Sabtu, 13 Februari 2016

pemurnian



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Biasanya zat murni telah tercemar dengan zat-zat lain yang dapat membentuk campuran yang bersifat homogen dan heterogen yang bergantung pada jenis komponen yang tergantung didalamnya.
Zat murni ada dua yaitu unsur dan senyawa, sedangkan campuran merupakan gabungan dua zat murni dengan komposisi sembarangan. Zat murni yang telah tercemar mengandung zat-zat lain dalam bentuk gas, cair, atau padatan.
Dibumi jarang terdapat materi dalam keadaan murni, melainkan dalam bentuk campuran. Contohnya, air laut terdiri dari iar dan berbagai zat yang tercampur didalamnya, misalnya garam. Tanah terdiri dari berbagai senyawa dan unsur baik dalam wujud padat, cair, atau gas. Udara yang kita hirup setiap hari mengandung bermacam-macam unsur dan senyawa, seperti oksigen, nitrogen, uap air, karbon monoksida, dan sebagainya.
Untuk memperoleh zat murni kita harus memisahkannya dari bahan-bahan pencemar atau pencampuran lainnya pada suatu campuran dengan sistem pemisahan dan pemurnian.
Banyak cara atau teknik yang dilakukan dalam pemisahan campuran. Hal tersebut bergantung pada jenis, wujud, dan sifat komponen yang terkandung didalamnya, seperti pemisahan pemisahan zat padat dari suspensi, pemisahan zat padat dari larutan, pemisahan campuran zat cair, pemisahan campuran dua jenis padatan.
Pada prinsipnya pemisahan dilakukan untuk memisahkan dua zat atau lebih yang saling bercampur dan pemurnian dilakukan untuk mendapatkan zat murni dari suatu zat yang telah tercemar oleh zat lain.


B.     Rumusan Masalah
Bagaimana cara proses pemurnian dan pemisahan secara  destilasi

C.    Tujuan
      Untuk mengetahui proses pemurnian dan pemisahan secara  destilasi


























BAB II 
PEMBAHASAN
A.    Pelaksanaan Praktikum
1.      Hari                 : Kamis , 1 November  2014
2.      Waktu             : 01:00 WITA - Selesai          
3.      Tempat            : Lab.P.IPA  Biologi IAIN Mataram

B.     Landasan Teori
            Destilasi adalah suatu metode pemisahan Hukum Raoult berdasarkan perbedaan titik didih. Untuk membahas destilasi perlu dipelajari proses kesetimbangan fasa uap-cair; kesetimbangan ini tergantung pada tekanan uap larutan. Hukum Raoult digunakan untuk menjelaskan fenomena yang terjadi pada proses pemisahan yang menggunakan metode destilasi; menjelaskan bahwa tekanan uap suatu komponen yang menguap dalam larutan sama dengan tekanan uap komponen murni dikalikan fraksimol komponen yang menguap dalam larutan pada suhu yang sama (Armid, 2009 :32).
            Prinsip destilasi adalah penguapan cairan dan pengembunan kembali uap tersebut pada suhu titik didih. Titik didih suatu cairan adalah suhu dimana tekanan uapnya sama dengan tekanan atmosfer. Cairan yang diembunkan kembali disebut destilat. Tujuan destilasi adalah pemurnian zat cair pada titik didihnya, dan memisahkan cairan tersebut dari zat padat yang terlarut atau dari zat cair lainnya yang mempunyai perbedaan titik didih cairan murni. Pada destilasi biasa, tekanan uap di atas cairan adalah tekanan atmosfer (titik didih normal). Untuk senyawa murni, suhu yang tercatat pada termometer yang ditempatkan pada tempat terjadinya proses destilasi adalah sama dengan titik didih destilat (Sahidin, 2008:12).
            Dasar pemisahan dengan distilasi adalah perbedaan titik didih dua cairan atau lebih. Jika canpuran dipanaskan maka komponen yang titik didihnya lebih rendah akan menguap lebih dulu. Dengan mengatur suhu secara cermat kita dapat menguapkan dan kemudian mengembunkan komponen demi komponen secara bertahap. Pengmbunan terjadi dengan mengalirkan uap ketabung pendingin. Contohnya memisahkan campuran air dan alkohol. Titik didih air dan alkohol masing-masing 100˚C dan 78˚C. Jika campuran dipanaskan (dalam labu destilasi) dan suhu diatur sekitar 78˚C, maka alkohol akan menguap sedikit demi sedikit. Uap itu mengembun dalam pendingin dan akhirnya didapatkan cairan alkohol murni(Syukri S. 1999:184).
            Alkohol mempunyai peranan yang penting, terutama dalam bidang industri kimia. Alkohol bisa dipergunakan sebagai bahan baku, bahan industri kimia, bahan industri kosmetik, farmasi, dan juga dalam bidang kedokteran. Maka dalam penelitian ini, dengan berbagai pertimbangan yang tersebut diatas, dilakukan upaya untuk dapat meningkatkan kadar alkohol di industri alkohol bekonang. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode adsorpsi dan metode destilasi-adsorpsi dengan silika dari abu sekam padi sebagai adsorben, yang berfungsi untuk menyerap kandungan air dalam alkohol. Sehingga akan diperoleh kadar alkohol yang lebih tinggi. Berdasarkan penelitian diperoleh hasil sebagai berikut. Untuk sample alkohol 80 % didapatkan kadar yang tertinggi 82.004 % dengan metode adsorpsi (dengan adsorben berupa silika dari abu sekam padi tanpa dimodifikasi). Sedangkan untuk sample alkohol 30 % didapatkan kadar yang tertinggi yaitu 87.009 % dengan metode destilasi-adsorpsi (dengan adsorben berupa silika dari abu sekam padi yang telah dimodifikasi).
            Ada berbagai cara yang dapat dugunakan untuk memisahkan suatu zat dari campurannya, yaitu cara destilasi, ekstraksi pelarut dan resin penukar ion. Destilasi adalah proses perubahan fasa cair menjadi fasa uap atau gas dengan pendidihan, kemudian gas tersebut mengembun akibat pendinginan. Dasar penting dalam destilasi adalah tekanan uap, yaitu suatu sifat fisika dari zat cair yang bergantung pada suhu. Ekstraksi pelarut yaitu proses pemisahan dengan menggunakan minimal dua pelarut yang tidak saling bercampur (Suhendra,2007:1-3).
      Dasar pemisahan dengan destilasi adalah perbedaan titik didih dua campuran atau lebih. Jika campuran dipanaskan, maka komponen yang titik didihnya lebih rendah akan menguap terlebih dahulu. Dengan mengatur suhu secara cermat, maka kita dapat menguapkan dan kemudian mengembunkan komponen demi komponen secara bertahap. Pengembunan terjadi dengan mengalirkan uap ke tabung pendingin. Bila campuran mengandung komponen lebih dari dua, maka penguapan dan pengembunan dilakukan bertahap sesuai dengan jumlah komponen itu, dimulai dari titik didihnya yang paling rendah. Akan tetapi pemisahan campuran ini sulit dan biasanya hasil yang didapat sedikit tercampur komponen lain yang titik didihnya berdekatan (Syukri, 1999:16).
            Pada proses destilasi yang sederhana dapat dicontohkan dalam pemisahan natrium klorida dan air misalnya. Maka disini solven yang mudah menguap dari suatu larutan, kemudian dikondisikan untuk mendapat cairan murni. Bila proses ini dilanjutkan, akhirnya semua solven dihilangkan sehingga hanya tinggal solute padatnya saja. Suatu cara yang digunakan untuk mendapatkan hasil yang lebih baik disebut destilasi bertingkat (James, 2000:68).













C.    Alat dan Bahan
a.       Gelas kimia
b.      Tabung reaksi
c.       Kertas saring
d.      Corong
e.       Pemanas + batu didih
f.       Alat destilasi
g.      Kapur
h.      Garam dapur
i.        CuSO4. 5H2O
j.        Aquades












D.    CARA KERJA
1.      Menimbang labu elemeyer /piknometer dan mencatat massanya pada lajur A pada tabel pengamatan.
2.      Memasukkan 100ml etanol ke dalam labu ukur/ piknometer dan menimbang labu tersebut. Dan mencatat massanya pada lajur B pada tabel pengamatan.
3.      Mengurangi massa pada jalur B dengan massa pada jalur A ( mB-mA) sebagai massa alkhol dan mencatat hasilnya pada jalur C. Membagi massa C (alkhol) dengan 100 di peroleh massa jenis etanol  (g/ml) dan mencatat hasilnya pada lajur D pada rabel pengamatan














E.     HASIL PENGAMATAN
1.      Gambar hasil pengamatan
a.       Gambar tangan
IMG0113A

a.      Gambar perbandingan



2.      Tabel hasil pengamatan
No
Item
Data
A.
Volumetric  Flask
107,75 g
B.
Volumetric Flask with 100 ml 70% alcohol
204,441 g
C.
Mass of 100 ml 70% alkohol (B-A)
96,69 g
D.
Density of   70% alkohol (C/100)
0,9669 g/ml
E.
Volumetric flask with 100 ml distilled alcohol
116,27 g
F.
Mass of ml distilled alcohol (E-A)
8,52 g
G.
Density of distilled alcohol (F/100)
0,0852 g/ml

