BAB
I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Kimia merupakan salah satu cabang dari ilmu pengetahuan alam
yang membahas tentang unsur, senyawa, dan molekul-molekul alam baik yang
organic maupun non organic, ilmu ini sama seperti ilmu-ilmu alam yang lain baik
dalam mengkaji, meneliti dan mengembangkan masalah alam yaitu dengan proses
ilmiah karena melakukan penelitian dengan system mencari masalah dan menyelesaikan masalah.
Ilmu kimia merupakan ilmu yang
mempelajari materi, komposisi, dan sifat-sifat alam sekitar. Materi merupakan
segala hal yang menempati ruang dan memiliki masa. Komposisi merupakan bagian
dari materi-materi alam yang ada yang dihubungkan dengan materi yang lain..
sedangkan sifat merupakan ciri khas dari materi tersebut.
Karena ilmu kimia membahas tenteng
materi, komposisi dan sifat maka diperlukan suatu riset tertentu untuk dapat
membedakan dan mengklasifikasikan meteri-materi
yang ada berdasarkan kemiripan sifat yang dimilikinya. Jadi segala sesuatu yang
memiliki masa dan menempati ruang diteliti oleh ilmu kimia. Hal ini dilakukan
untuk memenuhui kebutuhan hidup manusia, menjaga, melindungi, dan mencegah
hal-hal yang tidak diinginkan terjadi pada manusia karena pada dasarnya zat-zat
kimia (bagian dari materi) yang ada di alam ini ada yang menguntungkan dan ada
yang merugikan .
Kali ini kami melakukan praktikum mengenai difusi gas dan
pembuatan gas asetilen. Difusi gas adalah pergerakan gas dari tekanan tinggi
ketekanan yang lebih rendah melalui pipa kapiler atau dinding porous.
Pentingnya
kita melakukan praktikum kali ini adalah agar bisa mengetahui difusi gas dan
terbentuknya gas asetilen.
B.
RUMUSAN MASALAH
1.
Bagaimana
proses terjadinya difusi gas?
2.
Bagaiman proses
terbentuknya gas asitilen?
C.
TUJUAN
1.
Untuk
mengetahui bagaimana proses terjadinya difusi gas.
2.
Untuk
mengetahui proses terbentuknya gas asitilen
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pelaksanaan Praktikum
Hari/ tanggal : Kamis, Okt0ber 2014
Waktu :
08.00 WITA – Selesai
Tempat :
Laboraturium pendidikan IPA Biologi
IAIN Mataram
B.
Landasan Teori
Difusi adalah peristiwa mengalirnya/berpindahnya suatu zat dalam pelarut
dari bagian berkonsentrasi tinggi ke bagian yang berkonsentrasi rendah. Perbedaan
konsentrasi yang ada pada dua larutan disebut gradien konsentrasi. Difusi akan
terus terjadi hingga seluruh partikel tersebar luas secara merata atau mencapai
keadaan kesetimbangan dimana
perpindahan molekul tetap terjadi walaupun tidak ada perbedaan konsentrasi.
Contoh yang sederhana adalah pemberian gula pada cairan teh tawar. Lambat laun cairan menjadi manis. Contoh lain
adalah uap air dari cerek yang berdifusi dalam udara.Difusi yang paling sering terjadi adalah
difusi molekuler. Difusi ini terjadi jika terbentuk perpindahan dari sebuah
lapisan (layer) molekul yang diam dari solid atau fluida. (http://www.id.wikipedia.org/wiki/difusi)
Ada beberapa
faktor yang memengaruhi kecepatan difusi, yaitu
a.
Ukuran
partikel. Semakin kecil ukuran partikel, semakin cepat partikel itu akan
bergerak, sehingga kecepatan difusi semakin tinggi.
b.
Ketebalan membran. Semakin tebal membran,
semakin lambat kecepatan difusi.
c.
Luas suatu area. Semakin besar luas area,
semakin cepat kecepatan difusinya.
d. Jarak. Semakin
besar jarak antara dua konsentrasi, semakin lambat kecepatan difusinya.
e.
Suhu. Semakin tinggi suhu, partikel
mendapatkan energi untuk bergerak dengan lebih cepat. Maka, semakin cepat pula
kecepatan difusinya.
Gas terdiri atas molekul-molekul
yang bergerak menurut jalan-jalan yang lurus ke segala arah, dengan kecepatan
yang sangat tinggi. Molekul-molekul gas ini selalu bertumbukan dengan
molekul-molekul yang lain atau dengan menyebabkan adanya tekanan. Gas dibagi
menjadi gas ideal dan gas non ideal (Nyata). Gas ideal yaitu gas yang mengikuti
secara sempura hukum-hukum gas (Boyle, Gay Lussac, dsb). Sedangkan gas non
ideal yaitu gas yang hanya mengikuti hukum-hukum gas pada tekanan rendah. Adapun
hukum-hukum gas, diantaranya hukum boyle yang menyatakan bahwa “volume dari
sejumlah tertentu gas pada temperatur tetap, berbanding terbalik dengan
tekanannya”. Secara matematis, dapat ditunjukkan : (Sukardjo, 1997, : 2)
V =

Hukum yang kedua yakni hukum
Charles atau Gay Lussac 1 dan 2 dapat dijadikan satu, untuk memperoleh
perubahan volue gas terhadap teperatur dan tekanan. Hukum Dalton, pada
temperatur tetap, tekanan total suatu campuran gas sama dengan jumlah tekanan
parsialnya, yaitu tekanan dari gas tersebut bila sendirian ada di dalam
ruangan. Hukum selanjutnya, yakni hukum amagat, hukum ini hampir sama dengan
hukum Dalton, tetapi untuk volume parsial. Yang terakhir yakni hukum Graham,
pada temperatur dan tekanan tetap, kecepatan difusi berbagai gas berbanding
terbalik dengan akar rapatnya atau berat molekulnya.
Dalam penerapan teori kinetik gas, juga
berlaku hukum efusi Graham. Pada tahun 1846, Thomas Graham menunjukkan secara
eksperimen bahwa laju efusi gas melalui lubang kecil ke dalam vakum berbanding
terbalik dengan akar kuadrat massa molarnya. Hukum graham dapat diterapkan pada
efusi campuran dua gas melalui sebuah lubang kecil. Hukum efusi graham hanya berlaku
jika lubang wadah cukup kecil dan tekanan cukup rendah sehingga sebagian besar
molekul mengikuti garis lurus melewati lubang tanpa mengalami tumbukan dengan
sesamanya. Gejala yang sama tetapi lebih rumit ialah difusi (proses naiknya
konsentrasi dari tinggi ke rendah) gas melewati penghalang berpori . (David
W. Oxtoby, 1998, : 113-114)
Asetilena (Nama sistematis: etuna) adalah suatu hidrokarbon yang tergolong kepada alkuna, dengan rumus C2H2. Asetilena merupakan alkuna yang
paling sederhana, karena hanya terdiri dari dua atom karbon dan dua atom
hidrogen. Pada asetilena, kedua karbon terikat melalui ikatan rangkap tiga, dan masing-masing atom karbon memiliki hibridisasi
orbital sp untuk ikatan sigma. Hal ini
menyebabkan keempat atom pada asetilena terletak pada satu garis lurus, dengan
sudut C-C-H sebesar 180°. Asetilena ditemukan oleh Edmund Davy pada 1836, yang menyebutnya karburet baru dari hidrogen. Nama asetilena diberikan
oleh kimiawan Perancis Marcellin Berthelot, pada 1860. Pada 1812, sebuah ledakan asetilena
membutakan fisikawan Gustaf Dalén, yang kemudian pada tahun yang
sama memperoleh hadiah Nobel di bidang fisika. (http:www//id.wikipedia.org/wiki/asetilena)
Gas terdiri dari partikel-partikel independen_atom atau
molekul_ yang bergerak acak. Ini berarti gas akan memasuki wadah apapun yang di
tempatinya. Jika dua gas berbeda ditemukan, partikel keduanya akan bercampur.
Proses ini disebut difusi. Tiga hokum sederhana menggambarkan perilaku gas yang
dapat diperkirakan. Hukum itu adalah hokum Boyle, Hukum tekanan, dan Hukum
Charles. (Ensiklopedia IPA, Visual
Fisika, Kimia, Biologi dan Matematika : 38)
Gas terdiri atas
molekul-molekul yang bergerak
menurut jalan yang lurus dari segala arah, dengan kecepatan yang sangat tinggi.
Molekul-molekul gas ini selalu bertumbukan dengan molekul-molekul yang lain
atau dengan dinding bejana, tumbukan terhadap dinding bejana ini menyebabkan adanya tekanan.
Asetilen merupakan gas yang tidak berwarna, mudah terbakar,. Asetilen adalah
gas sintetis yang diproduksi dari reaksi CaC2 dengan H2O dan disimpan dalam silinder
yang berisi cairan aseton.. Asetilen banyak digunakan untuk pemotongan besi.
Suatu cara
untuk membuat asitelena adalah dengan mereaksikan kalsium karbida (CaC2)
dan air.
CaC2
(S) + 2H2O(l)
→ Ca(OH)2(S ) + C2H2(g) (http://zahabul.blogspot.com/2013/05/laporan-praktikum-kimia-dasar.html)
C.
Alat dan Bahan
1. Alat difusi gas:
a) Stopwatch
b) Gelas kimia
c) Gelas piala
d) Penyangga
e) Pengaduk
f) Penggaris/mistar
g) Kamera
2. Bahan difusi gas
a) HCl
b) NaOH
c) Kapas
d) Aluminium foil
e) Kertas lakmus merah
f) Kertas lakmus biru
3. Bahan gas sitilen
a) Karet balon
b) Korek api
c) Kapas
d) Aquades
e) Kalsium karbida
D.
Cara Kerja
Difusi gas :
1.
Membersihkan dan mengeringkan dua bagian/ujung gelas ukur
100 mL
2.
Memasukkan potongan kertas lakmus biru dengan batang
gelas ke dalam gelas ukur dengan posisi tidur. mendorong kertas ke dasar gelas
3.
Menempatkan gelas ukur pada sisi lain.
4.
Mencelupkan potongan kapas ke dalam HCl dan enaruh di
bagian ujung terbuka (mulut) gelas ukur
5.
Menutup mulut gelas dengan cepat dan ketat
menggunakan potongan aluminium poil
6.
Memulai menghitung waktu. Mencatat waktu yang
diperlukan gas HCl untuk bergerak/berjalan di sepanjang gelas ukur dan sampai
kertas lakmus biru menjadi merah.
7.
Mengukur
panjang gelas piala untuk menentukan jarak terjadinya difusi
8.
Mencatat hasil
pengamatan.
Gas Asetilen :
1.
Meneteskan air, dengan alat penyemprot sekitar 2-3 mL ke
dalam balon
2.
Memasukkan CaC2 dengan cara mendorongkan
potongan kalsium karbida (CaC2), sampai melewati leher balon.
Mencubit-cubit balon sampai menempati tempat yang lebih dalam, kemudian
mengikat leher balon
3.
Melepaskan balon dan mengamati pemuaiannya
4.
Me
5.
ngikat balon tersebut pada tiang sampai 1 meter kemudian
mendekatkannya dengan api
E.
Hasil Pengamatan
1. Gambar
hasil pengamatan
a. Gambar
alat dan bahan
Keterangan :
a. Garam
meja(NaCl)
b. Sendok
pengaduk
c. Pupuk
urea
d. Air
deionisasi
e. AgNO3
f. Soda
pengembang
g. NaOH
h. HNO3
i.
Asam cuka
j.
HCl
k. Gelas kimia
l.
Pipet tetes
b. Gambar
hasil dari pencampuran larutan


![]() |
|||||||||||
![]() |
![]() |
![]() |
|||||||||
![]() |
![]() |
||||||||||
a b c
d f
Keterangan :
a. Rak
tabung reaksi
b. Larutan
urea+NaOH
c. Larutan
soda pengembang+cuka
d. Larutan
soda pengembang+HCl
e. Larutan
NaCl + HNO3+AgNO3
2. Tabel
hasil pengamatan
No
|
Nama bahan
|
Kandungan ion
|
Senyawa pereaksi
|
Keterangan/cara
pereaksi
|
1
|
NaCl
|
Cl-
|
AgNO3
|
Adanya endapan putih
silver
|
2
|
Pupuk urea
|
NH3
|
NaOH3
|
Perubahan warna
lakmus merah menjadi biru
|
3
|
Soda
pengembang
|
H2CO3
atau CO32-
|
HCl
asam cuka
air deionisasi
|
Adanya
gelembung
|
F.
Pembahasan
Difusi
gas merupakan perubahan molekul suatu zat dari konsentrasi yang tinggi ke
konsentrasi yang lebih rendah. . Ada beberapa
faktor yang mempengaruhi kecepatan difusi, yaitu suhu, ukuran partikel,
ketebalan membran, luas
suatu area, dan jarak antara dua konsentrasi
Dalam
praktikum kimia dasar yang ke dua percobaan pertama, larutan yang dipakai
adalah HCl dan NH4OH. Pada percobaan menggunakan HCl, terbukti bahwa
larutan HCl bersifat asam, dilihat dari perubahan warna kertas lakmus dari biru
ke merah waktu 40 sekon. Sedangkan pada larutan NH4OH, kertas lakmus
yang digunakan yakni biru, dan dalam waktu 60 sekon, berubah menjadi merah, berarti, larutan NH4OH
bersifat basa.
Dalam Difusi gas ini, berlaku hukum difusi Graham’s dimana Hukum
difusi graham hanya berlaku jika lubang wadah cukup kecil dan tekanan cukup
rendah sehingga sebagian besar molekul mengikuti garis lurus melewati lubang
tanpa mengalami tumbukan dengan sesamanya.
Setiap larutan memiliki kelajuan yang berbeda-beda. Pada larutan
HCl, memiliki waktu 40 sekon, dengan jarak 0,24 meter, sehingga menghasilkan
kelajuan 0,006 m/s. Sedangkan NH4OH, memiliki waktu 60 sekon, dengan
jarak 0,24 meter, dan menghasilkan kelajuan 0,004 m/s. Dan terakhir yakni rasio
diantara keduanya yaitu 1,5 yang diperoleh dari kelajuan HCl dibagi kelajuan NH4OH
Pada
percobaan ke dua dengan menggunakan gas asetilen (CaC2) yang dapat memproduksi
gas, dimana dapat dilihat pada reaksi balon yang berisi CaC2 dan
air, balon tersebut lama kelamaan akan kembung dan kemudian meledak, disitulah
awan-awan hitam muncul yang merupakan karbondioksida (CO2). Dari
percobaan yang kami lakukan kami mengetahui bahwa semakin banyak kalsium
karbida (CaC2) yang di gunakan maka balon akan lebih cepat pecah.
G.
Evaluasi
Pertanyaan:
1.
Apa tanggapan
yang Anda dapat berikan untuk penyimpanan kalsium karbida?
2.
Apakah kamu
dapat menggambarkan struktur molekul Asetilen?
3.
Apakah
penggunaan secara komersial dari gas Asetilen?
4.
Mengapa
perhitungan rasio dari data eksperimen berbeda dengan rasio secara teori?
5.
Apa hubungan
antara massa gas dan laju difusi?
6.
Mengapa harus
menggunakan silinder kering untuk demonstrasi?
Jawab :
1.
Kalsium karbida
banyak disimpan dan digunakan oleh masyarakat umum sebagai pematangan buah, dan
sebagai bahan pembuatan petasan. Saya rasa tidak apa-apa jika kalsium karbida
disimpan oleh masyarakat umum karena memiliki banyak manfaat, tapi selama tidak
disalah gunakan.
3.
Penggunaan
secara komersial dari gas asetilen adalah sebagai proses pembuatan logam dan
sebagai bahan baku untuk berbagai macam produksi bahan kimia
4.
Karena
adanya kekeliruan dalam penggunaan jumlah serta jenis dari alat dan bahan yang
digunakan
5.
Hubungan
antara massa gas dan laju difusi adalah dimana akar kuadrat dari massa moekul
berbanding terbalik dengan laju difusinya.
6.
Untuk
memperlancar jalannya praktikum dan menghindari kekeliruan, karena apabila
selinder basah maka akan menghambat laju gas untuk menuju tujuan.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Asetilen
merupakan gas yang tidak berwarna, mudah
terbakar,. Asetilen adalah gas sintetis yang diproduksi dari reaksi CaC2
dengan H2O dan disimpan dalam
silinder yang berisi cairan aseton.
Difusi gas adalah
peristiwa mengalirnya/berpindahnya suatu zat dalam pelarut dari bagian
berkonsentrasi tinggi ke bagian yang berkonsentrasi rendah. Perbedaan
konsentrasi yang ada pada dua larutan disebut gradien konsentrasi.
Dan HCl merupakan larutan yang bersifat asam sedangkan NH4OH
bersifat basa. Jika kalsium karbida direksikan dengan air, akan menghasilkan
gas asetilen (C2H2). Sedangkan pada pembakaran gas
acetylene menghasilkan karbon dioksida (CO2) dan panas.
B.
Saran
1.
Saran
Mohon untuk kakak coass. Bersikap adil terhadap nilai seharusnya
nilai konsul dan tidak konsul dibedakan, kenapa harus disamakan TOLONG HARGAI
HASIL KERJA KAMI.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar