BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Setiap
benda yang cair adalah larutan dimana larutan terdiri atas campuran homogen
dari zat terlarut dengan zat pelarut, dalam praktikum kali ini kita akan
belajar membuat suatu larutan dengan konsentrasi tertentu, serta mengetahui mana zat pelarut dan zat terlarutnya,
zat terlarut dapat berupa padat, cair, dan gas sedangkan pelarutnya sering
dinyatakan dengan konsentrasi, misalnya Natrium Hidroksida (NaOH) dilarutkan
dengan air dengan labu ukur 100 mL dan lain sebagainya.
Dalam
praktikum ini para peraktikan akan belajar membuat larutan serta menganalisis
sifat-sifat dari suatu larutan setelah dicampurkan atau di larutkan, para
praktikan akan berkreasi dalam mencanpurkan suata larutan dengan larutan yang
lain. Langkah peraktikan juga akan di
bimbing untuk mengencerkan suat jenis larutan yang pekat. Dan kami berharap
semoga laporan ini mampu menjadi panduan serta refrensi untuk para pembaca
ketika akan membuat larutan nanti.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah
langkah-langkah dalam membuat membuat larutan?
2. Bagaimanakah
hubungan antara zat terlarut dengan pelarut?
3. Menjelaskan
apa itu pengenceran?
4. Bagaiman
hubungan antara pengenceran antara molar (M) dan persen (%)?
C. Tujuan
1. Agar
mengetahui langkah-langkah dalam membuat membuat larutan.
2. Agar
hubungan antara zat terlarut dengan pelarut.
3. Mampu
menjelaskan apa itu pengenceran.
4. Agar
mengetahui hubungan pengenceran antara molar (M) dan persen (%)
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pelaksanaan
Hari,tanggal : Sabtu, 18 Oktober 2014
Waktu :
13:00 WITA – Selesai
Tempat :
Laboratorium Pendidikan IPA Biologi IAIN Matarm
B. Landasan Teori
Larutan adalah
campuran homogen (komposisinya sama), serba sama (ukuran partikelnya), tidak
ada bidang batas antara zat pelarut dengan zat terlarut (tidak dapat dibedakan
secara langsung antara zat pelarut dengan zat terlarut), partikel- partikel
penyusunnya berukuran sama (baik ion, atom, maupun molekul) dari dua zat atau
lebih. Dalam larutan fase cair, pelarutnya (solvent) adalah cairan, dan zat
yang terlarut di dalamnya disebut zat terlarut (solute), bisa berwujud padat,
cair, atau gas. Dengan demikian, larutan = pelarut (solvent) + zat terlarut
(solute). Khusus untuk larutan cair, maka pelarutnya adalah volume terbesar.
Ada 2 reaksi dalam larutan, yaitu:
a) Eksoterm, yaitu
proses melepaskan panas dari sistem ke lingkungan,
temperatur dari campuran reaksi akan
naik dan energi potensial dari zat- zat kimia yang bersangkutan akan turun.
b) Endoterm, yaitu
menyerap panas dari lingkungan ke sistem, temperatur dari campuran reaksi
akan turun dan energi potensial dari zat- zat kimia yang bersangkutan akan
naik.
Larutan dapat dibagi menjadi 3, yaitu:
a) Larutan tak
jenuh yaitu larutan yang mengandung solute (zat terlarut)
kurang dari yang diperlukan untuk
membuat larutan jenuh. Atau dengan kata lain, larutan yang partikel-
partikelnya tidak tepat habis bereaksi dengan pereaksi (masih bisa melarutkan
zat). Larutan tak jenuh terjadi apabila bila hasil kali konsentrasi ion, Ksp berarti
larutan belum jenuh.
b) Larutan jenuh
yaitu suatu larutan yang mengandung sejumlah solute yang
larut dan mengadakan kesetimbangn
dengan solut padatnya. Atau dengan kata lain, larutan yang partikel-
partikelnya tepat habis bereaksi dengan pereaksi (zat dengan konsentrasi
maksimal). Larutan jenuh terjadi apabila bila hasil konsentrasi ion = Ksp
berarti larutan tepat jenuh.
c) Larutan sangat
jenuh (kelewat jenuh) yaitu,
suatu larutan
yang mengandung
lebih banyak
solute daripada yang diperlukan untuk larutan jenuh. Atau dengan kata lain,
larutan yang tidak dapat lagi melarutkan zat terlarut sehingga terjadi endapan.
Larutan sangat jenuh terjadi apabila bila hasil kali konsentrasi ion > Ksp
berarti larutan lewat jenuh (mengendap).
Berdasarkan banyak sedikitnya zat terlarut, larutan dapat
dibedakan menjadi 2, yaitu:
a) Larutan pekat
yaitu larutan yang mengandung relatif lebih banyak
solute dibanding solvent.
b) Larutan
encer yaitu larutan yang relatif lebih sedikit solute dibanding
solvent.
