Sabtu, 13 Februari 2016

penantian kakekku



PENANTIAN KAKEKKU
                Selasa, 7 April 2015. inilah hari terakhir sekaligus hari pertama kakek merasakan perpisahan dengan dunia yang pernah Engkau jalani, dan engkau akan menjamu hari pertama dengan Dunia Baru yang akan membina kakek menuju ke pertemuan dengan Sang Maha Agung.
            Pukul 02:19, engkau dibawa ke RS untuk menetralkan kondisi kakek. Namun kakek tetap saja terbaring lemah tanpa ada penyakit yang merengguti kakek. Sampai pada pukul 12:40, engkau terakhir kali menatap dunia yang telah membesarkan kakek, dan disaat itu pula terakhir kalinya kakek menghirup udara yang telah menjadikan kakek bersemangat menatap masa depan, menggapai cita2 dan tentunya kakek menjalani PENGABDIAN. Dan Malaikat Izrailpun bertamu ke kediaman kakek untuk menuntun kakek menuju ke suatu tempat yang lebih indah dari sebelumnya. Allah membuktikan Cinta-Nya kepadamu dengan memanggilmu untuk segera menjamu-Nya karena Allah merasa tugas kakek sudah selesai di dunia.
            Ketika saya berada ditanah rantauan pada saat hari terakhirmu, saya mengalami suatu tragedi yang diluar kesengajaan saya. Kejadian ini sebagai suatu isyarat kepada saya atas kepulanganmu, dan disaat yang sama pula hati ini tiba2 memikirkanmu dan membuat air mata ini menetes seraya ku melafaskan doa2ku untuk mu.
            Selang beberapa menit kemudian, paman tiba2 menelfon untuk menyegerakan saya pulang karena kakek ingin bertemu dengan saya. Dan disaat saya mempersiapakan kepulangan saya, hujanpun turun seolah2 ingin menghambat langkah saya untuk segera menemuimu. Namun itupun tidak akan menghambat langkah saya. Dengan tubuh yang belum begitu pulih, saya tetap berjalan dengan hati yang tidak tenang dan melewati hambatan yang cukup berat. Selang beberapa lama kemudian, kakak sepupun menelfon untuk menanyakan dimana posisi kediaman saya saat itu, dan menyuruh saya agar langsung kerumah, bukan ke RS.
- - - ----------
- - - - ----------
           
            Saat saya sampai dirumah, saya tidak melihat kakek ataupun fisik kakek. Namun yang saya tatap cuma ruangan kosong tanpa mu, serta tangisan keluarga2 dan orang2 setelah melihat saya masuk dalam rumah. Ucapan mereka begitu terbersik dihati saya dengan kata2 yang mampu membuat air mata mengalir dengan derasnya.
            Setelah kata2  bunda keluar, ternyata engkau telah dihadapkan segera kepada asal muasal kita, dan tanpa sepengetahuan saya. Air mata makin tak tertahankan, hingga langsung saya bergegas menuju tempat peristirahatan terakhirmu meski sendirian. Sewaktu saya pulang dari tempat peristirahatan kakek, emosi saya tiba2 membludak kepada semua keluarga yang ada di rumah. Saya sangat2 kecewa dengan semua keputusan ini, dan dengan beralasan mendung, takut hujan deras, takut banjir, dsb. Berjam2 saya murung dan tidak mau bicara dengan siapa2.
            Namun  saya tau, ini adalah rencana Allah dengan sebaik2 rencana-Nya. Saya harus menerima ini dengan hati yang sabar dan ihklas, walau saya menerima dengan cukup berat.
            Sekarang, tiadalagi sosok kakek yang selalu menasehati, membimbing, dan berbagi cerita2 dan pengalaman2 yang indah.
            Selamat jalan kakekku tercinta. Namamu, jasa2mu akan tetap kami kenang sampai akhir hayat kami. Kini kau telah berada didalam pangkuan-Nya. Doa kami selalu mengiringimu untuk mencapai Ridho-Nya hingga menuntunmu sampai ke Pintu2 Terbaik-Nya.
Aamiin..Aamiin ya Robbal`alamin.
Salam terakhirku dari cucumu: SEPTIAWAN PUTRANTO
Wassalam,,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar