Jumat, 18 Januari 2019

ANALISIS KUALITAS SPERMA DAN PENGAMATAN HISTOLOGI TESTIS PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus)


LAPORAN PRAKTIKUM
SPERMATOLOGI
“ANALISIS KUALITAS SPERMA DAN PENGAMATAN HISTOLOGI TESTIS PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus)”

oleh:
Nama  : Septiawan Putranto
NIM    : 186090100111018



PROGRAM MAGISTER BIOLOGI
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2018

LAPORAN PRAKTIKUM
SPERMATOLOGI
“ANALISIS KUALITAS SPERMA”

oleh:
Nama  : Septiawan Putranto
NIM    : 186090100111018


PROGRAM MAGISTER BIOLOGI
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2018


KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya atas limpahan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini. Shalawat dan salam tak lupa kita junjungkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari jaman jahiliyah menuju kejaman yang terang benderang.
Dalam penyusunan laporan ini, penulis menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada dosen pengampu mata kuliah dan pembimbing praktikum laboratorium. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya dan semoga Allah menerima dan meridhoi segala apa yang sudah di kerjakan dan semoga amal baiknya di nilai sebagai ibadah disisi Allah SWT. Amin
Saran, masukan maupun kritik dari pembaca sangat diharapkan agar pada edisi berikutnya dapat menjadi lebih baik. Akhir kata, laporan praaktikum spermatologi ini diharapkan dapat bermanfaat bagi seluruh sivitas akademika Jurusan Biologi Fakultas MIPA maupun pembaca lainnya.

Malang, 7 Desember 2018

Penulis








DAFTARISI

COVER......................................................................................................... i
KATA PENGANTAR................................................................................ ii
DAFTAR ISI................................................................................................ iii
BAB I: PENDAHULUAN.......................................................................... 1
1.1  Latar Belakang............................................................................... 1
1.2  Rumusan Masalah.......................................................................... 1
1.3  Tujuan............................................................................................ 1
1.4  Manfaat..........................................................................................
BAB II: TINJAUAN PUSTAKA............................................................... 2
2.1 Kerangka Konsep.........................................................................
2.2 Hipotesis.......................................................................................
BAB III: METODE PENELITIAN........................................................... 6
3.1  Waktu dan Tempat........................................................................ 6
3.2  Alat dan Bahan.............................................................................. 6
3.3  Langkah Penelitian........................................................................ 6
3.4  Analisis Data..................................................................................
BAB IV: HASIL DAN PEMBAHASAN................................................... 7
4.1  Hasil Pengamatan.......................................................................... 7
4.2  Analisis Prosedur........................................................................... 8
4.3 Pembahasan................................................................................... 8
BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN.................................................... 10
5.1  Kesimpulan.................................................................................... 10
5.2  Saran.............................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Infertilitas adalah tidak tercapainya kehamilan dari pasangan yang telah berhubungan seksual secara teratur tanpa menggunakan alat dan metode kontrasepsi apapun setelah menikah selama 12 bulan atau lebih. Banyak faktor yang mempengaruhi infertilitas, sehingga banyak pasangan tidak memiliki anak disebabkan infertilitas. Terdapat hampir 50 juta pasangan di suluruh dunia pada tahun 2010 yang mengalami masalah infertilitas dan 50% dianatarnya disebabkan faktor dari pria. Penelitian pada tahun 2000 di indonesia 3-4,5 juta dari 30 juta pasangan usia subur mengalami infertilitas. Faktor-faktor yang dapat menimbulkan infertilitas pada pria, dapat disebabkan oleh gangguan spermatogenesis, kelainan pada testis atau di luar testis, gangguan pada transportasi sperma akibat kelainan anatomi dari saluran-saluran yang dilewati sperma. Faktor lainnya yaitu perubahan gaya hidup, radiasi, faktor psikologis, faktor genetik, dan lain-lain.
Spermatozoa ( sperma) yang normal memiliki kepala dan ekor, di mana kepala mengandung materi genetik DNA, dan ekor yang merupakan alat pergerakan sperma. Sperma yang matang memiliki kepala dengan bentuk lonjong dan datar serta memiliki ekor bergelombang yang berguna mendorong sperma memasuki air mani. Kepala sperma mengandung inti yang memiliki kromosom dan juga memiliki struktur yang disebut akrosom. Akrosom mampu menembus lapisan jelly yang mengelilingi telur dan membuahinya bila perlu. Sperma diproduksi oleh organ yang bernama testis dalam kantung zakar. Hal ini menyebabkan testis terasa lebih dingin dibandingkan anggota tubuh lainnya. Pembentukan sperma berjalan lambat pada suhu normal, tapi terus-menerus terjadi pada suhu yang lebih rendah dalam kantung zakar.
Pada tubulus seminiferus testis terdapat sel-sel induk spermatozoa atau spermatogonium. Selain itu juga terdapat sel Sertoli yang berfungsi memberi makan spermatozoa juga sel Leydig yang terdapat di antara tubulus seminiferus. Sel Leydig berfungsi menghasilkan testosteron.
Spermatogonium berkembang menjadi sel spermatosit primer. Sel spermatosit primer bermiosis menghasilkan spermatosit sekunder. Spermatosit sekunder membelah lagi menghasilkan spermatid. Spermatid berdeferensiasi menjadi spermatozoa masak. Bila spermatogenesis sudah selesai, maka ABP (Androgen Binding Protein) testosteron tidak diperlukan lagi, sel Sertoli akan menghasilkan hormon inhibin untuk memberi umpan balik kepada hiposis agar menghentikan sekresi FSH dan LH. Kemudian spermatozoa akan keluar melalui uretra bersama-sama dengan cairan yang dihasilkan oleh kelenjar vesikula seminalis, kelenjar prostat, dan kelenjar Cowper. Spermatozoa bersama cairan dari kelenjar-kelenjar tersebut dikenal sebagai semen atau air mani. Pada waktu ejakulasi, seorang laki-laki dapat mengeluarkan 300 – 400 juta sel spermatozoa. Pada laki-laki, spermatogenesis terjadi seumur hidup dan pelepasan spermatozoa dapat terjadi setiap saat.
Pada akhir proses, terjadi pertumbuhan dan perkembangan atau diferensiasi yang rumit, tetapi bukan pembelahan sel, yaitu mengubah spermatid menjadi sperma yang fungsional. Nukleus mengecil dan menjadi kepala sperma, sedangkan sebagian besar sitoplasma dibuang. Sperma ini mengandung enzim yang memegang peranan dalam menembus membran sel telur.
1.2  Rumusan Masalah
Bagaimana cara analisis kualitas sperma?
1.3  Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui cara analisis kualitas sperma.
1.4  Manfaat Penelitian
Manfaat setelah melaksanakan praktikum ini adalah agar dapat membantu pembaca, mahasiswa, dan peneliti biologi mempelajari dan mengetahui cara analisis kualitas sperma dengan peran dan struktur jaringan penyusun sistem genital maskulin seperti jaringan penyusun epididimis dan testis, serta normalitas, viabilitas, dan abnormalitas sperma.







BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kerangka Konsep
Secara skematis konsep penelitian digambarkan sebagai berikut:
Analisis kualitas sperma
 

         
Terdapat variasi kualitas sperma (normalitas, viabilitas, abnormalitas)
Menganalisis kualitas sperma tikus

Pengamatan variasi kualitas sperma
Sperma dari caudal epipidimis kanan

 








2.2 Hipotesis
Adanya variasi pada kualitas sperma mulai dari normalitas, viabilitas, dan abnormalitas.








BABA III
METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat
Hari, Tanggal          : Jum’at, 16 November 2018
Waktu                     : 13.00 - selesai WIB
Tempat                    : Laboratorium BIOMOL
3.2 Alat dan Bahan
a. Alat
- Mikroskop
- Pipet tetes
- Cawan petri
- Kaca preparat
- Hemositometer
b. Bahan
- Sperma tikus
- Aquades
- Eosin
- PBS/NCl
3.3 Langkah Penelitian
- Menyediakan testis tikus
- Mengambil caudal epididimis tikus
- Dilarutkan dengan NCl 0,9 % = 2 ml
- Dicacahi/disayat
- Diambil menggunakan pipet
- Diteteskan pada pipet dibawah mikroskop dengan pengambilan 10 µl sperma
3.5  Analisis Data
Data-data hasil pengamatan akan dianalisis dan dihitung dengan menggunakan rumus menghitung konsentrasi dan rumus abnormalitas.
Menghitung Abnormalitas
Jenis sperma yang mengalami abnormal bisa dilihat dari kepala, leher, dan ekor dengan struktur morfologi yang tidak sempurna.
Untuk menghitung atau mendapatkan data sperma abnormalitas, bisa dilakukan dengan rumus:
Menghitung Konsentrasi
Menghitung konsentrasi tidak harus yang hidup, akan tetapi menghitung konsentrasi dapat dilakukan pada sperma baik yang hidup atau yang mati.
sel absolut   = BP x FP x ∑ sel x 104

















BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Sperma diamati dibawah mikroskop dengan perbesaran 10x10. Pengukuran sperma dilakukan dengan menggunakan hemositometer. Adapun jumlah total sperma yang telah dukur dan yang terhitung adalah 420, jumlah total sperma yang abnormalitas adalah 127, dan jumlah sperma yang viabilitas 212. Motilitas dapat dilihat dari beberapa lapang pandang (4 – 5%), dan motilitas pada penelitian ini mencapai 30%.
Normalitas
Viabilitas
Abnormalitas

Gambar 1: Hasil pengamatan kualitas sperma secara normalitas, viabilitas, dan abnormalitas
Menghitung Konsentrasi
Menghitung konsentrasi tidak harus yang hidup, akan tetapi menghitung konsentrasi dapat dilakukan pada sperma baik yang hidup atau yang mati.
Tabel 1: jumlah dan lokasi keberadaan sperma pada kaca pengamatan




2




2




6




3




3


sel absolut   = BP x FP x ∑ sel x 104
                                = 5 x 50 x 16 x 104
                        = 4000 x 104
                                = 107 / ml (1 jt sel / ml)
4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, jumlah total sperma yang telah dukur dan yang terhitung adalah 420, jumlah total sperma yang abnormalitas adalah 127, dan jumlah sperma yang viabilitas 212. Motilitas dapat dilihat dari beberapa lapang pandang (4 – 5%), dan motilitas pada penelitian ini mencapai 30%.
Semen segar yang digunakan pada penelitian ini merupakan hasil dari koleksi spesimen praktikum/riset di Laboratorium BIOMOL.
            Hasil penelitian semen secara mikroskopis disajikan pada gambar 1. Gerakan massa sperma dinilai berdasarkan kecendrungan sperma bergerak ke satu arah yaitu +++ menunjukkan semen segar yang digunakan masih baik. Toelihere (1993) menjelaskan bahwa kualitas semen tergolong sangat baik jika gerakan massa spermatozoa (+++) terlihat gelombang-gelombang besar, banyak, gelap, tebal dan aktif bagaikan gumpalan awan hitam yang bergerak cepat berpindah-pindah, dan tergolong baik jika gerak massa spermatozoa (++) apabila terlihat gelombang-gelombang kecil, tipis, kurang jelas, dan bergerak lamban sedangkan gerakan individu mencerminkan daya hidup sperma dengan rata-rata yang berguna untuk menilai fertilitas pejantan dengan rata-rata yaitu 80%. Nilai tersebut menunjukkan bahwa rata-rata motilitas semen segar sapi masih baik. Salisbury dan Denmark (1985) menjelaskan bahwa persentase gerakan individu minimal 70% semen segar dikatakan normal apabila semen tersebut mengandung spermatozoa yang memperlihatkan daya gerak aktif dan gerakan bergelombang dan konsentrasi semen segar sapi bali 1000 juta sel sperma / ml semen.
Penurunan persentase hidup spermatozoa terjadi disaat penambahan level NaCl yang makin tinggi, hal ini menunjukkan bahwa daya tahan hidup spermatozoa sangat baik. Dikatakan viabilitasnya bagus karena dibutuhkan konsentrasi larutan NaCl yang tinggi untuk bisa mematikan sel spermatozoa namun penurunan persentase hidup ini belum mencapai 0% karena kemungkinan NaCl juga merupakan larutan yang isotonis dengan plasma darah.
Dari hasil uji abnormalits sperma, jumlah sperma yang abnormal adalah sebanyak 127 sperma, jumlah total sperma sebanyak 420 sperma, dan dikalikan dengan 100% sehingga menghasilkan  persentase abnormalitas sebanyak 0,3023%.
Hasil uji konsentrasi, sperma yang diamati dibawah mikroskop dengan perhitungan menggunakan kaca benda terhitung; jumlah sperma yang berada pada baris dan kolom bagian pertama 1 yaitu sebanyak 3 sperma, jumlah sperma pada baris dan kolom yang ke 2 yaitu sebanyak 3 sperma, jumlah sperma pada baris yang ke 3 yaitu sebanyak 6 sperma, jumlah sperma pada baris yang ke 4 yaitu 2 sperma, dan jumlah sperma pada baris yang ke 5 yaitu sebanyak 2 sperma. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat konsentrasi sperma berbeda-beda dan bervariasi.












BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil uji abnormalits sperma, jumlah sperma yang abnormal adalah sebanyak 127 sperma, jumlah total sperma sebanyak 420 sperma, dan dikalikan dengan 100% sehingga menghasilkan  persentase abnormalitas sebanyak 0,3023%.
Hasil uji konsentrasi, sperma yang diamati dibawah mikroskop dengan perhitungan menggunakan kaca benda terhitung; jumlah sperma yang berada pada baris dan kolom bagian pertama 1 yaitu sebanyak 3 sperma, jumlah sperma pada baris dan kolom yang ke 2 yaitu sebanyak 3 sperma, jumlah sperma pada baris yang ke 3 yaitu sebanyak 6 sperma, jumlah sperma pada baris yang ke 4 yaitu 2 sperma, dan jumlah sperma pada baris yang ke 5 yaitu sebanyak 2 sperma. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat konsentrasi sperma berbeda-beda dan bervariasi.
5.2 Saran
Untuk melengkapi dan menyempurnaan laporan ini, penulis mengharapkan saran agar kedepannya lebih baik lagi.











LAPORAN PRAKTIKUM
SPERMATOLOGI
“PENGAMATAN HISTOLOGI TESTIS PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus)”

oleh:
Nama  : Septiawan Putranto
NIM    : 186090100111018


PROGRAM MAGISTER BIOLOGI
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2018


KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya atas limpahan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini. Shalawat dan salam tak lupa kita junjungkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari jaman jahiliyah menuju kejaman yang terang benderang.
Dalam penyusunan laporan ini, penulis menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada dosen pengampu mata kuliah dan pembimbing praktikum laboratorium. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya dan semoga Allah menerima dan meridhoi segala apa yang sudah di kerjakan dan semoga amal baiknya di nilai sebagai ibadah disisi Allah SWT. Amin
Saran, masukan maupun kritik dari pembaca sangat diharapkan agar pada edisi berikutnya dapat menjadi lebih baik. Akhir kata, laporan praaktikum spermatologi ini diharapkan dapat bermanfaat bagi seluruh sivitas akademika Jurusan Biologi Fakultas MIPA maupun pembaca lainnya.

Malang, 7 Desember 2018

Penulis








DAFTARISI

COVER......................................................................................................... i
KATA PENGANTAR................................................................................ ii
DAFTAR ISI................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................ 1
1.1  Latar Belakang............................................................................... 1
1.2  Rumusan Masalah.......................................................................... 1
1.3  Tujuan............................................................................................ 1
1.4  Manfaat..........................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................ 2
2.1 Kerangka Konsep.........................................................................
2.2 Hipotesis.......................................................................................
BAB III METODE PENELITIAN............................................................
3.1  Waktu dan Tempat........................................................................
3.2  Alat dan Bahan..............................................................................
3.3  Langkah Penelitian........................................................................
3.4  Analisis Data..................................................................................
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN....................................................
4.1  Hasil Pengamatan..........................................................................
4.2  Analisis Prosedur...........................................................................
4.3 Pembahasan...................................................................................
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.....................................................
5.1  Kesimpulan....................................................................................
5.2  Saran..............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

BAB I
 PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Sistem genitalia merupakan alat reproduksi yang mempunyai peranan penting dalam usaha mempertahankan eksistensi jenis hewan dengan cara berkembang biak. Sistem genitalia dibedakan menjadi dua bagian yaitu genitalia maskulin dan genitalia feminin. Sistem genitalia maskulin terdiri atas testis, saluran, kelenjar dan bagian eksterna. Testis berupa glandula tubuler komplek yang dibungkus oleh kapsula fibrosa yang tebal (tunika albugenia) dan lapisan peritonium tunika vaginalis viseralis, yang berupa jaringan ikat kolagen yang miskin vasa darah dan elemen elastis. Tunika albugenia kaya akan vaskularisasi (stratum vaskuler). Testis, terdapat tubulus seminiferus yang dibungkus jaringan ikat halus (sel intertestial). Dinding tubulus seminiferus terdiri dari sel epithelium komplek yang terdiri atas 2 macam sel yaitu : Sel penyokong dan sel spermatogenik. Sel penyokong disebut sel sustentakulum atau sel sentroli, sedangkan sel spermatogenik dibagi menjadi beberapa berdasarkan morfologinya yaitu : spermatogonia, spermatosit primer dan sekunder, spermatid dan spermatozoa. Sel sertoli melekat pada lamina basalis dan sel spermatogenik dekat dengan lumen (Hurkat, 1976 ).
Sel sertoli berfugsi untuk melindungi sel sprematogenik yang sedang berkembang dan memberi nutrisi sel spermatogenik dan proses pelepasan spermatozoa yang sudah dewasa. Sel sertoli yang tampak mengalami mitosis, tetapi lebih tahan terhadap panas, radiasi dan beberapa agen toksik yang mudah merusak sel spermatogenik. Spermatogonia terdiri atas caput dan kauda. Kauda sendiri terdiri atas neck (leher), middle piece (bagian tengah), principal (bagian pokok) dan end piece (bagian ujung). Sel Interstitial atau sel leydig merupakan jaringan ikat halus yang membungkus testis, berisi serabut saraf. Fungsi sel leydig yaitu : mengatur aktivitas kelenjar prostat, memelihara tanda khas jantan dan mengatur aktivitas spermatogenesis yang dibantu oleh hormon FSH dan Hipofisis (Junqueira, 1995).
1.2  Rumusan Masalah
Bagaimana cara mengamati dan memahami struktur histologi dari organ reproduksi jantan pada testis tikus putih (Rattus norvegicus)?


1.3  Tujuan Penelitian
Praktikum ini bertujuan untuk mengamati dan memahami struktur histologi dari organ reproduksi jantan pada testis tikus putih (Rattus norvegicus)
1.4  Manfaat Penelitian
Manfaat setelah melaksanakan praktikum ini adalah agar dapat membantu pembaca, mahasiswa, dan peneliti biologi mempelajari peran dan struktur jaringan penyusun sistem Genital Maskulin dan Feminin seperti jaringan penyusun epididimis, teatis, serta ovarium dan dapat dimanfaatkan dalam riset mengenai patohistologi.



























BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Saluran terdiri atas Tubuli rekti, Rete testis (terdapat dalam testis), Duktuli Efferentes Testis, Duktus epididimis (terdapat dalam epididimis), Duktus deferens, Urethra (pars pelvina dan pars penis). Tubuli rekti berupa saluran pendek pada lobuli testis dengan epitel kubus selapis pada membrana basalis. Rete testis berupa saluran atau rongga yang saling berhubungan dalam mediastinum testis, terdiri epitel pipih selapis dan pembuluh darah serta saraf. Duktuli efferentes memiliki epithel silindris sebaris dengan dua macam sel, yakni : sel basilia (kinocilia) dan sel tanpa silia dengan banyak butir sekreta di dalamnya, sel ini menunjukkan aktivitas bersekresi. Sekreta dari sel berperan dalam proses pendewasaan dari spermatozoa dalam epididimis. Epididimis atau anak buah pelir, secara anatomis terdiri atas caput, korpus dan kauda epididimis. Epididimis terdiri atas jaringan ikat tunika albuginea sebagai stroma dengan mengandung otot polos yang didalamnya terdapat saluran yang merupakan parenkhim, yakni duktulis efferentes dan duktus epididimis. Fungsi epididimis : Menyimpan sementara spermatozoa. Duktus Deferens berupa saluran tunggal yang keluar dari kauda epididimis. Duktus deferens dibagi menjadi dua bagian, yakni : bagian yang tidak berkelenjar (Duktus deferens) dan bagian yang berkelenjar (Ampulla). Funikulus Spermatikus berbentuk buluh, dibalut oleh peritonium, didalamnya terdapat duktus deferens, pembuluh darah, saraf dan berkas otot polos.Uretra mempunyai ukuran yang cukup panjang, berdasarkan letaknya dibagi menjadi Uretra pars prostatika, uretra pars pelvina dan uretra pars penis (Adnan, 2006).
Kelenjar Asesorius (Glandula genitales asesorius) mempunyai ciri-ciri : Kelenjar bermuara pada uretra, bagian stroma (kapsula jaringan ikat interstitial, trabekula, septa) sering terdapat otot polos, kontraksi otot tersebut dapat mendorong skreta, khususnya pada proses ejakulasi dan Kelenjar berbentuk tubulus bercabang dengan lobulasi cukup jelas, bagian ujung kelenjar yang meluas membentuk sinus koligentes sebagai penampang sekreta. Kelenjar asesorius dibagi menjadi empat yaitu : ampula, vesibulares, prostat dan bulbo uretralis. Bagian eksternal terdiri atas penis, prepusium dan skrotum. Penis dapat dibagi atas korpus dan glans. Korpus penis terdiri atas : Jaringan erektil korpus kavernosum penis, uretra yang dikelilingi oleh korpus kavernosum uretrae, muskuli bulbo-kavernosus dan retraktor penis. Prepusium terdiri atas dua bagian yakni : Bagian exsternal yang merupakan kelanjutan dari kulit abdomen disebut : Pars parietalis dan pars viseralis, keduanya bertemu pada orifisium preputi. Pars parietalis terlipat kedalam dan ke muka pada forniks dan menutup ujung penis sebagai pars viseralis. Skrotum terdiri atas integumentum kommunis dan tunika dartos. Kulit skrotum lebih tipis, rambut lebih sedikit dan kaya akan glandula. Terdapat glandula sebasea dan glandula kulit tubuler. Tunika dartos terdiri atas berkas otot polos yang arahnya tidak teratur serta serabut kolagen dan elastis (Bresnick, 2003).
2.1 Kerangka Konsep
Secara skematis konsep penelitian digambarkan sebagai berikut:
Analisis kualitas sperma
 

         
Terdapat variasi kualitas sperma (normalitas, viabilitas, abnormalitas)
Menganalisis kualitas sperma tikus

Pengamatan variasi kualitas sperma
Sperma dari caudal epipidimis kanan

 

















BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat
Hari, Tanggal          : Jum’at, 23 November 2018
Waktu                     : 13.00 - selesai WIB
Tempat                    : Laboratorium BIOMOL
3.2 Alat dan Bahan
- Testis
- Mikroskop
- Kaca benda
- Eosin
- Pipet tetes
- Cawan petri
3.3 Langkah Penelitian
- Mengambil testis tikus
- Diletakkan di cawan petri
- Disayat
- Diberikan pewarna eosin
- Diambil dengan pipet tetes dan diletakkan di kaca benda
- Diamati dibawah mikroskop dan dianalisis dengan aplikasi
3.4 Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan aplikasi dan literatur yang telah didiskusika dengan asisten alboratorium.


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Berdasarkan hasil pengamatan, pada gambar 1 dan gambar 2 adalah tampang pengamatan setelah perlakuan dan setelah dikalibrasi.




Gambar 1: Tampang pengamatan setelah perlakuan
Kalibrasi 200x
Kalibrasi 400x
Gambar 2: kalibrasi

4.2 Analisis Prosedur
- Menyediakan alat dan bahan
- Diberikan perlakuan
- Diamati dengan mikroskop
- Dan dianalisis dengan menggunakan aplikasi Optilab Advice.
4.3 Pembahasan
     Berdasarkan hasil pengamatan pada preparat penampang melintang epididimis pada perbesaran 400X terlihat adanya bagian-bagian epididimis seperti stereocilia, epitel pseudostratified columnar ciliated, fibre muscle, spermatozoa dan lamina propia. Lumen epididymis hanya dilapisi oleh satu macam sel yaitu sel berambut silia yang tidak bergerak, karena silianya tidak bergerak maka sel-sel ini disebut stereo silia. (Sukra, 2000). 
Epididymis merupakan pipa panjang dan berkelak-kelok yang menghubungkan vasa eferensia pada testis dengan ductus deferens (vas deferens). Epidydimis berperan sebagai tempat untuk pemasakan spermatozoa sampai pada saatspermotozoa dikeluarkan dengan ejakulasi (Frandson,1992). 
Spermatozoa bergerak dari tubulus seminiferus lewat ductus deferens menuju ke kepala epididymis. Spermatozoa belum masak ketika meninggalkan testikel dan harus mengalami periode pemasakan di dalam epididymis sebelum mampu membuahi ovum. (Blakely dan David,1998). 
Menurut Wahyuni (2012) Epididymis merupakan saluran spermatozoa yang panjang dan berbelit, terbagi atas kaput, korpus, dan kauda epididimidis, melekat erat pada testis dan dipisahkan oleh tunika albugeni. Organ tersebut berperan penting pada proses absorpsi cairan yang berasal dari tubuli seminiferi testis, pematangan, penyimpanan dan penyaluran spermatozoa ke duktus deferens sebelum bergabung dengan plasma semen dan diejakulasikan ke dalam saluran reproduksi betina.
Epididymis mempunyai empat fungsi utama yaitu pengankutan atau transportasi, konsentrasi atau pengen talan maturasi dan penyimpanan spermatozoa. Pengankutan spermatozoa diangkut dari rete testis keductuli efferents testis oleh tekanan cairan didalam testis. Pengentalan spermatozoa dari suspense sperma encer yang berasal dari testis dengan konsentrasi 25.000 sampai 350.000 sel per mm3, air diresorbsi kedalam sel-sel epitel terutama pada caput. Pematangan spermatozoa mungkin dicapai atas pengaruh sekresi dari sel-sel epithel. Spermatozoa dari bagian cauda epididymis telah memiliki kemampuan membuahi oosit yang sama baiknya dengan spermatozoa hasil ejakulasi. Penyimpanan terjadi di cauda Epididymis. Konsentrasi spermatozoa sangat tinggi dan lumuen ductus tersebut relative lebih luasSetengah dari jumlah spermatozoa disimpan didalam cauda yang membentuk seperempat dari panjang saluran epididymis. Waktu yang dibutuhkan untuk perjalanan spermatozoa melalui epididymis bervariasi dan tergantung pada kondisinya tetapi mungkin tidak kurang dari 14 hari pada semua golongan hewan (Feradis,2010).
Sel sertoli berfugsi untuk melindungi sel sprematogenik yang sedang berkembang dan memberi nutrisi sel spermatogenik dan proses pelepasan spermatozoa yang sudah dewasa. Sel sertoli yang tampak mengalami mitosis, tetapi lebih tahan terhadap panas, radiasi dan beberapa agen toksik yang mudah merusak sel spermatogenik. Spermatogonia terdiri atas caput dan kauda. Kauda sendiri terdiri atas neck (leher), middle piece (bagian tengah), principal (bagian pokok) dan end piece (bagian ujung). Sel Interstitial atau sel leydig merupakan jaringan ikat halus yang membungkus testis, berisi serabut saraf. Fungsi sel leydig yaitu : mengatur aktivitas kelenjar prostat, memelihara tanda khas jantan dan mengatur aktivitas spermatogenesis yang dibantu oleh hormon FSH dan Hipofisis (Junqueira, 1995).
Berdasarkan hasil pengamatan pada preparat penampang melintang testis pada perbesaran 400X terlihat adanya bagian-bagian testis seperti tunika albuginia, sel leydig, lamina propia, spermatozoa, spermatid, spermatogonium (2n), sel sertoli, spermatosit primer dan spermatosit sekunder.
Di bawah kulit scrotum terdapat tunica dartos, suatu selubung yang terdiri dari jaringan fibroelastik dan otot licin. Di bagian tengah (sepanjang raphe scroti) membentuk septum scroti yang memisahkan scrotum dalam sebuah kantong yang terpisah. Lapisan berikutnya dalah tunica vaginalis communis suau fascia scrotalis tebal berwarna putih yang mengelilingi ke dau tengahan scrotum secara terpisah, dan di bagian tengah di selubungi oleh lapisan parietal, processus vaginalis, suatu evaginasi dari peritonium (Feradis,2010).
Skrotum dengan otot–otot licinnya, lapisan fibrosa dan kulit berfungsi menunjang dan melindungi testes dan epididymis dan mempertahankan suhu yang lebih rendah daripada suhu badan yang diperlukan agar spermatogenesis berlangsung secara normalSuhu testes 5 sampai 6oc di bawah suhu badan. Terdapat mekanisme yang berbeda yang bekerja secara terpisah sehingga pengaturan suhu tersebut dapat berhasil. Suhu dingin, otot-otot cremaster dapat menarik scrotum sehingga suhu testes dapat dipertahankan hangat. Pada suhu panas otot tersebut mengendur dan testes turun menjauhi tubuh sehingga memungkinkan pelepasan panas hingga suhu testes menjadi lebih dingin. Otot lain yaitu tunica dartos yang mengelilingi kulit scrotum dapat mengerut atau mengendorkan permukaan scrotum dan hal ini akan memperluas permukaan scrotum sehingga mempengaruhi kecepatan hilangnya panas (Feradis,2010).
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Sistem genitalia merupakan alat reproduksi yang mempunyai peranan penting dalam usaha mempertahankan eksistensi jenis hewan dengan cara berkembang biak. Pada pengamatan sistem genital maskulin yang diamati adalah bagian epididimis dan testis. Pada epididimis memiliki bagian-bagian seperti stereocilia, epitel pseudostratified columnar ciliated, fibre muscle, spermatozoa dan lamina propia, sedangkan testis memiliki bagian-bagian seperti tunika albuginia, sel leydig, lamina propia, spermatozoa, spermatid, spermatogonium (2n), sel sertoli, spermatosit primer dan spermatosit sekunder.

5.2 Saran
Untuk melengkapi dan menyempurnaan laporan ini, penulis mengharapkan saran agar kedepannya lebih baik lagi.


















DAFTAR PUSTAKA

Adnan dan Pagarra, Halifah. 2010. Struktur Hewan. Makassar: Jurusan Biologi
    FMIPA UNM.
Amenta, peter S, 1990. Histologi dan Embriologi. Bandung: ITB.
Bevelander, Gerrit. 1988. Dasar–Dasar Histologi Edisi Kedelapan. Jakarta: Erlangga.
Betibops.2014.http://www.histology.world.com/photoalbum/displayimage.php?album=59&pid=3564#top_display_media. Diakses tanggal 6 Desember 2018.
Bresnick, Stephen. 2003. Intisari Biologi. Jakarta: Hipokrates.
Bracegirdle, Brian., Freeman.H.W.1970. An Atlas Histology.
Blakely, J and David.H.Bade. 1998. Ilmu Peternakan. Gadjah Mada University Press. Yogjakarta.
Dellman, Dieter, H., and Brown, Esther M. 1989. Buku Teks Histologi Veteriner, edisi ketiga, hal 108. Penerbit Universitas Indonesia. Jakarta.
Frandson, R.D.1992. Anatomi dan Fisiologi Ternak. Edisi Keempat. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Feradis. 2010. Reproduksi Ternak. Alfabeta. Bandung.
Hurkat, P. and Mathur. 1976., A Text Book of Animal Physiology. S Chand and Co. Ltd., New Delhi.
Jamilatun.2011.http://jamilatunhidayah.duniakuhidupmu.blogspot.com/2011_12_01_archive.html. Diakses tanggal 6 Desember 2018.
Junquiera, Carlos L., Carnerro Jote, Kelley Robert V. 1995. Histologi Dasar. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Kumar, Robin. 2002. Ovarium dalam Buku Ajar Patologi II Edisi 4. Jakarta: EGC.
Lesson paparo, alih bahasa dr Jon Tambayon.1991. Buku ajar Histologi. Buku penerbit  kedokteran EGC : Jakarta.
Sukra, Y. 2000. Wawasan Ilmu Pengetahuan Embrio ; Benih Masa Depan. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional : Jakarta.
Udel.2014.http://www.udel.edu/biology/Wags/histopage/wagnerart/anaglyphpage/anaglyph.html. Diakses tanggal 6 Desember 2018.
Yovita. 2014. http://yovitayudith.blogspot.com/. Diakses tanggal 6 Desember 2018.


1 komentar:

  1. Depo 20ribu bisa menang puluhan juta rupiah
    mampir di website ternama I O N Q Q
    paling diminati di Indonesia,
    di sini kami menyediakan 9 permainan dalam 1 aplikasi
    ~bandar poker
    ~bandar-Q
    ~domino99
    ~poker
    ~bandar66
    ~sakong
    ~aduQ
    ~capsa susun
    ~perang baccarat (new game)
    segera daftar dan bergabung bersama kami.Smile
    Whatshapp : +85515373217

    BalasHapus