PENANTIAN KAKEKKU
Selasa,
7 April 2015. inilah hari terakhir sekaligus hari pertama kakek merasakan
perpisahan dengan dunia yang pernah Engkau jalani, dan engkau akan menjamu hari
pertama dengan Dunia Baru yang akan membina kakek menuju ke pertemuan dengan
Sang Maha Agung.
Pukul 02:19, engkau dibawa ke RS untuk menetralkan
kondisi kakek. Namun kakek tetap saja terbaring lemah tanpa ada penyakit yang
merengguti kakek. Sampai pada pukul 12:40, engkau terakhir kali menatap dunia
yang telah membesarkan kakek, dan disaat itu pula terakhir kalinya kakek
menghirup udara yang telah menjadikan kakek bersemangat menatap masa depan,
menggapai cita2 dan tentunya kakek menjalani PENGABDIAN. Dan Malaikat Izrailpun
bertamu ke kediaman kakek untuk menuntun kakek menuju ke suatu tempat yang
lebih indah dari sebelumnya. Allah membuktikan Cinta-Nya kepadamu dengan
memanggilmu untuk segera menjamu-Nya karena Allah merasa tugas kakek sudah
selesai di dunia.
Ketika saya berada ditanah rantauan pada saat hari
terakhirmu, saya mengalami suatu tragedi yang diluar kesengajaan saya. Kejadian
ini sebagai suatu isyarat kepada saya atas kepulanganmu, dan disaat yang sama
pula hati ini tiba2 memikirkanmu dan membuat air mata ini menetes seraya ku
melafaskan doa2ku untuk mu.
Selang beberapa menit kemudian, paman tiba2 menelfon
untuk menyegerakan saya pulang karena kakek ingin bertemu dengan saya. Dan
disaat saya mempersiapakan kepulangan saya, hujanpun turun seolah2 ingin
menghambat langkah saya untuk segera menemuimu. Namun itupun tidak akan
menghambat langkah saya. Dengan tubuh yang belum begitu pulih, saya tetap
berjalan dengan hati yang tidak tenang dan melewati hambatan yang cukup berat.
Selang beberapa lama kemudian, kakak sepupun menelfon untuk menanyakan dimana
posisi kediaman saya saat itu, dan menyuruh saya agar langsung kerumah, bukan
ke RS.
- - - ----------
- - - - ----------
Saat saya sampai dirumah, saya tidak melihat kakek
ataupun fisik kakek. Namun yang saya tatap cuma ruangan kosong tanpa mu, serta
tangisan keluarga2 dan orang2 setelah melihat saya masuk dalam rumah. Ucapan
mereka begitu terbersik dihati saya dengan kata2 yang mampu membuat air mata
mengalir dengan derasnya.
Setelah kata2 bunda
keluar, ternyata engkau telah dihadapkan segera kepada asal muasal kita, dan
tanpa sepengetahuan saya. Air mata makin tak tertahankan, hingga langsung saya
bergegas menuju tempat peristirahatan terakhirmu meski sendirian. Sewaktu saya
pulang dari tempat peristirahatan kakek, emosi saya tiba2 membludak kepada
semua keluarga yang ada di rumah. Saya sangat2 kecewa dengan semua keputusan
ini, dan dengan beralasan mendung, takut hujan deras, takut banjir, dsb.
Berjam2 saya murung dan tidak mau bicara dengan siapa2.
Namun saya tau,
ini adalah rencana Allah dengan sebaik2 rencana-Nya. Saya harus menerima ini
dengan hati yang sabar dan ihklas, walau saya menerima dengan cukup berat.
Sekarang, tiadalagi sosok kakek yang selalu menasehati,
membimbing, dan berbagi cerita2 dan pengalaman2 yang indah.
Selamat jalan kakekku tercinta. Namamu, jasa2mu akan
tetap kami kenang sampai akhir hayat kami. Kini kau telah berada didalam
pangkuan-Nya. Doa kami selalu mengiringimu untuk mencapai Ridho-Nya hingga
menuntunmu sampai ke Pintu2 Terbaik-Nya.
Aamiin..Aamiin ya
Robbal`alamin.
Salam terakhirku dari
cucumu: SEPTIAWAN PUTRANTO
Wassalam,,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar