Sabtu, 13 Februari 2016

larutan



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Setiap benda yang cair adalah larutan dimana larutan terdiri atas campuran homogen dari zat terlarut dengan zat pelarut, dalam praktikum kali ini kita akan belajar membuat suatu larutan dengan konsentrasi tertentu, serta  mengetahui mana zat pelarut dan zat terlarutnya, zat terlarut dapat berupa padat, cair, dan gas sedangkan pelarutnya sering dinyatakan dengan konsentrasi, misalnya Natrium Hidroksida (NaOH) dilarutkan dengan air dengan labu ukur 100 mL dan lain sebagainya.
Dalam praktikum ini para peraktikan akan belajar membuat larutan serta menganalisis sifat-sifat dari suatu larutan setelah dicampurkan atau di larutkan, para praktikan akan berkreasi dalam mencanpurkan suata larutan dengan larutan yang lain.  Langkah peraktikan juga akan di bimbing untuk mengencerkan suat jenis larutan yang pekat. Dan kami berharap semoga laporan ini mampu menjadi panduan serta refrensi untuk para pembaca ketika akan membuat larutan nanti.
B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimanakah langkah-langkah dalam membuat membuat larutan?
2.      Bagaimanakah hubungan antara zat terlarut dengan pelarut?
3.      Menjelaskan apa itu pengenceran?
4.      Bagaiman hubungan antara pengenceran antara molar (M) dan persen (%)?
C.    Tujuan
1.      Agar mengetahui langkah-langkah dalam membuat membuat larutan.
2.      Agar hubungan antara zat terlarut dengan pelarut.
3.      Mampu menjelaskan apa itu pengenceran.
4.      Agar mengetahui hubungan pengenceran antara molar (M) dan persen (%)

BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pelaksanaan
Hari,tanggal    : Sabtu, 18 Oktober 2014
Waktu                         : 13:00 WITA – Selesai
Tempat            : Laboratorium Pendidikan IPA Biologi IAIN Matarm
B.     Landasan Teori
Larutan adalah campuran homogen (komposisinya sama), serba sama (ukuran partikelnya), tidak ada bidang batas antara zat pelarut dengan zat terlarut (tidak dapat dibedakan secara langsung antara zat pelarut dengan zat terlarut), partikel- partikel penyusunnya berukuran sama (baik ion, atom, maupun molekul) dari dua zat atau lebih. Dalam larutan fase cair, pelarutnya (solvent) adalah cairan, dan zat yang terlarut di dalamnya disebut zat terlarut (solute), bisa berwujud padat, cair, atau gas. Dengan demikian, larutan = pelarut (solvent) + zat terlarut (solute). Khusus untuk larutan cair, maka pelarutnya adalah volume terbesar.
Ada 2 reaksi dalam larutan, yaitu:
a)      Eksoterm, yaitu proses melepaskan panas dari sistem ke  lingkungan,
temperatur dari campuran reaksi akan naik dan energi potensial dari zat- zat kimia yang bersangkutan akan turun.
b)      Endoterm, yaitu menyerap panas dari lingkungan ke sistem, temperatur dari campuran reaksi akan turun dan energi potensial dari zat- zat kimia yang bersangkutan akan naik.
Larutan dapat dibagi menjadi 3, yaitu:
a)      Larutan tak jenuh yaitu larutan yang mengandung solute (zat terlarut)
kurang dari yang diperlukan untuk membuat larutan jenuh. Atau dengan kata lain, larutan yang partikel- partikelnya tidak tepat habis bereaksi dengan pereaksi (masih bisa melarutkan zat). Larutan tak jenuh terjadi apabila bila hasil kali konsentrasi ion, Ksp berarti larutan belum jenuh.
b)      Larutan jenuh yaitu suatu larutan yang mengandung sejumlah solute yang
larut dan mengadakan kesetimbangn dengan solut padatnya. Atau dengan kata lain, larutan yang partikel- partikelnya tepat habis bereaksi dengan pereaksi (zat dengan konsentrasi maksimal). Larutan jenuh terjadi apabila bila hasil konsentrasi ion = Ksp berarti larutan tepat jenuh.
c)      Larutan sangat jenuh (kelewat jenuh) yaitu, suatu larutan yang mengandung lebih banyak solute daripada yang diperlukan untuk larutan jenuh. Atau dengan kata lain, larutan yang tidak dapat lagi melarutkan zat terlarut sehingga terjadi endapan. Larutan sangat jenuh terjadi apabila bila hasil kali konsentrasi ion > Ksp berarti larutan lewat jenuh (mengendap).
Berdasarkan banyak sedikitnya zat terlarut, larutan dapat dibedakan menjadi 2, yaitu:
a)      Larutan pekat yaitu larutan yang mengandung relatif lebih banyak
      solute dibanding solvent.
b) Larutan encer yaitu larutan yang relatif lebih sedikit solute dibanding
    solvent.
Konsentrasi larutan dapat dibedakan secara kualitatif dan kuantitatif. Secara kualitatif, larutan dapat dibedakan menjadi larutan pekat dan larutan encer. Dalam larutan encer, massa larutan sama dengan massa pelarutnya karena massa jenis larutan sama dengan massa jenis pelarutnya. Secara kuantitatif, larutan dibedakan berdasarkan satuan konsentrasinya.
 Ada beberapa proses melarut (prinsip kelarutan), yaitu:
a.       Cairan- cairan
Kelarutan zat cair dalam zat cair sering dinyatakan “Like dissolver like” maknanya zat- zat cair yang memiliki struktur serupa akan saling melarutkan satu sama lain dalam segala perbandingan. Contohnya: heksana dan pentana, air dan alkohol => H- OH dengan C2H5- OH.
Perbedaan kepolaran antara zat terlarut dan zat pelarut pengaruhnya tidak besar terhadap kelarutan. Contohnya: CH3Cl (polar) dengan CCl4 (non- polar).
Larutan ini terjadi karena terjadinya gaya antar aksi, melalui gaya dispersi (peristiwa menyebarnya zat terlarut di dalam zat pelarut) yang kuat. Di sini terjadi peristiwa soluasi, yaitu peristiwa partikel- partikel pelarut menyelimuti (mengurung) partikel terlarut. Untuk kelarutan cairan- cairan dipengaruhi juga oleh ikatan Hydrogen.
b.      Padat- cair
Padatan umumnya memiliki kelarutan terbatas di cairan hal ini disebabkan gaya tarik antar molekul zat padat dengan zat padat > zat padat dengan zat cair. Zat padat non- polar (sedikit polar) besar kelarutannya dalam zat cair yang kepolarannya rendah. Contohnya: DDT memiliki struktur mirip CCl4 sehingga mudah larut di dalam non- polar (contoh minyak kelapa), tidak mudah larut dalam air (polar).
c.       Gas- cairan
Ada 2 prinsip yang mempengaruhi kelarutan gas dalam cairan, yaitu:
ü  Makin tinggi titik cair suatu gas, makin mendekati zat cair gaya tarik antar molekulnya. Gas dengan titik cair lebih tinggi, kelarutannya lebih besar.
ü  Pelarut terbaik untuk suatu gas ialah pelarut yang gaya tarik antar molekulnya sangat mirip dengan yang dimiliki oleh suatu gas.
Pelarutan adalah membuat larutan dari padatan murni dengan mencampurkan zat terlarut dan pelarut dalam jumlah tertentu, sehingga konsentrasinya tetap. Pengenceran adalah mencampur larutan pekat (konsentrasi tinggi) dengan cara menambahkan pelarut agar diperoleh volume akhir yang lebih besar. Jika suatu larutan senyawa kimia yang pekat diencerkan, kadang-kadang sejumlah panas dilepaskan. Hal ini terutama dapat terjadi pada pengenceran asam sulfat pekat. Agar panas ini dapat dihilangkan dengan aman, asam sulfat pekat yang harus ditambahkan ke dalam air, tidak boleh sebaliknya. Jika air ditambahkan ke dalam asam sulfat pekat, panas yang dilepaskan sedemikian besar yang dapat menyebabkan air mendadak mendidih dan menyebabkan asam sulfat memercik. Jika kita berada di dekatnya, percikan asam sulfat ini merusak kulit (Khopkar,1990,Hal:23).
Pengenceran yaitu suatu cara atau metode yang diterapkan pada suatu senyawa dengan jalan menambahkan pelarut yang bersifat netral, lazim dipakai yaitu aquadest dalam jumlah tertentu. Penambahan pelarut dalam suatu senyawa dan berakibat menurunnya kadar kepekatan atau tingkat konsentrasi dari senyawa yang dilarutkan/diencerkan (Brady,1999, hal: 122).
Dalam pembuatan larutan dengan konsentrasi tertentu sering dihasilkan konsentrasi yang tidak kita inginkan. Untuk mengetahui konsentrasi yang sebenarnya perlu dilakukan standarisasi.standarisasi sering dilakukan dengan titrasi. Zat-zat yang didalam jumlah yang relative besar disebut pelarut (Baroroh, 2004, hal: 18).
Dalam kimia, pengenceran diartikan pencampuran yang bersifat homogen antara zat terlarut dan pelarut dalam larutan. Zat yang jumlahnya lebih sedikit di dalam larutan disebut (zat) terlarut atau solut, sedangkan zat yang jumlahnya lebih banyak daripada zat-zat lain dalam larutan disebut pelarut atau solven (Gunawan, 2004, hal: 37).

C.    Alat dan Bahan
1.      Alat :                                                            2.  Bahan :
a.       Timbangan elektrik                             a.  NaOH pellet
b.      Sendok                                                b.  NaCl
c.       Gelas alroji                                          c.  Aquades
d.      Labu ukur 50 ml                                  d.  kertas aluminium
e.       Pipet tetes                                           e.  HCl pekat
f.       Gelas kimia NaOH                              f.  H2SO4 pekat
g . Alkohol 50 %
D.    Cara Kerja
1.      Cara membuat larutan 50 mL HCl 3 M dari HCl 37% (pekat).
a.       Menentukan kosentrasi larutan induk, HCl pekat, dengan memperhatikan:
-          Persentase, 37% (b/b)
-          Massa jenis (mj) larutan induk ( 1 L = 1,19 kg artinya d = 1,19 g/mrasi l).
-          Mr     (Ar H : 1, Cl : 35,5) Mr HCl = 36,5 
 Konsentrasi larutan induk dapat dicari dengan persamaan :
M1 =  
b.      Melakukan pengenceran dengan persamaan:
V1 x M1 = V2 x M2          
Dan kita sepakati bahwa:
V1 = volume HCl pekat yang akan  kita perlukan untuk diencerkan
M1 = molaritas larutan  HCl pekat
V2 = 50 mL  (Volume larutan yang akan kita buat)
M2 = 3 M (kosentrasi larutan yang akan dibuat)
      Maka: V1(HCl pekat) =     =….. mL
c.       V1 (12,4 mL) memasukkan ke dalam labu ukur 50 mL, yang sebelumnya labu ukur tersebut telah diisi sejumlah kecil aquades. Setelah V1 atau larutan HCl pekat tersebut dimasukkan dalam labu, kemudian menambahkan aquades sampai tepat tanda batas.
d.      Menutup labu kemudian membolak – balik sampai larutan sempurna.
e.       Menulis label tentang nama kosentrasi larutan.
2.      Cara membuat 100 ml alcohol 70% ( v∕v) dari alkohol 95%  ( v∕v).
1.      Menyiapkan larutan alkohol  95%, dan menetapkan:
-          V2 = 100 mL
-          P2 = 70 %
-          V1 = ……mL
-          P1 = 95 %
2.      Menentuin V1 dengan persamaan:
V1(alkohol pekat) =   (V2) (P2)        =   (100 mL) (70 %)   =….. mL.
                              P1                                           95 %
3.      Memasukkan V1(alcohol pekat) ke dalam labu ukur 100 mL, kemudian menambahkan aquades sampai tepat tanda batas.
4.      Menutup labu kemudian  dikocok.
5.      Member label tentang jenis dan kadar larutan.
E.     Hasil Pengamatan
1.  Tabel Hasil Pengamatan
   a. Tabel acuan ( Sesuai di buku praktikum)
Kelompok
Konsentrasi

 Voleme larutan Ml

    NaCl %
   NaOH M
     100
      I
      0,5
    0,75
     100
      II
      1
    0,5
     100
      III
      1,5
    0,25
     100
      IV
      2
     0,2
     100
   b. tabel pengamtan
Kelompok
Gram NaCl
Gram NaOH
%NaCl
M    NaOH
       I
      0,5
        3
     0,5
       0,75
      II
       1
        2
       1
       0,5
      III
      1,5
        1
     1,5
       0,25
      IV
       2
       0,2
     0,2
       0,2

2.      Gambar Hasil Penga matan
Keterangan:
1.    Labu ukur
2.    Campuran NaOH
3.    Kertas label


 
 

Keterangan:
1. Labu ukur
2. Campuran HCL
3. Kertas label
 






Ket:
1. Labu ukur
2. campuran NaCl
3. label

 





Ket:
1. Labu ukur
2. alkohol
3. label
 


Keterangan Gambar
1.  HCl 50 mL
2. Alkohol 50 mL
3. NaOH  100 mL 
4. NaCl 100 mL

F.     Analisa Hasil
1.)Pembutan larutan dengan konsentrasi persen berat % (b/b) dan molaritas,
1.  Dik : Gram %NaCl   = 0,5
                      M NaOH = 0,75
     Dit : Gram NaCl dan NaOH?
     Jawab:
                  M NaCl : % berat x100%
                                      V
                               := 0,5  x 100%   = 0,5 gram
                                  100
                                    M NaOH  =  x
                                                0,75= gr x 1000
                                                          40   100
                                               3  gram =  NaOH
                        2. Dik : % NaCl = 1%
                                       M NaOH = 0,5 M
                            Dit : massa NaCl  dan massa NaOH?
                            Jawab:
                                      M Nacl   =  % berat x 100 %
                                                            V    
                                                      =  x 100 %
                                                      = 1 gram
                                      M NaOH =  x
                                      0,5  =  x
                                  4 x0,5 = gram
                                                m = 2 gram
     3. Dik : % NaCl   = 1,5 %
                  M NaOH = 0,25 M
        Dit :   massa NaCl dan massa NaOH?
        Jawab :
                                     M NaCl = =  % berat x 100 %
                                                              V    
                                                      =  x 100 %
                                                      = 1,5 gram
                                      M NaOH =  x
                                      0,25  =  x
                                  4 x 0,25 = gram
                                                m = 1gram
      4. Dik : % NaCl   = 2 %
                  M NaOH = 0,2 M
         Dit :   massa NaCl dan massa NaOH?
        Jawab :
                                     M NaCl = =  % berat x 100 %
                                                              V    
                                                      =  x 100 %
                                                      = 2 gram
                                      M NaOH =  x
                                      0,2  =  x
                                  4 x 0,2 = gram
                                                m = 0,8 gram
1.1  Pengenceran
1. Membuat larutan 50 ml HCl 3M dari HCl 37% ( pekat )
    Konsentrasi induk dapat dicari dengan
   M1 =  =  =12 M
    V1 =  =  =  =12,5 ml
                    M1
 2. Membuat 100 ml Alkohol 17% (v/v) dari alkohol 95% (v\v)
             V1 =  =  = 36,84 ml
G.    Pembahasan
Pembuatan larutan dengan konsentrasi persen berat % (b\b) dan molaritas dengan % NaCl sebanyak 0,5 dan M NaOH 0,75 menhasilkan 3 gram NaOH yang terlebih dahulu di cari dengan
Rumus :  M NaCl : % berat x100%,  kemudian mencari massa dari  NaOH
                               V       
Pembuatan larutan menggunakan % NaCl = 1% , M NaOH 0,5 kemudian mencari massa dari massing-masing zat tersebut dengan menggunakan rumus yang ada dalam hasil pengamtan sehingga menghasilkan 1 gram NaCl dan 2 gram NaOH.
Pembuatan larutan dengan menggunakan % NaCl sebesar 1,5 % dan M NaOH 0,25 M, setelah dihitung ternyata ditemukan massa dari NaCl 1,5 gram dan massa NaOH 1 gram.
Sedangkan pembuatan larutan dari 2 % NaCl dengan 0,2 M NaOH mengahasilkan 0,8 gram NaOH dan 2 gram NaCl.
Pengenceran larutan pekat, membuat larutan 50 ml, dengan HCl 3M dari HCl 37% (pekat), terlebih dahulu kita tentukan Mr dari HCl yakni 36,5 dengan ketentuan d= 1,19 kemudian mencari M1 dengan persamaan
 M1 =   sehingga M1= 12M dan untuk mencari nilai volume pertama menggunakan rumus V1= V2 M2 sehingga jumlah hasilny 12,5 ml.
                                                            M1
                Membuat 100 ml (V2), Alkohol 70% (v/v) sebagai P2, dari alkoho 95 % (v/v) sebagai P1 dengan menetukan V1 sehingga ditemukan hasilnya 36,84 mL.
H.    Evaluasi
___












BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Dalam pembuatan larutan membutuhkan sekurang-kurangnya  2 jenis zat dimana salah satu zatnya ada sebagai pelarut dan terlarut, salh satu yang bisa kita amati adalah pembuatan larutan menggunakan NaCl dengan NaOH yang di larutkan dengan air dimana zat tersebut akan cepat larut ketika dilarutkan dengan air ataupun aquades, menngunakan % berat dan  % voleme setealah itu kita menetukan masing-masing massa dari zat yang telah dilarutkan tadi,
Beda halnya denga pengenceran dimana pengenceran itu adalah penambahan pelarut dalam suatu senyawa dan berakibatkan menurunnya kadar kepekatan atau tingkat konsentrasi dari senyawa yang dilarutkan/diencerkan. Dalam pengenceran kompenen yang paling utama yang diperhatikan adalah kepekatan dari suatu larutan yang akan diencerkan dengan aquades dan memperhatikan voleme dan persentase dalam % (v/v) sehingga setelah di encerkan menemukan voleme awalnya.
B.     Saran
Cara dalam menyampaikan materi memang sudah bagus tapi entah kenapa kami masih ada yang kurang menggelegar, sehinnga kami harus lebih ekstra lagi dalam pengulanganya. Kami berharap kakak Co.Ass mampu membuat susasana laboratorium menjadi sesakral mungkin sehingga praktikum terasa resmi.
                         





           DAFTAR PUSTAKA

Baroroh, 2004, Kimia Dasar, Surabya. Surya Kencana.
Brady,1999, Dasar Kimia, Jakarta. Alaika buku.
Khopkar,1990, Kimia Larutan, Bandung. Dharma Ali.
Gunawan, 2004, Kimia dan Campuran. Surabaya. Surya Kencana.
  Minggu 19 Oktober pukul 17.40 WIB






Tidak ada komentar:

Posting Komentar