Konsentrasi
larutan dapat dibedakan secara kualitatif dan kuantitatif. Secara kualitatif,
larutan dapat dibedakan menjadi larutan pekat dan larutan encer. Dalam larutan
encer, massa larutan sama dengan massa pelarutnya karena massa jenis larutan
sama dengan massa jenis pelarutnya. Secara kuantitatif, larutan dibedakan
berdasarkan satuan konsentrasinya.
Ada beberapa proses melarut (prinsip
kelarutan), yaitu:
a. Cairan- cairan
Kelarutan zat cair dalam zat cair sering dinyatakan “Like
dissolver like” maknanya zat- zat cair yang memiliki struktur serupa akan
saling melarutkan satu sama lain dalam segala perbandingan. Contohnya: heksana
dan pentana, air dan alkohol => H- OH dengan C2H5- OH.
Perbedaan kepolaran antara zat terlarut dan zat pelarut
pengaruhnya
tidak besar terhadap
kelarutan. Contohnya: CH3Cl (polar) dengan CCl4 (non-
polar).
Larutan ini terjadi karena terjadinya gaya antar aksi,
melalui gaya dispersi (peristiwa menyebarnya zat terlarut di dalam zat pelarut)
yang kuat. Di sini terjadi peristiwa soluasi, yaitu peristiwa partikel-
partikel pelarut menyelimuti (mengurung) partikel terlarut. Untuk kelarutan
cairan- cairan dipengaruhi juga oleh ikatan Hydrogen.
b. Padat- cair
Padatan umumnya memiliki kelarutan terbatas di cairan hal
ini disebabkan gaya tarik antar molekul zat padat dengan zat padat > zat
padat dengan zat cair. Zat padat non- polar (sedikit polar) besar kelarutannya
dalam zat cair yang kepolarannya rendah. Contohnya: DDT memiliki struktur mirip
CCl4 sehingga mudah larut di dalam non- polar (contoh minyak
kelapa),
tidak mudah
larut dalam air (polar).
c. Gas- cairan
Ada 2 prinsip yang mempengaruhi kelarutan gas dalam
cairan, yaitu:
ü Makin tinggi
titik cair suatu gas, makin mendekati zat cair gaya tarik antar molekulnya. Gas
dengan titik cair lebih tinggi, kelarutannya lebih besar.
ü Pelarut terbaik
untuk suatu gas ialah pelarut yang gaya tarik antar molekulnya sangat mirip
dengan yang dimiliki oleh suatu gas.
Pelarutan adalah membuat larutan dari padatan murni dengan
mencampurkan zat terlarut dan pelarut dalam jumlah tertentu, sehingga
konsentrasinya tetap. Pengenceran adalah mencampur larutan pekat (konsentrasi
tinggi) dengan cara menambahkan pelarut agar diperoleh volume akhir yang lebih
besar. Jika suatu larutan senyawa kimia yang pekat diencerkan, kadang-kadang
sejumlah panas dilepaskan. Hal ini terutama dapat terjadi pada pengenceran asam
sulfat pekat. Agar panas ini dapat dihilangkan dengan aman, asam sulfat pekat
yang harus ditambahkan ke dalam air, tidak boleh sebaliknya. Jika air
ditambahkan ke dalam asam sulfat pekat, panas yang dilepaskan sedemikian besar
yang dapat menyebabkan air mendadak mendidih dan menyebabkan asam sulfat
memercik. Jika kita berada di dekatnya, percikan asam sulfat ini merusak kulit (Khopkar,1990,Hal:23).
Pengenceran yaitu suatu cara atau metode yang diterapkan
pada suatu senyawa dengan jalan menambahkan pelarut yang bersifat netral, lazim
dipakai yaitu aquadest dalam jumlah tertentu. Penambahan pelarut dalam suatu
senyawa dan berakibat menurunnya kadar kepekatan atau tingkat konsentrasi dari
senyawa yang dilarutkan/diencerkan (Brady,1999,
hal: 122).
Dalam pembuatan larutan dengan konsentrasi tertentu sering
dihasilkan konsentrasi yang tidak kita inginkan. Untuk mengetahui konsentrasi
yang sebenarnya perlu dilakukan standarisasi.standarisasi sering dilakukan
dengan titrasi. Zat-zat yang didalam jumlah yang relative besar disebut pelarut
(Baroroh, 2004, hal: 18).
Dalam kimia, pengenceran diartikan pencampuran yang bersifat
homogen antara zat terlarut dan pelarut dalam larutan. Zat yang jumlahnya lebih
sedikit di dalam larutan disebut (zat) terlarut atau solut, sedangkan zat yang
jumlahnya lebih banyak daripada zat-zat lain dalam larutan disebut pelarut atau
solven (Gunawan, 2004, hal: 37).
C.
Alat
dan Bahan
1. Alat
: 2.
Bahan :
a. Timbangan
elektrik a. NaOH pellet
b. Sendok b.
NaCl
c. Gelas
alroji c.
Aquades
d. Labu
ukur 50 ml d. kertas aluminium
e. Pipet
tetes e. HCl pekat
f. Gelas
kimia NaOH f.
H2SO4 pekat
g . Alkohol 50 %
D.
Cara
Kerja
1.
Cara membuat
larutan 50 mL HCl 3 M dari HCl 37% (pekat).
a.
Menentukan
kosentrasi larutan induk, HCl pekat, dengan memperhatikan:
-
Persentase, 37%
(b/b)
-
Massa jenis
(mj) larutan induk ( 1 L = 1,19 kg artinya d = 1,19 g/mrasi l).
-
Mr (Ar H : 1, Cl : 35,5) Mr HCl = 36,5
Konsentrasi larutan induk
dapat dicari dengan persamaan :
M1 =
b.
Melakukan
pengenceran dengan persamaan:
V1 x M1 = V2 x M2
Dan kita sepakati bahwa:
V1 = volume HCl pekat
yang akan kita perlukan untuk diencerkan
M1 = molaritas
larutan HCl pekat
V2 = 50 mL (Volume larutan yang akan kita buat)
M2 = 3 M (kosentrasi
larutan yang akan dibuat)
Maka:
V1(HCl pekat) =
=….. mL
c.
V1
(12,4 mL) memasukkan ke dalam labu ukur 50 mL, yang sebelumnya labu ukur
tersebut telah diisi sejumlah kecil aquades. Setelah V1 atau larutan
HCl pekat tersebut dimasukkan dalam labu, kemudian menambahkan aquades sampai
tepat tanda batas.
d.
Menutup labu
kemudian membolak – balik sampai larutan sempurna.
e.
Menulis label
tentang nama kosentrasi larutan.
2.
Cara membuat
100 ml alcohol 70% ( v∕v) dari alkohol 95%
( v∕v).
1.
Menyiapkan
larutan alkohol 95%, dan menetapkan:
-
V2 =
100 mL
-
P2 =
70 %
-
V1 =
……mL
-
P1 =
95 %
2.
Menentuin V1
dengan persamaan:
V1(alkohol pekat)
= (V2)
(P2) = (100 mL) (70 %) =….. mL.
P1 95 %
3.
Memasukkan V1(alcohol
pekat) ke dalam labu ukur 100 mL, kemudian menambahkan aquades sampai
tepat tanda batas.
4.
Menutup labu
kemudian dikocok.
5.
Member label
tentang jenis dan kadar larutan.
E.
Hasil
Pengamatan
1. Tabel Hasil Pengamatan
a. Tabel acuan ( Sesuai di buku praktikum)
Kelompok
|
Konsentrasi
|
Voleme larutan Ml
|
|
|
NaCl %
|
NaOH M
|
100
|
I
|
0,5
|
0,75
|
100
|
II
|
1
|
0,5
|
100
|
III
|
1,5
|
0,25
|
100
|
IV
|
2
|
0,2
|
100
|
b. tabel pengamtan
Kelompok
|
Gram NaCl
|
Gram NaOH
|
%NaCl
|
M
NaOH
|
I
|
0,5
|
3
|
0,5
|
0,75
|
II
|
1
|
2
|
1
|
0,5
|
III
|
1,5
|
1
|
1,5
|
0,25
|
IV
|
2
|
0,2
|
0,2
|
0,2
|
2.
Gambar Hasil Penga
matan
Keterangan:
1.
Labu ukur
2.
Campuran NaOH
3.
Kertas label
Keterangan:
1. Labu ukur
2. Campuran HCL
3. Kertas label
Ket:
1. Labu ukur
2. campuran NaCl
3. label
Ket:
1. Labu ukur
2. alkohol
3. label
Keterangan
Gambar
1. HCl 50 mL
2. Alkohol 50 mL
3. NaOH 100
mL
4. NaCl 100 mL
F.
Analisa
Hasil
1.)Pembutan larutan dengan
konsentrasi persen berat % (b/b) dan molaritas,
1.
Dik : Gram %NaCl = 0,5
M NaOH = 0,75
Dit : Gram NaCl dan NaOH?
Jawab:
M
NaCl : % berat x100%
V
:= 0,5
x 100% = 0,5 gram
100
M
NaOH =
x
0,75= gr x 1000
40 100
3
gram = NaOH
2.
Dik : % NaCl = 1%
M NaOH = 0,5 M
Dit : massa NaCl dan massa NaOH?