F.     ANALISIS DATA
1.      Dik:  massa labu ukur 250 ml (A) = 107,75 g
                                 massa labu ukur + alcohol 100% (B) = 204,441 g
                        Dit:  massa alcohol 70% (C) … dan massa alcohol D  = (C)/100 ?
                                  Penyelesaian
                            a.   m(C) = m(B) - m(A)                   b. D =
                                           =204,441- 107,75                           =  
                                           = 96,69  g                                      = 0,9669 g/ml 
2.      Dik: hasil destilasi (E) = 116,27 g
        massa labu ukur (A) = 107,75 g       
Dit: massa hasil destilasi alcohol (F) dan G = (F)/100….?
      Penyelesaian
                          a. (F) = E – A                                       b.  G =
            = 116,27   107,75                                =
            = 8,52  g                                                = 0,0852  g/ml
G.    PEMBAHASAN
Destilasi adalah suatu metode pemisahan Hukum Raoult berdasarkan perbedaan titik didih. Hukum Raoult digunakan untuk menjelaskan fenomena yang terjadi pada proses pemisahan yang menggunakan metode destilasi; menjelaskan bahwa tekanan uap suatu komponen yang menguap dalam larutan sama dengan tekanan uap komponen murni dikalikan fraksimol komponen yang menguap dalam larutan pada suhu yang sama. Kesetimbangan fasa cair uap tercapai apabila kecepatan pengupan suatu cairan sama dengan kecepatan pengembunannya.
Prinsip destilasi adalah penguapan cairan dan pengembunan kembali uap tersebut pada suhu titik didih. Titik didih suatu cairan adalah suhu dimana tekanan uapnya sama dengan tekanan atmosfer. Tujuan destilasi adalah pemurnian zat cair pada titik didihnya, dan memisahkan cairan tersebut dari zat padat yang terlarut atau dari zat cair lainnya yang mempunyai perbedaan titik didih cairan murni.
Pada destilasi sederhana, zat-zat yang ingin dipisahkan memiliki perbedaan titik didih yang besar. Untuk memisahkan zat-zat dengan titik didih yang berdekatan, digunakan destilasi fraksinasi atau destilasi bertingkat.
Pada percobaan ini akan dipisahkan campuran yang terdiri dari air dan etanol pada tuak. Titik didih air adalah 100 ºC, sedangkan etanol memilki titik didih 75-80 ºC. karena kedua zat tersebut memiliki perbedaan titik didih yang cukup besar, maka destilasi yang digunakan adalah destilasi sederhana. Pada saat campuran dipanaskan, suhu campuran akan meningkat dan akan ditunjukkan oleh termometer. Ketika temperatur berada di sekitar 75-80 ºC, yakni titik didih etanol, temperatur tersebut dijaga agar tetap berada pada titik didih etanol. Hal ini menunjukkan bahwa pada temperatur 75-80 ºC ini, tekanan uap etanol sama dengan tekanan atmosfer., sehingga etanol akan menguap sedangkan air akan tetap berada pada labu destilasi karena pada temperatur tersebut belum mencapai titik didih air. Akibatnya air akan tetap berada pada fasa cair dan tidak ikut menguap bersama etanol. Hal ini karena tekanan uap air belum mencapai tekanan atmosfer. Uap etanol akan bergerak ke atas dan melalui kondensor. Pada kondensor dialirkan air secara terus-menerus yang berfungsi sebagai pendingin, sehingga pada kondensor ini terjadi peristiwa kondensasi atau pengembunan dimana uap etanol didinginkan sehingga mengembun dan menjadi cairan kembali. Etanol cair kemudian akan mengalir dari kondensor melalui adaptor, lalu ditampung pada erlenmeyer, dan disebut destilat.
Keberhasilan suatu proses destilasi dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satunya yaitu penempatan posisi termometer pada alat destilasi. Penempatan posisi yang salah dapat menyebabkan uap cairan misalnya etanol akan menempel pada termometer dan tidak melewati kondensor untuk melalui proses pengembunan, tetapi akan kembali pada labu destilasi yang berisi campuran cairan. Akibatnya, jumlah destilat yang diperoleh tidak maksimal.
Selain itu, suhu pada termometer juga harus diperhatikan selama proses destilasi. Suhu termometer harus selalu dijaga agar tetap berada pada suhu titik didih cairan yang ingin dipisahkan yakni pada suhu titik didih yang lebih rendah yang akan diperoleh sebagai destilat.












H.    EVALUASI
Soal
1.      Apakah anda mendapatkan berat jenis destilat lrutan alcohol lebih rendah atau lebih tinggi dari larutan alcohol sebelumnya? Mengapa?
2.      Destilasi anggur menghasilkan etanol murni yang tidak berwarna, seperti yang anda harapkan, tetapi minuman keras(brandy), berwarna mengandung rasa yang kompleks. Mengapa?
Jawaban                                                                                            
1.      Kami mendapatkan hasil lebih rendah dari larutan alcohol sebelumnya, karna alcohol sebelumnya hanya 70% dan dicampuri dengan air 30% dan pada saat destilasi terjadi kami dapat hasil alcohol yag lebih murni 100%. Massa air lebih rendah dibandingkan massa alcohol.
2.      Destilasi anggur menghasilkan alkohol murni karena melalui proses fermentasi dengan bantuan organisme yang berperan yakni jamur saccharomyces, yang mengubah glukosa menjadi alkohol.










BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
       Kesimpulan dari praktikum ini yaitu prinsip dasar proses destilasi secara sederhana adalah penguapan cairan dan pengembunan kembali uap tersebut pada suhu titik didih, dimana perbedaan titik didih zat-zat yang ingin dipisahkan cukup besar.

B. Saran
Mohon untuk kakak coaass jangan pernah lelah dalam membimbing kami.

.


































Tidak ada komentar:

Posting Komentar