarat-syarat itu tidak terpenuhi biji baru
yang ada didalam berada dalam ke adaan tidur (latent). Dalam keadaan ini
lembaga tetap hidup bahkan sampai bertahun-tahun tanpa kehilnagan daya
tumbuhnya. Pada umumnya daya tumbuh biji akan berkurang seiring berjalanya
waktu, tetapi ada pula biji yang memerlukan waktu istirahat dulu, kemudian
tumbuh lagi. Sebelum dicukupi waktu untuk beristirahat yang diperlukan biji
tidak mau tumbuh walaupun terdapat syarat-syarat yang sudah terpenuhi. Dalam
dunia pertanian itu disebut sebagai dormansi (dormancy).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Morfologi
Tumbuhan diperkenalkan pertama kali oleh ilmuan yang berkebangsaan Jerman,
yaitu Johann Wolfgang Von Goete pada tahun 1790. Sejarah perkembangan morfologi
tumbuhan berpusat di Jerman, selain Goete tokoh lain yang paling berpengaruh
antara lain yaitu : Wilhelm Hofmeister, Karl von Goebel, Walter Zimmermann, dan
Wilhelm Troll.
Metode yang
digunakan oleh Goethe adalah Morfologi Konparatif atau tipologi yang
berpandangan bahwa meskipun organ pada tumbuhan berbunga menunjukkan keragaman,
terdapat sebuah bentuk rancangan dasar yang disebut Bauplan yang mendasari
keberagaman bentuk tubuh tumbuhan tersebut. Studi morfologi di Jerman
melibatkan perbedaan pandangan dan berdebatan oleh masing-masing ilmuan. Goethe
yang hanya bisa menerima konsep jenis tumbuhan, sedangkan Zimmermann yang hanya
menerima kelompok secara almi terbentuk melalui Evolusi serta berasal
dari nenek moyang yang sama.
Diaman pada
itegrasi atau hubungannya yang dikaitkan antara sains dan religi sudah ada dan
terdapat pada Al-quran dari kecil sampai besarnya suatu tumbuhan atau semua
makhkluk hidup terdapat pada ayat Al-quran yang berkaitan dengan tumbuhan
tersebut.
Selain itu terdapat berbagai bagian-bagian
dari alat hara yaitu akar ( Radix), batang ( Caulis) dan daun ( Folium)
yang dimana masing-masing memiliki bagian, ukuran, bentuk ,manfaat, ciri-ciri
atau kreteria tertentu yang sudah didefinisikan sesuai dengan penelitian yang
sudah dilakukan. Tidak hanya di alat hara saja mempunya bagian tetapi juga pada
alat reproduksi atau organum reproduksi pada tumbuhan juga terdapat
bagian-bagian, yaitu bunga, buah dan biji yang dimana dibahas secara menyuluruh
dan spesipik dalam organum reproduksi
B. Saran
Demikian makalah ini kami susun dengan segala kemampuan dan
keterbatasan kami. Pemakah menyadari bahwa banyak kekurangan
pada makalah ini dan maka dari itu, kritik dan saran selalu kami tunggu demi perbaikan
yang menjadi baik. Dan semoga makalah ini mudah dipahami dan bermanfaat bagi
pembaca umumnya dan bermanfaat di masa yang akan datang. Amin.
DAFTAR PUSTAKA
Adhy Ws. 2006. Morfologi Tumbuhan. Buku Ajar Taksonomi Tumbuhan. Medan: Trans
Info Media.
Anonim,
2007, Biji dan Perkembangan Biji, Jakarta: Triwijaya.
Campbel, dkk. 2004. Biologi Jilid Kelima Edisi Kedua.
Erlangga: Jakarta
Tjitrosoepomo, Gembong. 2013. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Tjitrosomo,
Siti sutarmi, dkk.1983. Botani Umum
1.Bandung: Angkasa.
http://
www.sith.itb.ac.id//, diakses pada tanggal 13 Oktober 2008 pukul 22:34
rickyrichmoslem.blogspot.com/.../alat-perkembangbiakkan-tumbuhan-
organo.html
terimakasih.
BalasHapusmakalahnya sangat membantu
Sama-sama..
Hapusmantap makalahnya
BalasHapus