Jawab:
M Nacl
= % berat x 100 %
V
=
x
100 %
= 1 gram
M NaOH =
x
0,5 =
x
4 x0,5 = gram
m
= 2 gram
3. Dik : % NaCl = 1,5 %
M NaOH = 0,25 M
Dit :
massa NaCl dan massa NaOH?
Jawab :
M NaCl =
= % berat x 100 %
V
=
x
100 %
= 1,5 gram
M NaOH =
x
0,25 =
x
4 x 0,25 = gram
m
= 1gram
4.
Dik : % NaCl = 2 %
M NaOH = 0,2 M
Dit :
massa NaCl dan massa NaOH?
Jawab :
M NaCl =
= % berat x 100 %
V
=
x
100 %
= 2 gram
M NaOH =
x
0,2 =
x
4 x 0,2 = gram
m
= 0,8 gram
1.1 Pengenceran
1. Membuat larutan 50 ml HCl 3M
dari HCl 37% ( pekat )
Konsentrasi induk dapat dicari dengan
M1 =
=
=12 M
V1 =
=
=
=12,5
ml
M1
2. Membuat 100 ml Alkohol 17% (v/v) dari
alkohol 95% (v\v)
V1 =
=
= 36,84
ml
G.
Pembahasan
Pembuatan larutan dengan konsentrasi persen berat %
(b\b) dan molaritas dengan % NaCl sebanyak 0,5 dan M NaOH 0,75 menhasilkan 3 gram
NaOH yang terlebih dahulu di cari dengan
Rumus : M NaCl : % berat x100%, kemudian mencari massa dari NaOH
V
Pembuatan larutan menggunakan % NaCl = 1% , M NaOH
0,5 kemudian mencari massa dari massing-masing zat tersebut dengan menggunakan
rumus yang ada dalam hasil pengamtan sehingga menghasilkan 1 gram NaCl dan 2
gram NaOH.
Pembuatan larutan dengan menggunakan % NaCl sebesar
1,5 % dan M NaOH 0,25 M, setelah dihitung ternyata ditemukan massa dari NaCl
1,5 gram dan massa NaOH 1 gram.
Sedangkan pembuatan larutan dari 2 % NaCl dengan 0,2
M NaOH mengahasilkan 0,8 gram NaOH dan 2 gram NaCl.
Pengenceran larutan pekat, membuat larutan 50 ml,
dengan HCl 3M dari HCl 37% (pekat), terlebih dahulu kita tentukan Mr dari HCl
yakni 36,5 dengan ketentuan d= 1,19 kemudian mencari M1 dengan
persamaan
M1 =
sehingga M1= 12M dan untuk mencari
nilai volume pertama menggunakan rumus V1= V2 M2 sehingga
jumlah hasilny 12,5 ml.
M1
Membuat
100 ml (V2), Alkohol 70% (v/v) sebagai P2, dari alkoho 95
% (v/v) sebagai P1 dengan menetukan V1 sehingga ditemukan
hasilnya 36,84 mL.
H.
Evaluasi
___
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dalam pembuatan larutan membutuhkan
sekurang-kurangnya 2 jenis zat dimana
salah satu zatnya ada sebagai pelarut dan terlarut, salh satu yang bisa kita
amati adalah pembuatan larutan menggunakan NaCl dengan NaOH yang di larutkan
dengan air dimana zat tersebut akan cepat larut ketika dilarutkan dengan air
ataupun aquades, menngunakan % berat dan
% voleme setealah itu kita menetukan masing-masing massa dari zat yang
telah dilarutkan tadi,
Beda halnya denga pengenceran dimana pengenceran itu
adalah penambahan pelarut dalam suatu
senyawa dan berakibatkan menurunnya kadar kepekatan atau tingkat konsentrasi
dari senyawa yang dilarutkan/diencerkan. Dalam pengenceran kompenen yang paling
utama yang diperhatikan adalah kepekatan dari suatu larutan yang akan
diencerkan dengan aquades dan memperhatikan voleme dan persentase dalam % (v/v)
sehingga setelah di encerkan menemukan voleme awalnya.
B.
Saran
Cara
dalam menyampaikan materi memang sudah bagus tapi entah kenapa kami masih ada
yang kurang menggelegar, sehinnga kami harus lebih ekstra lagi dalam
pengulanganya. Kami berharap kakak Co.Ass mampu membuat susasana laboratorium
menjadi sesakral mungkin sehingga praktikum terasa resmi.
DAFTAR PUSTAKA
Baroroh, 2004, Kimia
Dasar, Surabya. Surya Kencana.
Brady,1999,
Dasar Kimia, Jakarta. Alaika buku.
Khopkar,1990,
Kimia Larutan, Bandung. Dharma Ali.
Gunawan, 2004, Kimia
dan Campuran. Surabaya. Surya Kencana.
Minggu 19 Oktober pukul 17.40 WIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar